Sumpil | |
---|---|
Sumpil, Subulina octona dari Cihideunghilir, Ciampea, Bogor | |
NE[1]
| |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
(tanpa takson): | clade Heterobranchia
clade Euthyneura |
Superfamili: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | S. octona
|
Nama binomial | |
Subulina octona (Bruguière, 1798)
|
Sumpil[2] atau siput ujung lidi[3] (Subulina octona) adalah sejenis siput darat yang termasuk ke dalam suku Subulinidae. Siput kecil sebesar ujung lidi yang acap menjadi hama tanaman ini berasal dari wilayah Karibia, namun kini telah menyebar luas di seluruh kawasan tropika, termasuk di Indonesia. Ia dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Miniature Awlsnail[4] atau Tropical Awlsnail.[5]
Siput dengan cangkang berukuran kecil memanjang; tinggi cangkang 12-20 mm, dan garis tengahnya 3–5 mm.[6] Cangkang langsing serupa gulungan benang; seluk 9-10, dindingnya melingkar sempurna, mengkilap, dan transparan; seluk akhir dengan tinggi lk. 2/5 dari seluruh tinggi cangkang; garis taut (sutura) jelas tetapi sedikit mengerut. Puncaknya tumpul; dasar seluk membulat; pusar (umbilikus) tertutup. Mulut cangkang miring, hampir lonjong, meruncing di bagian atas dan bawah. Tepi mulut cangkang tidak menerus, tajam, tidak menebal atau melipat. Sumbu cangkang (kolumela) terpangkas di bagian bawah.[7]
Cangkang menerawang berwarna kuning tanduk, dengan garis lebih tua memanjang sumbu cangkang.[3] Hewan siputnya berwarna kuning.[8]
Subulina octona menyebar secara alami di wilayah Amerika tropis, termasuk Karibia.[9] Hewan ini umumnya terbawa tidak sengaja, dan kemudian berbiak serta menyebar luas ke banyak tempat di kawasan tropis.
Keong ini aktif mencari makanan di malam hari. Di siang hari biasanya bersembunyi di tempat-tempat yang teduh di bawah bebatuan, lumut, rerumputan, dan hanya kadang-kadang keluar bila hari mendung atau hujan. Telurnya kecil-kecil, halus, bulat, berkulit keras, dan berwarna putih kekuningan; diletakkan di tempat yang teduh dan lembap.[3]
Sumpil ditemukan hidup hingga ketinggian 700 m dpl.[3]
Sumpil dikenal sebagai hama tanaman yang cukup menyusahkan. Keong ini tercatat merusak daun-daun dan batang tembakau; tanaman lada; dan aneka tanaman hias, termasuk anggrek bulan.[3]