Sam Matekane | |
---|---|
Perdana Menteri Lesotho ke-6 | |
Mulai menjabat 28 Oktober 2022 | |
Penguasa monarki | Letsie III |
Wakil | Nthomeng Majara |
Pengganti Petahana | |
Pemimpin Revolusi untuk Kemakmuran | |
Mulai menjabat 22 Maret 2022 | |
Anggota Majelis Nasional untuk Mantsonyane | |
Mulai menjabat 25 October 2022 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Ntsokoane Samuel Matekane 15 Maret 1958 Mantsonyane, Distrik Thaba-Tseka, Basutoland (sekarang Lesotho) |
Partai politik | Revolusi untuk Kemakmuran (2022–sekarang) |
Hubungan | 3 istri yang diketahui |
Anak | 7 |
Pendidikan | Form C (Tahun 10) |
Sunting kotak info • L • B |
Ntsokoane Samuel Matekane (lahir 15 Maret 1958) adalah seorang pengusaha dan politikus Mosotho yang menjabat sebagai Perdana Menteri Lesotho. Sebelum mencalonkan diri, ia dianggap sebagai orang terkaya di negara ini. Matekane memperoleh kekayaannya dari penambangan berlian, serta melalui kontrak konstruksi yang dikeluarkan pemerintah.[1][2] Ia mendirikan perusahaannya, Matekane Group of Companies (MGC) pada tahun 1986.
Selama pandemi COVID-19, ia membeli peralatan pengujian, vaksin, dan kebutuhan medis lainnya dan menyumbangkannya.[3] Dia telah memberikan sumbangan sebesar M8 juta dalam bentuk Seragam Polisi,[4] dan M2 juta dalam bentuk Peralatan untuk Angkatan Pertahanan Lesotho.[5]
Pada bulan Maret 2022, beberapa bulan sebelum pemilihan umum Lesotho 2022, Matekane mendirikan sebuah partai bernama Revolusi untuk Kemakmuran (RFP).[6]
Selama kampanye pemilihannya, Matekane menuduh lawan-lawannya tidak lagi mementingkan yang terbaik bagi Lesotho. Statusnya yang dianggap sebagai orang luar membantu partainya memenangkan pemilu.[7] Partai RFP pimpinan Matekane memperoleh lima kursi dari mayoritas absolut di Majelis Nasional. Karena tidak memiliki mayoritas sederhana untuk memerintah sendiri, Matekane membentuk pemerintahan koalisi dengan dua partai kecil, Aliansi Demokrat dan Gerakan untuk Perubahan Ekonomi.[8]
Setelah kemenangannya dalam pemilu, Matekane menguraikan 20 poin rencana untuk memerangi korupsi dan Defisit Pemerintah senilai M6,1 miliar dalam 100 hari pertamanya menjabat.[9] Ia berencana untuk membalikkan resesi ekonomi melalui penghematan dan penciptaan lapangan kerja dari investor internasional.[10]