Jumlah populasi | |
---|---|
~350.000 (perk.) | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Gorno-Badakhshan (Tajikistan) Provinsi Badakhshan (Afganistan) County Tashkurgan, Xinjiang (Tiongkok) Gojal (Pakistan) | |
Tajikistan | 135.000[1] (2000) |
Tiongkok (Xinjiang) | 50.265 (2015)[2] |
Rusia | 363[3] (2010) |
Bahasa | |
Bahasa-bahasa Pamir, bahasa Tajik, bahasa Rusia, Mandarin | |
Agama | |
Mayoritas Islam Syiah Nizariyah Ismailyah dan minoritas Islam Ahlussunnah Hanafiyah[4] | |
Kelompok etnik terkait | |
Suku-suku Iran lainnya |
Suku Pamiri (bahasa Persia: پامیری; bahasa Tajik: помирӣ; bahasa Rusia: Пами́рцы; Hanzi: 帕米尔人; Pinyin: Pàmǐ'ěrrén) adalah suku bangsa Iran Timur yang berasal dari Pegunungan Pamir di Provinsi Otonom Gorno-Badakhshan (Tajikistan), Provinsi Badakhshan (Afganistan), County Otonom Tajik Taxkorgan (Tiongkok), dan Lembah Hunza (Pakistan).[5]
Suku Pamiri terdiri dari berbagai kelompok etnis yang berbicara bahasa-bahasa Pamir, bahasa asli di Gorno-Badakhshan.[6]
Di Tiongkok, Pamiri disebut sebagai Tajik.[7] Di Afganistan, mereka diakui sebagai Pamiri atau Pamirian[5] dan nama suku ini disebutkan dalam bagian lagu kebangsaan Afganistan yang menyebutkan suku-suku di Afganistan.[8]
Orang Pamiri memiliki gaya berpakaian yang khas, yang dapat membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya. Bentuk topi mereka sangat bervariasi: seseorang dapat membedakan orang yang berasal dari Wakhan dengan orang dari Ruhshon atau Shugnon, hanya dengan melihat hiasan kepalanya.[9]
Pada tahun 1929, Gorno-Badakhshan bergabung dengan Republik Sosialis Soviet Tajikistan yang baru dibentuk, dan sejak saat itu, timbul banyak kontroversi seputar identitas etnis Pamiri. Beberapa cendekiawan Tajik mengklaim bahasa Pamiri sebagai dialek bahasa Tajik. Selain itu, terdapat pula perdebatan panjang terkait apakah orang Pamiri merupakan suku yang terpisah dari etnis Tajik atau tidak.[10] Namun, terdapat kesepahaman di antara para ahli bahasa bahwa bahasa Pamiri merupakan bahasa Iran Timur, sedangkan bahasa Tajik yang merupakan variasi bahasa Persia adalah bahasa Iran Barat Daya. Pada cacah jiwa Uni Soviet tahun 1926 dan 1937, Rushani, Shugni, dan Wakhi dihitung sebagai etnis yang terpisah. Setelah tahun 1937, etnis-etnis tersebut didata sebagai Tajik dalam cacah jiwa.[11]
Selama masa pemerintahan Soviet, banyak suku Pamiri bermigrasi ke Lembah Vakhsh dan menetap di Oblast Qurghonteppa, yang sekarang disebut Provinsi Khatlon. Pada tahun 1980-an, perdebatan sengit terjadi di Tajikistan terkait status resmi bahasa Pamiri di kawasan tersebut. Setelah kemerdekaan Tajikistan pada tahun 1991, nasionalisme Pamir bangkit dan partai politik nasionalis Pamiri Lali Badakhshan memperoleh kekuasaan di Gorno-Badakhshan. Unjuk rasa anti-pemerintah terjadi di ibu kota provinsi, Khorog, dan pada tahun 1992 Tajikistan menyatakan kemerdekaan. Selama Perang Saudara Tajikistan 1992–1997, etnis Pamiri mendukung kubu Oposisi Tajik Bersatu, sehingga orang-orang Pamiri menjadi sasaran pembantaian kelompok pro-pemerintah, terutama mereka yang tinggal di ibu kota Dushanbe dan Oblast Qurghonteppa. Pada awal 1990-an muncul gerakan di antara suku Pamiri untuk memisahkan Gorno-Badakhshan dari Tajikistan.[12]
Islam Syiah Ismailiyah dibawa oleh Bani Fatimiyah ke Badakhshan dan Pegunungan Pamir melalui Nasir Khusraw al-Qubadiani, yang diangkat sebagai Dā'ī al-Mutlaq dan Hujjatul Islam oleh Khalifah Al-Mustansir Billah untuk penduduk Pamir di Xinjiang dan Badakhshan.[13] Sampai sekarang, mayoritas suku Pamiri merupakan pengikut Aga Khan dan pemeluk aliran Nizārī Isma'īlī.[14] Oleh karenanya, Yayasan Aga Khan menjadi organisasi nonpemerintah terbesar di Gorno-Badakhshan. Terdapat pula komunitas Ahlussunnah Pamiri yang berjumlah beberapa ribu.[6] Leluhur kelompok tersebut beralih ke Sunni pada abad ke-19.[15]
Mata pencaharian utama orang Pamiri adalah bertani dan menggembalakan ternak. Tanaman yang biasa ditanam meliputi gandum, jelai, kacang polong, dan sayuran. Suku Pamiri juga memelihara domba, yak, dan kambing.[16]