Pertempuran Dan-no-ura | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Genpei | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Klan Minamoto | Klan Taira | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Minamoto no Yoshitsune |
Taira no Munemori Taira no Tomomori | ||||||||
Kekuatan | |||||||||
300 kapal[1] | 400-500 kapal[1] |
Pertempuran Dan-no-ura (壇ノ浦の戦い , Dan-no-ura no tatakai) adalah pertempuran laut besar yang berlangsung selama Perang Genpei di Dan-no-ura, Selat Shimonoseki, di ujung selatan pulau Honshū. Pada 25 April 1185, armada klan Genji (Minamoto) yang dipimpin oleh Minamoto no Yoshitsune berhasil mengalahkan armada klan Heike (Taira). Arus yang kuat pada pagi hari sempat menguntungkan Taira, tetapi malah berbalik menjadi senjata makan tuan pada siang hari. Kaisar Antoku yang masih muda adalah salah satu bangsawan Taira yang gugur dalam pertempuran ini.[1]
Klan Taira kalah jumlah, tetapi menurut beberapa sumber mereka lebih unggul dari klan Minamoto karena mereka mengenal arus di wilayah tersebut dan taktik pertempuran laut pada umumnya. Klan Taira membagi armada mereka menjadi tiga skuadron, sementara musuh mereka tiba dalam jumlah yang besar.[2] Anak panah menghujani kedua belah pihak pada awal pertempuran. Klan Taira kemudian mencoba memanfaatkan arus untuk mengepung kapal-kapal musuh. Mereka menyerbu kapal Minamoto dan pertempuran pedang mulai berlangsung. Namun, arus kemudian berubah dan Minamoto kembali unggul.[3]
Salah satu faktor penting yang memungkinkan kemenangan klan Minamoto adalah pengkhianatan seorang jenderal Taira yang bernama Taguchi Shigeyoshi. Ia menyerang Taira dari belakang[4] dan juga memberitahu kepada klan Minamoto lokasi Kaisar Antoku. Pemanah lalu memusatkan perhatian pada kapal Kaisar dan armada yang tersisa. Banyak pasukan Taira yang bunuh diri setelah melihat bahwa mereka akan kalah.[3]
Kekalahan Taira mengakhiri ambisi mereka untuk menguasai Jepang. Minamoto Yoritomo lalu menjadi Shogun pertama dan mendirikan pemerintahan militernya ('bakufu') di Kamakura.
Semenjak pertempuran ini, kepiting Heike yang dapat ditemukan di Selat Shimonoseki diyakini merupakan arwah prajurit-prajurit Taira akibat bentuk cangkangnya yang seperti "wajah samurai".