Susuh kura

Susuh Kura
Susuh kura, Sulcospira testudinaria
dari Cihideunghilir, Ciampea, Bogor
Not listed in IUCN Red List[1]
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
(tanpa takson):
Superfamili:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. testudinaria
Nama binomial
Sulcospira testudinaria
Sinonim
  • Melania testudinaria von dem Busch, 1842[2] (basionym)
  • Brotia testudinaria (Busch, 1842)
  • Melania foeda I. Lea & H. C. Lea, 1850
  • Melania junghuhni Schepman, 1896[3][4]
  • Melania martini Schepman, 1898
  • Melania martini var. flammulata Schepman, 1898

Sumber: Köhler & Glaubrecht 2001[5]

Susuh kura[6] (Sulcospira testudinaria) adalah sejenis siput air tawar yang termasuk ke dalam suku Pachychilidae. Siput kecil ini didapati hidup terbatas (endemik) di perairan tawar Indonesia bagian barat.

Pengenalan

[sunting | sunting sumber]
Spesimen muda, tinggi 21 mm (yang besar)
Spesimen dewasa, tinggi 30 mm (terpotong)

Keong kecil dengan cangkang berbentuk contong (kerucut panjang); tinggi cangkang 35-40 mm, garis tengah 12–16 mm. Cangkang berwarna cokelat kehijauan, bercorak-corak tegak cokelat atau cokelat tua, atau bersabuk cokelat. Cangkang agak ramping dan licin; seluk 10-12, tidak mencembung, seluk akhir menyiku tumpul (pada hewan muda menyiku tajam), pada dasarnya dikelilingi 6-10 alur-alur melingkar. Puncaknya kadang-kadang rompang. Umbilikus (pusar) tertutup. Mulut cangkang bundar telur, dengan tepi tipis, tajam, tidak bersambung, sebelah bawahnya agak melebar.[6] Tinggi mulut cangkang sekitar 1/3 tinggi total cangkang. Operkulum (tutup cangkang) dari bahan tanduk, cokelat merah gelap, dengan inti di tengah dikelilingi 5 spiral.[7]

Agihan dan habitat

[sunting | sunting sumber]

Susuh kura menyebar terbatas di Pulau Jawa dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, dan Sumatera Selatan.[5]

Siput ini dapat ditemukan di berbagai perairan, baik yang tenang ataupun yang berarus lambat atau deras; terutama yang dasarnya berlumpur, hingga ketinggian 1.400 m dpl.[6] Sekarang jenis susuh ini telah mulai menghilang dari tempat-tempat yang dahulu biasa didapati, kemungkinan akibat polusi perairan.[5]

Reproduksi

[sunting | sunting sumber]

Hewan betina mengandung antara 100–156 butir telur berupa cangkang embrionik (embryonic shells) yang berukuran kurang-lebih sama, yaitu dengan tinggi cangkang 1 mm atau kurang.[8]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ IUCN (2012). IUCN Red List of Threatened Species. Version 2012.2. <www.iucnredlist.org>. Downloaded on 5 November 2012.
  2. ^ von dem Busch (1842). In: Philippi, R.A. (1842). "Melania I." Abbildungen und Beschreibungen neuer oder wenig bekannter Conchylien, 1(1): 1-33. Kassel: Theodor Fischer. page 3, plate 1, fig. 14.
  3. ^ Schepman, M.M. (1896). "Descriptions of new Melanidae". Notes from the Leyden Museum 18: 135-9, plate 2, figure 1.
  4. ^ invalid name: junior homonym of Melania junghuhni Martin, 1879; M. martini is a replacement name.
  5. ^ a b c Köhler, F. & M. Glaubrecht (2001). "Toward a systematic revision of the Southeast Asian freshwater gastropod Brotia H. – Adams, 1866 (Cerithioidea: Pachychilidae): an account of species from around the South China Sea". Journal of Molluscan Studies 67(3): 281-318.
  6. ^ a b c Djajasasmita, M. 1999. Keong dan Kerang Sawah: 28-9. LIPI-Seri Panduan Lapangan. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI.
  7. ^ Heryanto, R.M. Marwoto, A. Munandar, & Susilowati P. 2003. Keong dari Taman Nasional Gunung Halimun-Salak: 87-8. Bogor: Biodiv. Consv. Project LIPI-JICA-PHKA.
  8. ^ Marwoto, R.M. & N.R. Isnaningsih (2012). The freshwater snail genus Sulcospira Troschel, 1857 from Java, with description of a new species from Tasikmalaya, West Java, Indonesia (Mollusca: Gastropoda: Pachychilidae). The Raffles Bulletin of Zoology 60(1): 1–10. [29 February 2012]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]