SMA Kolese Loyola[1] | |
---|---|
Informasi | |
Didirikan | 3 Agustus[2] 1949 |
Jenis | Swasta |
Akreditasi | A[1] |
Nomor Pokok Sekolah Nasional | 20328915[1] |
Maskot | Serigala |
Kepala Sekolah | R.P. Antonius Vico Christiawan, S.J.[1] |
Jumlah kelas | Kelas 10: 10 kelas Kelas 11: 10 kelas Kelas 12: 10 kelas[1] |
Jurusan atau peminatan | IPA dan IPS[1][3] |
Kurikulum | Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka[1] |
Jumlah siswa | 845[1] |
Alamat | |
Lokasi | Jalan Karanganyar №37, Kelurahan Brumbungan, Kecamatan Semarang Tengah[1], Semarang 50135, Jawa Tengah |
Tel./Faks. | +62-24-354-6945[1][3] +62-24-354-8431 |
Koordinat | 6°58′55″S 110°25′34″E / 6.981835°S 110.426041°E |
Situs web | www |
Surel |
|
Lain-lain | |
Afiliasi | Yesuit |
Lulusan | Keluarga Eks Kolese Loyola (K.E.K.L.) |
Moto | |
Moto | Untuk keagungan ALLAH yang lebih besar |
Kolese Loyola (Loyola College atau yang lebih dikenal dengan akronim LC [élsi]) adalah sebuah lembaga pendidikan bernapaskan iman Katolik yang dijalankan oleh Serikat Yesus. Kolese Loyola berlokasi di Semarang, Loyola adalah salah satu sekolah terbaik di Semarang dan salah satu yang terbaik di Jawa Tengah. Nama Loyola diambil dari nama santo pelindung sekolah, Santo Ignatius Loyola.
Pendiri Kolese Loyola adalah Pater Jan van Waayenburg, SJ. Akhir tahun 1948, Belanda meninggalkan Indonesia. Pada saat yang kritis tersebut negara Indonesia ditinggalkan oleh para pemimpin birokrasi, bisnis, kemasyarakatan, dan pendidikan. Mereka kembali ke negeri Belanda. Melihat situasi tersebut, Pater Jan prihatin. Di samping itu, ia juga prihatin dan kagum terhadap anak-anak muda yang pulang dari gerilya karena ikut orang tuanya. Di satu sisi mereka tidak mempunyai sekolah, dan di sisi lain mereka adalah anak-anak muda pemberani, mengorbankan hidup nyaman di rumah untuk ikut berperang, dan berjuang guna kepentingan orang banyak membela tanah air.
Berawal dari keprihatinan di atas, Pater Jan mendirikan kolese untuk mendidik kaum muda. Ia mencita-citakan siswa kolese menjadi pemimpin masa depan yang berjuang untuk rakyat banyak, bersemangat tinggi, dan mampu berkorban seperti kaum muda bergerilya. Mereka diharapkan menjadi tokoh masyarakat yang tegar dalam moral dan yang berkepedulian kepada kepentingan rakyat banyak. Pemikiran Pater Jan van Waayenburg, SJ mengenai pendidikan sama dengan pemikiran para pater Yesuit pertama sekalipun konteksnya berbeda.
Pada Agustus 1949, Pater Jan van Waayenburg, SJ mendirikan suatu SMA yang bernama Canisius VHO (VHO adalah sekolah persiapan ke perguruan tinggi). Pada awalnya, sekolah ini bertempat di Bruderan Kalisari. Jumlah siswa-siswinya sedikit. Oleh karena itu, antara siswa dan siswi dicampur. Setelah jumlahnya memadai, para siswa dipisahkan dari para siswi dalam kelas-kelas yang tersendiri. Kelas para siswa diasuh oleh romo-romo Yesuit. Sedangkan para siswi diasuh oleh suster-suster Fransiskanes. Pada tahun 1950, kelas para siswa dipindah ke lokasi baru di jalan Karanganyar. Canisius VHO menjelma menjadi Kolese Loyola. Kelas para siswa ini disebut Loyola Putra. Sedangkan para siswi dipindah ke daerah Bangkong, pada jalan Mataram dan diasuh oleh suster Fransiskanes.
Sejak 1 Agustus 1968, kedua bagian secara resmi berdiri sendiri dengan nama Loyola I dan Loyola II. Sejak 1 Februari 1982, pemisahan Kolese Loyola dari Loyola II menjadi sempurna dengan berubahnya nama Loyola II menjadi Sedes Sapientie. Suster PI juga mendirikan sebuah sekolah sekolah yang terpisah dari Loyola II menjadi Loyola III di Kebon Dalem. Sekolah Suster PI ini telah berpisah secara resmi sejak 25 April 1973 dan menjadi SMA Kebon Dalem Semarang. Kolese Loyola sendiri menerima murid putri secara resmi dari kelas 1 pada tahun 1968. Untuk mewadahi kiprah alumni Kolese Loyola dibentuk suatu wadah KEKL (Keluarga Eks Kolese Loyola) pada tanggal 27 Desember 1962. Dalam KEKL, alumni tidak hanya bekerja sama untuk meraih cita-citanya, tetapi juga untuk menjadi pelopor dalam memperjuangkan kepentingan bangsa.
Konteks pendidikan di Indonesia pada tahun 1965-1995 adalah pembangunan. Dalam masa pembangunan banyak orang yang tertinggal, menjadi miskin, dan tertindas. Atas nama pembangunan tidak jarang terjadi ketidakadilan dan pelanggaran HAM. Dalam konteks pembangunan ini Pater Krekelberg, SJ dan Pater Dumais, SJ menggambarkan pendidikan di Loyola sebagai suatu pangkalan pasukan perintis. Pendidikan diarahkan untuk membentuk pejuang-pejuang bagi kepentingan rakyat banyak dan tidak hanya mencari kenyamanannya sendiri. Pendidikan diarahkan untuk membentuk siswa-siswi menjadi mandiri, kreatif, inisiatif, dan berjuang untuk kepentingan rakyat banyak.
Pater Markus, SJ dan Pater Warnabinarja, SJ mengungkapkan pembinaan di Loyola sebagai pembinaan untuk mengembangkan siswa menjadi manusia bagi sesama (man and woman for others). Para rektor pada waktu itu mengimpikan agar para siswa menjadi orang-orang terdidik yang mau bersusah payah bagi orang lain, khususnya yang miskin, kecil, tertindas, dan tertinggal.
Dalam konteks pembangunan ini kemanusiaan sejati atau humanisme sejati adalah humanisme yang memuat kepedulian sosial. Para pengasuh Loyola mengharapkan alumni menghayati humanisme yang memuat kepedulian sosial dan sekaligus berjuang untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang besar yang melanda Indonesia.
Gedung baru mulai dipergunakan pada tahun 2004, dan pembangunannya hampir selesai sepenuhnya. Gedung baru ini memiliki beberapa fasilitas baru. Fasilitas-fasilitas penting di SMA Kolese Loyola adalah:
Gedung-gedung. Terdapat 5 gedung utama di dalam kompelks SMA Kolese Loyola yaitu Gedung Faber, Gedung Xaver, Gedung Markus, Gedung Ignasius, dan Gedung Kanisius.
Laboratorium. SMA Kolese Loyola dilengkapi dengan tiga laboratorium, masing-masing untuk Fisika, Kimia dan Biologi. Dalam waktu dekat akan tersedia pula berbagai laboratorium baru termasuk di antaranya laboratorium bahasa. Di samping itu terdapat juga dua laboratorium komputer yang menunjang pendidikan komputer dasar hingga networking.
Sarana olahraga. Sarana olahraga di SMA Kolese Loyola mencakup sebuah lapangan sepak bola, basket indoor, basket outdoor, futsal, badminton, voli indoor, dan voli outdoor, di samping berbagai peralatan atletik dan peralatan olahraga lain (seperti tenis meja). Untuk lapangan basket indoor, voli indoor, badminton, dan futsal tergabung dalam sebuah aula yang luas dilengkapi ruang ganti dan toilet.
Sarana audio visual. Ruang-ruang audio visual di SMA Kolese Loyola dilengkapi dengan multimedia player, LCD projector, televisi, dan laptop.
Kafetaria. Sebagai tempat makan dan berkumpul, saat ini tersedia 3 tempat kafetaria yang tersebar di 3 gedung SMA Kolese Loyola. Untuk memudahkan KKL dalam membeli makanan secara dekat.
Perpustakaan. SMA Kolese Loyola memiliki sebuah perpustakaan yang buka pada setiap hari kerja dan dilengkapi dengan berbagai jenis buku, mulai dari novel hingga berbagai ensiklopedia berbahasa Inggris. Perpustakaan SMA Kolese Loyola juga menyediakan unit-unit komputer dengan akses internet yang dapat dipergunakan secara bebas.
Kapel. Sebagai sekolah yang berasaskan Katolik, Loyola memiliki sebuah kapel di dalam lingkungan sekolah.
Teater terbuka. Ruang teater terbuka biasanya digunakan untuk acara-acara khusus.
Loyola Student Center (LSC). Terletak di tengah kompleks SMA Kolese Loyola yang memiliki 3 lantai lantai bawah terdapat perpustakaan, lentai kedua dilengkapi dengan ruang pertemuan untuk tamu, serta antai ketiga yang dilengkapi dengan TV dan LCD untuk menunjang sarana pertemuan besar,
Student Market. Terletak di pinggir sepanjang lapangan SMA Kolese Loyola. Tempat ini dibangun untuk menunjang kebutuhan P5 kewirausahaan siswa dimana siswa diajarkan cara untuk berjualan. Serta jika ada acara biasanya digunakan sebagai tempat stand jualan makanan dari luar.
Setiap siswa/siswi diharuskan untuk memilih 2 Ekstrakurikuler. Satu untuk bidang olahraga, dan satu bidang non olahraga
Olahraga:
Peserta didik dengan olahraga Bridge ini dilatih untuk mengembangkan kemampuan otak dan strategi dalam memperoleh kemenangan secara sportif. Olahraga ini juga dikenal dengan nama Contract Bridge. Pada hari Minggu, 13 Februari 2011 SMA Kolese Loyola ditunjuk sebagai tempat penyelenggara Turnamen Bridge antar Pelajar Se-Nasional (Area Kota Semarang). Turnamen ini akhirnya dimenangkan oleh pasangan Jeffry dan Jo, Jevon siswa kelas X SMA Kolese Loyola.
Seni bela diri yang berasal dari Korea merupakan seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia. Hubae (junior) merupakan seseorang yang mulai belajar taekwondo. Ekstrakurikuler ini juga melahirkan atlet-atlet taekwondo yang berprestasi di kancah nasional.
Permainan ini mengandalkan fisik, dan taktik. Sarana olahraga ini adalah meja, net dan bet. Ekstrakurikuler ini sering mengikuti berbagai pertandingan.
Merupakan Ekstrakurikuler terbaru di Loyola dan dalam proses untuk semakin menghadirkan siswa-siswi yang berprestasi terutama dalam bidang olahraga khususnya tennis lapangan.
Putra-putri SMA Kolese Loyola sengat tertarik dengan olahraga ini.
Ekstrakurikuler ini memiliki sarana lapangan sepak bola yang berstandar nasional, yang jarang dimiliki oleh sekolah lain. Sepak bola SMA Kolese Loyola sering mengikuti pertandingan-pertandingan sepak bola.
Ekstrakurikuler Bola Voli SMA Kolese Loyola dilatih oleh mantan pelatih klub ternama di Kota Semarang. Ekstrakurikuler ini juga mengikuti berbagai pertandingan.
Ekstrakurikuler bulu tangkis SMA Kolese Loyola dilatih oleh mantan pelatih PB Djarum Putri. Ekstrakurikuler ini juga banyak mengikuti pertandingan-pertandingan atau turnamen-turnamen di dalam maupun di luar Kota Semarang.
Bola Basket SMA Kolese Loyola sering mengikuti pertandingan-pertandingan basket di dalam dan di luar Kota Semarang dan sering mendapat juara. Ekstrakurikuler ini juga dilatih oleh pelatih yang berlisensi.
Tarian tradisional dan modern dikolaborasi sehingga menghasilkan gerakan-gerakan yang membuat mata tak akan terpejam. Ekstrakurikuler ini juga sering tampil dalam berbagai acara penting.
Softball Loyola College, telah berkembang selama kurang lebih 2 tahun. Ekstrakulikuler ini terbilang cukup baru, dan diminati oleh para siswa dan siswi.
Lopala (Loyola Pecinta Alam). Adalah suatu ekstra yang mengekspresikan siswa dan siswi loyola untuk turut serta mencintai alam. Ekstra ini cukup diminati bagi para siswa-siswi yang suka berdinamika bersama alam.
Non Olahraga:
Alunan kaki yang serentak membuat gerakan indah dalam tiap kali upacara untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih di SMA Kolese Loyola.
Seni peran melatih untuk lebih menjiwai peranan dalam hidupan kita sehari-hari. Menjiwai peranan tidaklah mudah sehingga memerlukan pemahaman yang lebih sehingga menghasilkan peranan yang indah. Ekstrakurikuler ini juga sering tampil dalam pertunjukan-pertunjukan penting.
Goresan pensil dalam kanvas menghasilkan wajah-wajah nan menawan. Hasil karya ekstrakurikuler ini juga dipamerkan.
Menghiasi panggung pada saat event-event tertentu merupakan hal yang sangat menarik karena panggung merupakan tempat yang sangat vital dalam pertunjukan. Loyola jarang menyewa dekorasi, sebab anak-anak dekorasi yang begitu kreatif dalam menghias panggung tidak perlu diragukan lagi kemampuannya.
Nada tenor, bass, sopran dan alto digabungkan menjadi kesatuan nada dalam bentuk suara manusia yang sangat merdu. Ekstrakurikuler ini sering berkolaborasi dengan ekstrakurikuler Gamelan Soepra.
Kolaborasi gamelan jawa, alat musik klasik, dan alat musik modern menghasilkan nada-nada nan indah dan menawan. Ekstrakurikuler ini juga sering melantunkan lagu dan dalam Kota Semarang maupun luar Kota Semarang. Nama "Soepra" merupakan pemberian dari Bapak Presiden Pertama RI, Soekarno. Gamelan Soepra merupakan salah satu kekhasan SMA Kolese Loyola.
Kamera merupakan salah satu media dokumentasi. Dokumentasi yang menarik akan memberikan kepuasan tersendiri bagi yang melihatnya dan bagi yang mendokumentasikan. Hasil karya ekstrakurikuler ini juga sering dipamerkan.
Jiwa-jiwa pemimpin sangat diperlukan untuk mengubah dunia (man and woman for and with others).
Melalui ekstrakurikuler jurnalistik peserta didik dilatih untuk membuat tulisan-tulisan jurnal yang diekspresikan dalam bentuk majalah sekolah. Ekstrakurikuler ini dilatih langsung oleh seorang jurnalis/wartawan.
Komputer merupakan salah satu sarana penunjang kemajuan dalam berbagai hal di era sekarang ini. Melalui komputer dan jaringan internet kita dapat membuka wawasan kita mengenai dunia karena komputer dan internet merupakan jendela dunia. Ekstrakurikuler komputer juga merupakan sarana pendukung peserta didik untuk mempersiapkan diri mengikuti lomba-lomba TIK.
Robotik merupakan salah satu ekstra, yang berfokus untuk menciptakan/membuat robot-robot karya siswa Loyola, Ekstra ini akhir-akhir ini sering mendapat banyak kejuaraan kompetisi robotik.
CLC atau yang dikenal sebagai Cheerleader Loyola College, merupakan salah satu ekstra cheerleader yang cukup banyak diminati oleh para siswa dan siswi.
Keputrian merupakan ekstra yang hanya boleh diikuti oleh siswi/perempuan. Ekstra ini mengajarkan tentang tata Krama menjadi seorang perempuan yang santun dan baik.
Kolese kita Loyola perguruan tercipta
Mengasuh manusia sejati
Menuju jiwa yang jujur
Cinta ilmu, olahraga, seni, dan budaya
Pikiran dan kehendak hati di latih secara teratur
Arah tujuan praputra murni penuh susila
Mengabdi bangsa karna Tuhan
Negara adil dan makmur
Cinta bangsa sluruh nusa penuh cita-cita
Selamanya kita usahakan supaya berbudi yang luhur