Pyrobaculum aerophilum | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. aerophilum
|
Nama binomial | |
Pyrobaculum aerophilum Völkl et al., 1993
|
Pyrobaculum aerophilum merupakan arkea yang berasal dari genus Pyrobaculum, dan merupakan mikroorganisme hipertermofil yang pertama kali diisolasi dari sumber air panas di Pantai Maronti , Ischia, Italia. Pyrobaculum aerophilum memiliki nama yang berasal dari kata benda dalam bahasa Yunani, yaitu "aer" (udara), dan juga kata sifat dalam bahasa Yunani, yaitu "philos" (suka). Arkea ini tumbuh optimum pada suhu 100oC dan pada pH 7.0. Tidak seperti anggota pada genus Pyrobaculum lain yang tidak dapat tumbuh dengan keberadaan oksigen, Pyrobaculum aerophilum dapat tumbuh dengan keberadaan oksigen.[1]
Pyrobaculum aerophilum memiliki karakteristik dari genus Thermoproteus and Pyrobaculum. Arkea ini memiliki bentuk sel berupa batang dengan panjang umumnya 3-8 μm (mikrometer). Sel dapat bergerak menggunakan flagella monopolar yang dapat membentuk bundel hingga 8 flagella, dengan tiap flagella memiliki diameter rata-rata sekitar 10 nm. Sel dapat membentuk terminal sphere dan memiliki lapisan S yang karakteristiknya mirip dengan anggota dari genus Thermoproteus and Pyrobaculum. Lapisan S terletak di atas dinding sel yang memisahkan lapisan S dan membran sel. Lapisan S arkea ini memiliki ketebalan sekitar 5 nm dan memiliki komposisi yang mirip dengan anggota genus Pyrobaculum yang lain, seperti P. islandicum dan P.organotrophum [1].
Pyrobaculum aerophilum dapat memanfaatkan lima oksidan yang berbeda dalam respirasinya, yaitu nitrat, oksigen, arsenat, selenat, besi (III), dan tiosulfat. Pada saat pertumbuhan dengan respirasi nitrati, teramati adanya penumpukan nitrit dan oksida nitrat, namun tidak teramati adanya amonia. Ketika Pyrobaculum aerophilum diisolasi menggunakan nitrit sebagai akseptor elektron, tidak teramati adanya pertumbuhan sel kecuali dengan adanya susbtrat organik. Produk dari reduksi nitrit dengan keberadaan substrat orgnik akan menghasilkan dinitrogen oksida dan oksida nitrat. Ketika ditumbuhkan dengan keberadaan nitrat dan nitrit, maka nitrat akan habis digunakan terlebih dahulu sebelum nitrit digunakan.[1]
Pyrobaculum aerophilum memiliki genom berupa DNA sirkular berukuran 2.2 juta pasang basa dan mengandung 2605 CDS (coding sequences).[2] Analisis whole genome telah dikomputerisasi dan eksperimen telah mengkonfirmasi bahwa Pyrobaculum aerophilum dan mungkin semua Crenarchaea tidak memiliki daerah 5 ' yang tidak diterjemahkan di mRNA, dan oleh karena itu tampaknya tidak menggunakan situs pengikatan ribosom.[3]
Karena Pyrobaculum aerophilum merupakan mikroorganisme hipertermofil maka habitat tinggalnya akan berada di tempat dengan suhu tinggi (sekitar 100oC) dan anaerobik. Oleh karena itu, secara teknis sulit untuk mempelajari dan mengkarakterisasi fungsi ekosistem mikroba hipertermofil. Diketahui, mikroorganisme fermentatif mengoksidasi asam amino dan gula menjadi karbon dioksida dan rantai asam pendek (umumnya adalah asetat). Akibatnya, keberhasilan proses dispensasi bahan organik dalam lingkungan anaerobik ini membutuhkan aktivitas mikroorganisme anaerob pendegradasi asetat, seperti Pyrobaculum aerophilum . Meskipun bersifat anaerob, Pyrobaculum aerophilum dapat tumbuh dalam keberadaan oksigen.[4]