Jumlah populasi | |
---|---|
~ 50,000–58,000[1][2] | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Afganistan, Tiongkok, Pakistan, Tajikistan | |
Bahasa | |
Wakhi | |
Agama | |
Islam (Syiah Ismaili) |
Orang Wakhi (Wakhi: وخی) atau disebut juga Khik (خیک),[3] adalah suku bangsa Iranik yang menghuni Pakistan, Tiongkok, dan Tajikistan, dan Afganistan. Mereka terkonsentrasi di Koridor Wakhan di ujung timur Afganistan, ujung utara Gilgit-Baltistan di Pakistan, wilayah Gorno-Badakhshan di Tajikistan, dan barat daya Xinjiang di Tiongkok.[4] Mereka menuturkan bahasa Wakhi, sebuah bahasa Indo-Eropa.
Orang Wakhi menyebut diri mereka Khik. Eksonim Wakhi berasal dari kata Waxšu merujuk pada Sungai Amu Darya (Sungai Oxus). Karena orang-orang Wakhi bermukim di sekitar sungai Vakhsh dan Panj yang merupakan hulu dari sungai Amu Darya.[1]
Penutur bahasa Wakhi memiliki total populasi sekitar 50.000-58.000.[1][2] Populasi mereka tersebar antara empat negara: Afghanistan, Tajikistan, Pakistan, dan Cina. Orang-orang Wakhi telah menghuni negeri mereka selama ratusan atau bahkan ribuan tahun. Namun, intrik dari Permainan Besar selama abad ke-18 dan 19 membuat populasi mereka terpencar hingga ke empat negara pada saat ini.
Di Tajikistan, Wakhi adalah penduduk Distrik Roshtqal'a dan Distrik Ishkoshim, Provinsi Otonom Gorno-Badakhshan.
Di Afghanistan, Wakhi umumnya tinggal di wilayah Wakhan di Provinsi Badakhshan
Di Gilgit-Baltistan di utara Pakistan, Wakhi kebanyakan tinggal di atas lembah Hunza yang disebut Gojal. Penutur bahasa Wakhi juga tinggal di Lembah Ishkoman di Distrik Ghizer, dan beberapa desa di Lembah Yasin.
Di Pakistan, Wakhi juga tinggal di Broghal di distrik Chitral di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Di Tiongkok, Wakhi adalah penduduk County Otonom Tajik Taxkorgan, wilayah administrasi di Prefektur Kashgar, Xinjiang.
Di Tiongkok, orang-orang Wakhi, bersama-sama dengan orang-orang Sarikoli, secara resmi disebut sebagai "orang Tajik", dengan status otonom etnis-minoritas. Di Afganistan, mereka secara resmi disebut "Pamiri". Di Tajikistan, mereka diakui oleh negara sebagai "orang Tajik", tetapi menyebut diri sendiri sebagai "Pamiri". Di Pakistan, mereka menyebut diri mereka sebagai "Wakhi", atau "Pamiri", atau "Gujali".
Wakhi terutama menganut Syiah Ismaili Nizari, yang dianggap sebagai agama etnis, dan merupakan pengikut Aga Khan.[3][5][6]
Orang-orang Wakhi hidup nomaden dengan mengembalakan yak dan kuda. Mereka mempunyai dua rumah, satu untuk musim dingin dan satunya lagi untuk musim panas. Rumah tersebut terbuat dari batu atau tanah.