Pertempuran Krtsanisi

Pertempuran Krtsanisi

Pertempuran Krtsanisi oleh Valerian Sidamon-Eristavi
Tanggal8-11 September 1795
(3 hari)
LokasiKrtsanisi, Tbilisi
Hasil Kemenangan Dinasti Qajar
Perubahan
wilayah
Tbilisi ditaklukan dan dijarah, Georgia timur sempat diduduki kembali oleh Persia[1][2][3][4]
Pihak terlibat
Kerajaan Kartli-Kakheti
Kerajaan Imereti

Dinasti Qajar

Tokoh dan pemimpin
Erekle II
Solomon II
Agha Mohammad Khan
Kekuatan
3.000
2.000
35.000[5][6] atau 40.000[7]
Korban
4.000 pasukan tewas. Tidak diketahui jumlah yang terluka atau ditawan[5]
15.000[7][8][9] tawanan (warga) dipindah ke daratan Persia
13.000 tewas. Tidak diketahui jumlah yang terluka atau ditangkap[5]

Pertempuran Krtsanisi (bahasa Georgia: კრწანისის ბრძოლა, k'rts'anisis brdzola) adalah pertempuran yang berlangsung di Krtsanisi di dekat Tbilisi, Georgia, dari tanggal 8 hingga 11 September 1795. Pertempuran ini melibatkan Dinasti Qajar dari Iran melawan Kerajaan Kartli-Kakheti dan Kerajaan Imereti. Sebelumnya, penguasa Dinasti Qajar yang bernama Agha Mohammad Khan Qajar telah memutuskan untuk menyerang Georgia karena Raja Erekle II dari Georgia telah bersekutu dengan Kekaisaran Rusia.[10] Pertempuran ini berujung pada kekalahan Georgia dan penghancuran ibu kota mereka di Tbilisi[8] serta penaklukan wilayah Georgia Timur oleh Iran.[3][4][11][12]

Rusia sendiri memiliki ambisi di wilayah Georgia, tetapi mereka memutuskan untuk tidak melakukan intervensi walaupun Perjanjian Georgievsk tahun 1783 mengharuskan mereka untuk melindungi kerajaan Erekle dari serangan Iran. Untuk mengembalikan martabat Rusia, Maharani Katarina melancarkan ekspedisi hukuman melawan Iran pada akhir tahun 1796, tetapi ekspedisi ini dihentikan setelah kematiannya. Kekuasaan Iran sendiri tidak bertahan lama, karena Shah Agha Mohammad tewas dibunuh pada tahun 1797 di Shusha. Kehancuran Georgia di tangan Iran sendiri membuka jalan bagi Rusia untuk mengambilalih wilayah tersebut beberapa tahun kemudian pada masa Tsar Paul.

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Yarshater, Ehsan (2010). Encyclopaedia Iranica. 8. Routledge & Kegan Paul. hlm. 72. (..) Aga Mohammad Khan then proceeded to punish Erekle and capture Tbilisi, which resulted in the bloody conquest of eastern Georgia. 
  2. ^ Fisher, William Bayne (1991). The Cambridge History of Iran. 7. Cambridge University Press. hlm. 128–129. Agha Muhammad Khan remained nine days in the vicinity of Tiflis. His victory proclaimed the restoration of Iranian military power in the region formerly under Safavid domination. 
  3. ^ a b Axworthy, Michael (2010). Sword of Persia: Nader Shah, from Tribal Warrior to Conquering Tyrant. I.B.Tauris. hlm. 283. The Qajars eventually won the struggle, and under Agha Mohammad Khan set about re-establishing Persia's traditional boundaries. Agha Mohammad Khan reconquered Georgia in September 1795. 
  4. ^ a b Michael Axworthy. Iran: Empire of the Mind: A History from Zoroaster to the Present Day Penguin UK, 6 nov. 2008 ISBN 0141903414
  5. ^ a b c Donald Rayfield. Edge of Empires: A History of Georgia Reaktion Books, 15 feb. 2013 ISBN 1780230702 hlm 255
  6. ^ Kalistrat Salia. History of the Georgian nation N. Salia, 1983. University of Wisconsin - Madison hlm 351
  7. ^ a b Fisher et al. 1991, hlm. 128.
  8. ^ a b Lang, David Marshall (1962), A Modern History of Georgia, p. 38. London: Weidenfeld and Nicolson.
  9. ^ Malcolm, Sir John (1829), The History of Persia from the Most Early Period to the Present Time, hlm 189-191. London: John Murray.
  10. ^ "Tiflis", in: Yust, Walter (ed., 1952), The Encyclopædia Britannica - A new survey of universal knowledge. Volume 14, hlm. 209.
  11. ^ Fisher, William Bayne (1991). The Cambridge History of Iran. 7. Cambridge University Press. hlm. 128–129. (...) Agha Muhammad Khan remained nine days in the vicinity of Tiflis. His victory proclaimed the restoration of Iranian military power in the region formerly under Safavid domination. 
  12. ^ Yarshater, Ehsan (2010). Encyclopaedia Iranica. 8. Routledge & Kegan Paul. hlm. 72. (..) Aga Mohammad Khan then proceeded to punish Erekle and capture Tbilisi, which resulted in the bloody conquest of eastern Georgia.