Operasi RYAN (atau RYaN) adalah program intelijen militer Perang Dingin yang dioperasikan oleh Uni Soviet pada awal 1980-an ketika mereka masih percaya bahwa Amerika Serikat berencana melancarkan serangan pertama. RYAN adalah akronim dari Raketno-Yadernoe Napadenie (bahasa Rusia: Ракетно-ядерное нападение, "Serangan Rudal Nuklir"). Tujuan operasi ini adalah mengumpulkan intelijen mengenai rencana kontinjensi pemerintahan Reagan untuk melancarkan serangan nuklir pertama ke Uni Soviet.[1][2][3] Program ini dirintis bulan Mei 1981 oleh Yuri Andropov, ketua KGB saat itu.
RYAN baru terkenal setelah muncul rencana penempatan rudal nuklir Pershing II di Jerman Barat.[1] Rudal ini dirancang untuk diluncurkan dari kendaraan bergerak sehingga lokasi peluncurannya sulit ditemukan. Waktu terbang dari Jerman Barat ke Rusia Eropa hanya empat sampai enam menit (perkiraan waktu terbang dari Jerman Barat ke Moskwa sekitar enam sampai delapan menit) sehingga Soviet tidak sempat menanggapi.
Pada tanggal 23 Maret 1983, Ronald Reagan mengumumkan pengembangan Inisiatif Pertahanan Strategis. Pemerintah Soviet merasa pemanfaatan teknologi SDI bertujuan membuat Amerika Serikat kebal dari serangan Soviet. Dengan ini, Amerika Serikat dapat meluncurkan rudal ke Uni Soviet tanpa perlu memikirkan serangan balasannya. Kekhawatiran akan serangan kejutan ini memaksa perluasan program RYAN secara mendadak. Ketegangan mencapai puncaknya setelah Soviet menembak jatuh KAL 007 dekat Pulau Moneron pada tanggal 1 September 1983, dan penyelenggaraan latihan Able Archer 83 oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Uni Soviet meyakini bahwa serangan pertama Amerika Serikat ke Uni Soviet sudah sangat dekat.[1]
Operasi RYAN perlahan dibubarkan pada tahun 1984 setelah perintis utamanya, Yuri Andropov dan menteri pertahanan Dmitriy Ustinov, meninggal dunia.[1]