Badak | |
---|---|
FSV Badak selama pengujian, 10 Agustus 2021 | |
Jenis | Kendaraan bantuan tembak |
Negara asal | Indonesia |
Sejarah pemakaian | |
Masa penggunaan | 2022–sekarang |
Digunakan oleh | Indonesia |
Pada perang | Tidak ada |
Sejarah produksi | |
Perancang | Pindad |
Tahun | 2013 |
Diproduksi | 2014–sekarang |
Jumlah produksi | 17 |
Spesifikasi | |
Berat | 12,5 ton (kosong), 14 ton (penuh) |
Panjang | 6 m (20 ft) |
Lebar | 2,5 m (8,2 ft) |
Tinggi | 2,9 m (9,5 ft) |
Awak | 3 |
Perisai | STANAG 4569 level 3, bisa dinaikan ke level 4[1] |
Senjata utama |
Meriam Cockerill 90mm MkIII M-A1 pada turret Cockerill CSE 90LP |
Senjata pelengkap |
Senapan mesin 7,62 mm |
Jenis Mesin | Mesin diesel inline 6 silinder dengan Turbo Charger Intercooler 340 Hp |
Suspensi | Double wishbone suspension |
Daya jelajah | 600 km (370 mi) |
Kecepatan | 80 km/h (50 mph) |
Pindad Badak adalah kendaraan bantuan tembakan 6×6 yang dirancang dan diproduksi oleh PT Pindad.
Prototipe versi dukungan tembakan (FSV) Anoa menggunakan turret Alvis AC 90 dengan meriam Cockerill 90 mm MkIII M-A1 pertama kali diluncurkan di Indo Defense & Aerospace 2008,[2] diumumkan bahwa versi dukungan tembakan APS-3 akan dikerahkan ke layanan Angkatan Darat Indonesia pada tahun 2010.[3]
Versi final dan definitif dari varian dukungan tembakan kemudian diluncurkan di Indo Defense & Aerospace 2014 yang dikenal sebagai Badak. Badak menampilkan desain baru dengan lambung baja monocoque yang dilas seluruhnya dengan perlindungan STANAG 4569 Level 3, power pack 340 hp baru yang terletak di kiri depan dan pengemudi sekarang duduk di sisi kanan (di samping mesin), menyisakan sisa lambung untuk pemasangan turret. Suspensi juga menggunakan suspensi independen double wishbone (berbeda dengan torsion bar pada Anoa) untuk stabilitas yang lebih baik saat menembakkan kanon 90 mm. Turret dua orang CMI Defense CSE 90LP memiliki perlindungan dasar hingga STANAG 4569 Level 1 (dapat ditingkatkan ke Level 4) dan dipersenjatai dengan meriam tekanan rendah 90mm yang sudah di lisensi oleh PT Pindad. Selain itu, ada senapan mesin koaksial Pindad SM 2 7,62 mm, dengan senapan mesin 7,62 mm lainnya yang dipasang di sisi kiri atap turret untuk digunakan dalam peran anti serangan udara dan pertahanan diri yang terbatas, dan terdapat juga dua baris (masing-masing empat) dari pelontar granat asap 76 mm di kedua sisi turret.[4][5]
PT Pindad telah menandatangani kontrak dengan Timoney Technologies Irlandia selama IDEX 2017 di Abu Dhabi, UEA untuk jalur penggerak modular Timoney yang disesuaikan, kotak transfer, dan sistem kemudi untuk meningkatkan drive train Badak 6×6.[6]