Revolusi Pertanian Britania

Revolusi Pertanian Britania, Revolusi Agraria, atau Revolusi Pertanian II adalah perubahan dalam hal pertanian[1] serta meningkatnya hasil pertanian di Britania (Inggris, Skotlandia, dan Wales) dengan tajam sejak pertengahan abad ke-17 hingga akhir abad ke-19 akibat meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan lahan. Dari akhir abad ke-17 hingga 1770 hasil pertanian tumbuh cepat melebihi pertumbuhan penduduk, dan setelah itu produktivitas pertanian Britania bertahan sebagai salah satu yang tertinggi di dunia. Meningkatnya hasil pertanian menyebabkan pertumbuhan penduduk di Inggris dan Wales (dari 5,5 juta pada 1700 menjadi lebih 9 juta pada 1801 dan melebihi 30 juta pada abad ke-19. Akibat meningkatnya produktivitas, kegiatan pertanian membutuhkan porsi tenaga kerja yang lebih kecil sehingga para pekerja Britania banyak berpindah ke perkotaan untuk mencari pekerjaan lain. Tenaga kerja baru ini dimanfaatkan oleh industri, sehingga kadang Revolusi Pertanian Britania dianggap sebagai salah satu sebab Revolusi Industri yang dimulai di Britania pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18.

Aspek-aspek yang mendorong proses ini di antaranya adalah perubahan alokasi kepemilikan tanah, meningkatnya investasi dalam teknologi (misalnya mesin dan metode pemuliaan tanaman dan hewan secara ilmiah), penggunaan jenis tanaman baru dan penggunaan sistem penggiliran tanaman) yang lebih baik.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • G. E. Mingay (ed.) (1977), The Agricultural Revolution: Changes in Agriculture 1650–1880
  • Encyclopædia Britannica (2015) Agricultural revolution
  1. ^ Farndon, John. (2007). Sejarah Dunia untuk anak pintar (edisi ke-Cet. 1). Jogjakarta: Platinum. ISBN 979-24-0583-6. OCLC 225644188.