SU-85 (Samohodnaya ustanovka 85) adalah penghancur tank buatan Uni Soviet yang digunakan selama Perang Dunia II. SU-85 adalah modifikasi dari SU-122, yang pada dasarnya menggantikan howitzer M-30S dari SU-122 dengan meriam anti-tank 85-mm D-5T. Meriam D-5T mampu menembus armor Tiger I dari jarak 1000 m. Kendaraan ini memiliki profil yang rendah dan mobilitas yang sangat baik.
Pada awal Perang Dunia II, tank Soviet seperti T-34(76) dan KV-1 memiliki daya tembak yang cukup bagus untuk mengalahkan tank Jerman saat itu. Pada musim gugur 1942, pasukan Soviet mulai menghadapi tank Tiger Jerman yang baru, dengan lapisan pelindung yang terlalu tebal dan sangat sulit ditembus oleh meriam 76,2 mm yang digunakan dalam tank T-34 dan KV. Soviet juga memiliki laporan tentang tank Panther, yang dalam perkembangannya memiliki lapisan pelindung yang lebih tebal daripada Tiger; keduanya mewakili kemajuan dalam desain tank Jerman.
Meskipun Panther tidak terlihat dalam pertempuran sampai Juli 1943, generasi baru tank Jerman memperingatkan Tentara Merah akan kebutuhan meriam tank baru yang lebih kuat untuk pasukan lapis baja mereka. Mei 1943, pekerjaan pun dimulai, dengan senjata anti-tank baru. Jenderal Vasiliy Grabin dan Jenderal Fyodor Petrov dari Biro Desain Militer memodifikasi senjata anti-pesawat 85 mm untuk digunakan sebagai senjata anti-tank. Meskipun terlalu besar untuk turet T-34 atau KV-1, diperkirakan bahwa senjata itu dapat dipasang pada sasis artileri gerak sendiri SU-122.
Produksi SU-85 dimulai pada pertengahan 1943, tank pertama menemui perang pertamanya pada bulan Agustus. Ketika tank T-34(85) memasuki produksi massal pada musim semi 1944, militer Soviet berpikir untuk tidak melanjutkan produksi SU-85. produksi SU-85 dihentikan pada akhir 1944 setelah 2.050 SU-85 diproduksi. Sebagai gantinya Soviet memproduksi SU-100 untuk menggantikan SU-85, dipersenjatai dengan meriam 100 mm D-10S yang lebih kuat.
Ada dua versi SU-85:
SU-85 mulai memasuki pertempuran pada Agustus 1943. Tank ini digunakan secara aktifdi Front Timur sampai akhir perang. Meskipun SU-85 mampu menghancurkan Panzer IV, Tiger I atau Panther, namun meriam 85 mm-nya tidak cukup untuk menembus armor dari kendaraan tempur lapis baja Jerman yang lebih besar seperti Tiger II. SU-85 ditarik dari dinas Soviet segera setelah perang berakhir, dan diekspor ke banyak negara sekutu Soviet di Eropa dan negara komunis lainnya.