Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (December 2009) |
Sebuah peti kemas berpendingin adalah sebuah peti kemas yang digunakan dalam angkutan multimoda, dengan dilengkapi pendingin agar dapat mengangkut kargo yang sensitif terhadap suhu.
Peti kemas berpendingin memiliki unit refrigerasi terpadu yang bergantung pada listrik yang dipasok oleh sumber listrik pada lokasi di darat, kapal peti kemas ataupun dermaga. Saat diangkut oleh truk atau kereta api, listrik untuk peti kemas ini juga dapat dipasok oleh generator diesel ("genset") yang ditempelkan pada peti kemas selama perjalanan. Peti kemas berpendingin mampu mengatur suhu udara hingga mencapai paling rendah -65 °C dan paling tinggi 40 °C.[1]
Beberapa peti kemas berpendingin juga dilengkapi dengan sistem air pendingin, yang dapat digunakan apabila peti kemas disimpan di bawah dek kapal, tanpa ventilasi yang cukup untuk menurunkan panas yang dihasilkan oleh unit refrigerasi.[2]
Sistem air pendingin lebih mahal daripada ventilasi udara biasa, sehingga makin jarang digunakan.[1] Udara dan air biasanya juga dikombinasi sebagai pendingin. Udara mengeluarkan panas yang dihasilkan oleh peti kemas, sementara air membantu mengurangi panas yang dihasilkan oleh peti kemas.
Dampak adanya peti kemas berpendingin pun cukup signifikan, karena konsumen di seluruh dunia dapat menikmati hasil bumi segar kapanpun.
Sistem refrigerasi lain yang terkadang digunakan untuk pengangkutan dalam waktu singkat adalah refrigerasi total, yang mana es karbon dioksida beku (atau terkadang nitrogen cair) digunakan untuk pendinginan.[3] Gas yang beku secara kriogenik perlahan-lahan menguap, sehingga dapat mendinginkan peti kemas dan kemudian dikeluarkan dari peti kemas tersebut. Peti kemas terus didinginkan selama masih ada gas beku tersedia di dalam sistem. Sistem refrigerasi ini telah lama digunakan di kereta api, dengan dapat menyediakan pengaturan suhu hingga 17 hari.[4] Walaupun peti kemas berpendingin tidak lumrah digunakan untuk pengangkutan via udara, sistem ini biasanya tetap digunakan.[3] Peti kemas ini memiliki ruang yang diisi dengan karbon dioksida padat, dan suhu diatur dengan sebuah kipas listrik yang dikendalikan oleh termostat. Versi pengangkutan via udaranya ditujukan untuk mempertahankan suhu hingga 100 jam.[5]
Peti kemas intermoda berukuran penuh yang dilengkapi dengan sistem kriogenik ini dapat mempertahankan suhunya hingga 30 hari untuk keperluan pengangkutan via laut.[4] Karena tidak memerlukan pasokan listrik eksternal, peti kemas berpendingin kriogenik pun dapat disimpan di kapal apa saja, bahkan di dalam kapal yang hanya dapat mengangkut peti kemas tanpa pendingin.
Kargo yang berbahaya, berharga, ataupun sensitif terhadap suhu biasanya memerlukan kehandalan sistem yang baik. Kehandalan sistem pun hanya dapat dicapai dengan memasang sistem refrigerasi redundan.
Sebuah sistem refrigerasi redundan terdiri atas unit refrigerasi utama dan cadangan yang terintegrasi. Jika unit utama mengalami kerusakan, unit cadangan akan menyala secara otomatis. Untuk menyediakan listrik yang dapat diandalkan ke unit refrigerasi, peti kemas jenis ini sering dilengkapi dengan satu atau lebih generator diesel.
Peti kemas yang dilengkapi dengan sistem ini biasanya dibutuhkan untuk mengangkut barang berbahaya tertentu, sesuai peraturan International Maritime Organization.