Serangan Kobanî Juni 2015 (pembantaian Kobanî) | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Saudara Suriah, Konflik Islam Kurdi Suriah (2013–sekarang), dan Intervensi yang dipimpin oleh Amerika di Suriah | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Didukung oleh: | Negara Islam Irak dan Syam | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Lt. Kol. Ed Sumangil[2] |
Abu Suleiman al-Naser (Ketua Militer ISIL)[3] Abu Ali al-Anbari (Deputi, Suriah) | ||||||
Pasukan | |||||||
Skuadron Bom ke-9[2] | |||||||
Kekuatan | |||||||
Tidak diketahui | 80–100 militan[4] | ||||||
Korban | |||||||
35–37 tewas[5] | 79–92 tewas (13 pengebom bunuh diri), 1 ditangkap[6][4] | ||||||
223–233 warga sipil tewas[5] dan 300+ luka-luka[6] |
Serangan Kobanî Juni 2015, yang lebih disebut sebagai pembantaian Kobanî,[7][8][9] adalah sebuah kombinasi misi bunuh diri dan serangan terhadap penduduk sipil Kurdi oleh Negara Islam Irak dan Syam di sebuah kota yang dikuasai Kurdi yang bernama Kobanî, yang dimulai pada Kamis, 25 Juni, dan berpuncak pada Jumat, 26 Juni 2015. Serangan tersebut berlanjut sampai 28 Juni, dengan sisa-sisa militan ISIS terakhir yang terbunuh pada hari berikutnya. Serangan tersebut mengakibatkan 223–233 orang sipil tewas, serta 35–37 militan Kurdi[5] dan setidaknya 79 anggota ISIS.[6] Peristiwa tersebut menjadi pembantaian terbesar kedua yang dilakukan oleh ISIS, sejak mereka mendeklarasikan sebuah Kekhalifahan pada Juni 2014.[10]
Unit Perlindungan Rakyat (YPG) menduduki Kobanî pada 19 Juli 2012.[11] Sejak Juli 2012, Kobanî berada dibawah kekuasaan Kurdi, sementara YPG dan para politikus Kurdi mengusahakan status otonom untuk wilayah tersebut, yang mereka anggap sebagai bagian dari Rojava.[12]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Syria and Iraq news