Perusahaan Porselen Royal Crown Derby adalah pabrik porselen, berpusat di Derby, Inggris. Perusahaan ini terkenal karena porselen tulang yang tinggi kualitasnya, memproduksi perangkat meja dan barang-barang ornamental sejak sekitar tahun 1750.
Tahun 1745 André Planché, seorang imigran Huguenot dari Saxony, tinggal di Derby, di antara tahun 1747 dan 1755 ia membuat vas porselen pasta lunak dan patung-patung kecil. Pada awal 1756 ia membentuk kerjasama usaha dengan William Duesbury (1725 — 1786), seorang pelukis porselen yang sebelumnya di pabrik porselen Chelsea dan Longton Hall, dan seorang pengusaha perbankan John Heath..[1] Ini adalah dasar berdirinya perusahaan Derby, meskipun produksi yang dilakukan di Cockpit Hill, di luar kota, sudah dimulai sebelumnya. Sebagai bukti kendi warna krem telah dibuat tahun 1750, juga disimpan di Museum Victoria dan Albert. Planché tidak lama kemudian meninggalkan kerjasama ini, usaha ini dijalankan oleh Duesbury dan Heath, akhirnya dikerjakan oleh Duesbury sendiri. Sebagai wirausaha yang berbakat, Duesbury mengembangkan bahan pasta yang mengandung bahan frit, soap rock dan calcined bone. Hal ini membuat pabrik bisa memproduksi perangkat perlengkapan meja dengan kualitas tinggi. Ia dengan cepat membawa pabrik Derby sebagai pembuat peralatan makan dan patung kecil terkemuka dengan mempekerjakan pekerja terlatih dan berbakat yang ada untuk membuat model dan melakukan pengecatan. Pengecatan patung-patung kecil dilakukan oleh Richard Askew, yang sangat ahli dalam mengecat patung boneka dewa asmara (cupid), dan juga dilakukan oleh James Banford. Zachariah Boreman dan John Brewer melakukan pengecatan lukisan lansekap, benda mati dan suasana pastoral. Pola tanaman dan bunga yang rumit dirancang dan dicat oleh William Billingsley.
Tahun 1770, Duesbury meningkatkan reputasi pabrik Derby dengan pengambil alihan pabrik porselen Chelsea yang terkenal di London. Ia mengoperasikannya di lokasi asalnya sampai 1784 (produksi periode ini dikenal sebagai produk "Chelsea-Derby"), kemudian ia merobohkan pabrik dan memindahkan segala asetnya, termasuk persediaan, model, dan cetakan, serta banyak dari para pekerjanya, ke Derby. Kemudian, tahun 1776 ia juga mengambil alih sisa dari pabrik porselen Bow yang pernah terkenal, dan juga memindahkan segala sesuatunya ke Derby.
Tahun 1773, hasil kerja keras Duesburry diberi penghargaan oleh Raja George III, yang juga mengunjungi pabrik Derby dan memberikan izin penggunaan royal crown sebagai stempel di bagian belakang produksi pabrik Derby, kemudian pabrik ini dikenal dengan sebutan Crown Derby.
Tahun 1786, Willam Duesbury wafat, mewariskan pabrik ke putranya, William Duesbury II, yang juga merupakan direktur yang berbakat, mempertahankan reputasi perusahaan yang tinggi kualitasnya, mengembangkan beberapa jenis baru keramik glasir dan bentuk-bentuk baru.
William Duesbury II tidak hidup lama untuk memenuhi keinginannya: ia meninggal tahun 1797 pada usia 34 tahun dan perusahaan diambil alih oleh rekanan kerjanya seorang Irlandia bernama Michael Kan, yang kemudian menikahi janda Duesbury. Ia tampaknya tidak terlalu memelihara hubungan baik dengan para pekerja ahlinya, banyak seniman karyawan pabrik mengundurkan diri. Sisanya tetap memproduksi karya-karya bagusnya di bawah pimpinannya, termasuk Moses Webster, seorang pelukis bunga yang menggantikn Billingsley, Richard Dodson (spesialisasi di gambar burung), George Robertson (pemandangan darat dan lautan) dan Cuthbert Lawton (suasana perburuan). Seniman terkenal pada masa itu adalah William Pegg, seorang Quaker, terkenal untuk karya menyolok dan istimewa untuk lukisan bunganya. Ia memulai tahun 1797 namun kepercayaannya menyatakan bahwa melukis itu penuh doa sehingga ia meninggalkan kerjanya tahun 1800. Ia kembali tahun 1813, tetapi meninggalkan kerja lagi tahun 1820.
Meski banyak karya yang bagus, periode Kean sangat kacau dan perusahaan mengalami masalah keuangan.
William Duesbury III, dilahirkan tahun 1790, anak dari William Duesbury II, mengambil alih perusahaan ketika ia sudah cukup umur, dan Kean menjual sahamnya kepada ayah mertuanya, kakek William Duesbury, bernama Sheffield, lalu perusahaan berlanjut dengan nama Duesbury & Sheffield.
Tahun 1815, perusahaan disewakan kepada firma karyawan, Robert Bloor, dan Duesbury tidak berperan lagi disini. Bloor meminjam dana banyak sekali untuk membayar tagihan-tagihan peusahaan dan membuktikan bahwa ia adalah pengusaha yang piawai untuk mengatasi masalah keuangan dan membawa perusahaan bangkit kembali dari masalah keuangan. Ia juga sangat terpengaruh dan bersemangat atas segala apresiasi estetis dari usahanya, dan di bawah pengaturannya, perusahaan menghasilkan banyak karya penuh citarasa warna dan desain yang elegan, termasuk warna-warna terang dari pola porselen Imari dari Jepang. Umumnya dengan pola geometri yang rumit dengan rancangan bunga yang berlapis. Rancangan ini terbukti sangat populer dan pabrik Derby bisa terselamatkan.
Namun tahun 1845 Bloor wafat, dan setelah tiga tahun di bawah pimpinan Thomas Clarce, Cockpit Works dijual dan pabrik ditutup tahun 1848.
Sekelompok mantan pekerja membuat pabrik di King Street di Derby, dan melanjutkan pekerjaan menggunakan cetakan, motif dan merk dari usaha sebelumnya, meskipun tidak dengan nama yang sama, hal ini membuat tradisi pabrik Derby dalam pembuatan porselen tetap berjalan. Tidak ada proses menggunakan mesin yang digunakan, juga tidak satupun hasil produksi yang sama. Dari barang-barang yang diselamatkan terdapat roda pemutar pembuat tembikar dari Duesbury, saat ini masih dimiliki oleh Perusahaan Royal Derby.
Tahun 1877, sebuah pabrik baru dibangun dengan pemilik baru menggunakan nama Crown Derby di Osmaston Road, Derby, kemudian periode modern porselen Derby dimulai. Motif Crown Derby menjadi sangat terkenal di penghujung zaman Victoria, dikarenakan selera mewah dan romantis waktu itu sama dengan desain produksi dari Crown Derby.
Tahun 1890, Ratu Victoria menunjuk Crown Derby sebagai “Perusahaan porselen untuk Yang Mulia Ratu” (“Manufacturers of porcelain to Her Majesty”) dan atas jaminan sebutan kerajaan tersebut (Royal Warrant) pabrik Derby mendapat nama sebagai "The Royal Crown Derby Porcelain Company".
Tahun 1935 Royal Crown Derby mengambil alih pabrik di King Street, menggabungkan dua cabang tersebut dalam satu usaha.
Tahun 1964, perusahaan mengakuisisi S. Pearson & Son dan menjadi bagian dari Allied English Potteries Group, kemudian bergabung juga perusahaan Royal Doulton dalam grup.
Tahun 2000, Hugh Gibson, mantan direktur Royal Doult dan anggota keluarga Pearson, memimpin pembelian, membuat Royal Crown Derby sekali lagi menjadi independen dan milik pribadi, saat terakhir (2006) pekerja berjumlah 300 orang di pabrik yang berlokasi di Osmaston Road.
Jenis produksi saat ini meliputi pemberat kertas, diperkenalkan tahun 1981 dan menjadi populer. Royal Crown Derby juga melanjutkan pembuatan motif Imori, yang dibedakan dari warna-warna yang kaya, penyepuhan yang rumit, termasuk produk peralatan makan Old Imari, Tradisional Imari, Aves Merah, Biru Mikado, dan Olde Avesbury.
Pusat Pengunjung Royal Crown Derby (Royal Crown Derby Visitor Centre) di Derby menampilkan museum porselen dan menyajikan kunjungan wisata ke pabrik, toko cindera mata dan rumah makan.