SS1 | |
---|---|
![]() Senapan SS1-V1 | |
Jenis | Senapan serbu |
Negara asal | ![]() |
Sejarah pemakaian | |
Masa penggunaan | 1991-sekarang |
Digunakan oleh | Indonesia |
Pada perang | Konflik Aceh, Timor Timur dan Papua |
Sejarah produksi | |
Perancang | PT. Pindad |
Tahun | 1991 |
Produsen | PT Pindad |
Biaya produksi | Rp27 Juta (US$1.750,18) |
Diproduksi | 1991 |
Varian | Lihat Varian |
Spesifikasi | |
Berat | 4,01 kg (kosong) |
Panjang | 997 mm |
Peluru | 5,56 x 45 mm NATO, .223 Remington |
Kaliber | 5,56 x 45 mm |
Mekanisme | Operasi gas, bolt berputar |
Rata² tembakan | 700 butir/menit |
Kecepatan peluru | 710 m/s |
Jarak efektif | 450 m |
Amunisi | Kotak magazen box STANAG isi 30-butir |
Alat bidik | Bidikan besi, bidikan teleskopik (tergantung varian) |
SS1 adalah singkatan dari Senapan Serbu 1, senapan serbu yang banyak digunakan oleh TNI dan POLRI. Senapan ini diproduksi oleh PT. Pindad Bandung, berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4,01 kg. Senapan ini bersama-sama dengan M16, Steyr AUG dan AK-47 menjadi senapan standar TNI dan POLRI, tetapi karena diproduksi di Indonesia, senapan ini paling banyak digunakan.
SS-1 diproduksi dalam 2 konfigurasi utama, yaitu senapan standard dan karabin pendek. Versi senapan standar disebut SS1-V1 (FNC “Standard” Model 2000) dan karabin disebut SS1-V2 (FNC “Short” Model 7000). Kedua varian di atas dilengkapi dengan laras ulir pitaran kanan sepanjang 178 mm (untuk stabilisasi mengantisipasi peluru SS109 belgia yang lebih berat). Selain itu juga, SS-1 bisa dipasang berbagai attachment seperti Foregrip yang bisa mengubahnya seperti model Standar M4A1 tanpa Red Dot Sight, varian Pelontar Granat (M203, M320 / GP25) dan berbagai Scope seperti Red Dot Sight, Holographic Sight dan ACOG Sight serta Mars Sight yang scopenya sudah menempel di senjata.