Sindrom hepatorenal (bahasa Inggris: hepatorenal syndrome, HRS) adalah sebuah sindrom yang dapat mengancam jiwa akibat dari menurunnya fungsi ginjal yang diinduksi oleh penyakit pada hati. Kematian penderita yang wafat dengan penyakit hati disebabkan oleh peristiwa medis berupa gagal ginjal.[1] Ketika hati meradang, ginjal akan merespon dengan menurunkan aktivitasnya dengan menahan ekskresi sodium dan air, menurunkan aliran darah renal dan GFR hingga terjadi disfungsi.
Istilah "sindrom hepatorenal" pertama kali digunakan pada tahun 1939 untuk menjelaskan gagal ginjal setelah bedah empedu atau trauma hepatik, kemudian dikembangkan untuk menjelaskan jenis lain gagal ginjal akut pada penyakit hepatik.[2] Pada tahun 1996 the International Ascites Club menyodorkan definisi baru beserta kriteria diagnosa sebagai disfungsi ginjal yang berkembang pada penderita sirosis hati tingkat lanjut.
HRS terbagi menjadi dua tipe. Tipe 1 ditandai dengan penurunan fungsi ginjal dengan cepat dan progresif dengan peningkatan serum kreatinina yang sangat cepat di atas 221 μmol/L dalam waktu kurang dari 2 minggu. Nilai GFR biasanya berada di bawah 20 mL/menit. HRS tipe 2 memiliki serum kreatinina di bawah 221 μmol/L dengan diuretic-resistant ascites.
Patofisiologi HRS masih belum diketahui benar, tetapi terdapat hipotesis bahwa HRS disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah di dalam ginjal dan disfungsi perfusi glomerular yang diinduksi oleh endotelin-1. [3]
Hepatorenal syndrome is caused by renal vasoconstriction and impaired glomerular perfusion, both of which may be mediated by ET-1