Suzuki Fronte

1967 Suzuki Fronte

Suzuki Fronte merupakan jenis mobil Suzuki pertama yang dipasarkan di Indonesia pada tahun 1974 oleh Indonesia motor company sebelum dipasarkan oleh indomobil pada tahun 1976. Suzuki Fronte adalah salah satu mobil bersejarah Suzuki di Indonesia, selain mobil Carry ST 10.[1] PT. Suzuki Indomobil Motor merupakan perusahaan cabang dari Suzuki yang mengelola pemasaran Suzuki Fronte di Indonesia.

Perjalanan panjang Suzuki di Indonesia dimulai sejak perkenalan produk pertamanya pada tahun 1970 dengan pengelolanya yaitu PT. Indohero Steel and Engineering Company. Produk yang diperkenalkan berupa dua buah kendaraan roda dua yaitu jenis A100 dan FR70.[2] Sekitar 1975 Suzuki Indonesia Manufacturing memulai membuat komponen kendaraan di pabriknya yang berada di Cakung. Pada tahun 1976, mereka mulai melakukan ekspansi bisnis otomotifnya dengan mulai menjual mobil yang masuk secara CKD dari Jepang dan dirakit di pabriknya di Cakung.[3] Setelah enam tahun berkiprah di Indonesia, Suzuki memproduksi kendaraan roda empat pertamanya.Kendaraan roda empat yang dibuat masing-masing merupakan tipe mobil niaga dan tipe mobil penumpang. Tipe mobil niaga bermodel Pick Up dengan nama Carry ST 10, sedangkan tipe mobil penumpang diberi nama Suzuki Fronte.[2]

Suzuki Fronte menerapkan model desain klasik. Desain klasiknya dibuat oleh seorang desainer mobil terkenal dari Italia yang bernama Giorgetto Giugiaro. Desain asli dari mobil ini hanya terdiri atas dua tempat duduk dengan mesin kecil sebagai pendukung mobil. Mesin tersebut berkapasitas 365 sentimeter kubik (cc) dengan tiga silinder. Tenaga maksimum yang dapat dicapai sebesar 37 Daya Kuda (Dk).[4] Suzuki Fronte menggunakan pilar C tebal. Ciri khas dari pilar C Suzuki Fronte ini adalah tiga garis yang disebut " Progressive Triad".[5]

Suzuki Fronte sudah ada sejak 1962 di Jepang dengan nama Suzulight Fronte TLA. Generasi kedua muncul sekitar tahun 1967 dengan nama Suzuki Fronte LC10. Generasi ketiga munvul pada tahun 1970 dengan nama Fronte LC10 Type II. Pada generasi ketiga ini muncul Suzuki Fronte dengan desain yang penuh dengan gaya yaitu Suzuki Sting Ray. Diperkirakan bahwa nama Sting Ray merupakan nama yang menginspirasi penamaan mobil LCGC Wagon R Sting Ray yang dipasarkan pada tahun 2014. Suzuki Fronte LC20 telah ada di Jepang sejak tahun 1973 dan setiap tahun mengalami beberapa kali perubahan sisi tampilan. Pada tahun 1975, Suzuki akhirnya mengeluarkan Fronte SS20 dengan spesifikasi mesin 550 cc dari Daihatsu. Ini merupakan dampak dari perubahan regulasi Kei Car di Jepang. Izin Completely Cnock Down (CKD) untuk Suzuki Fronte di Indonesia, tetap menggunakan LC20 agar pajaknya tidak melonjak naik. Ini dapat menjadi demikian karena CKD dianggap sudah tidak berkelanjutan. Jenis mesin yang digunakan tetap dari LC20 sehingga versi Suzuki Fronte yang ada Indonesia bertipe SS20 dengan mesin LC20. Pajak bukanlah satu-satunya alasan modifikasi mobil Suzuki Fronte di Indonesia. Belum adanya aturan dan standar batas emisi gas buang kendaraan seperti di Jepang juga merupakan alasan modifikasi Suzuki Fronte di Indonesia. Karena itu pemasangan mesin kecil ini ke bodi Suzuki Fronte oleh Suzuki dianggap legal.[3]

Spesifikasi dan varian

[sunting | sunting sumber]

Mesin yang digunakan pada mobil Suzuki Fronte adalah mesin dua tak dengan tiga silinder dengan pendingin cairan pada mesin. Kapasitas mesin yang digunakan hanya 360 cc. Mobil ini menggunakan penggerak roda belakang dengan peletakan mesin berada di bagian belakang. Pengaturan suplai bahan bakar ke dalam mesin menggunakan karburator yang diletakkan pada posisi horizontal. Tenaga maksimum yang dapat dicapai adalah 33,5 Hourse Power pada kecepatan 6000 Rpm dan torsi 41 Newton meter pada 4500 Rpm. Jenis transmisi yang digunakan adalah transmisi manual 4 percepatan. Jenis transmisi ini menyerupai transmisi mobil pada tahuan 1970-an. Di Indonesia, Suzuki Fronte hanya hadir dengan model 4 pintu, sedangkan di luar Indonesia, Suzuki Fronte juga dijual dalam bentuk coupe 2 pintu. Ada dua pilihan warna untuk mobil ini, yaitu warna biru muda dan warna hijau gelap. Satu hal yang menjadi ciri khas dari mobil ini adalah adanya lubang hawa di bagian belakangnya. Bagian depannya menggunakan spion tanduk dengan model corong berwarna hitam. Kaki-kakinya menggunakan coil spring di bagian depan dan semi-trailing arm ditambah coil spring di bagian belakang. Velg yang digunakan adalah yang berukuran 10 inci. Berat bersih dari mobil Suzuki Fronte dengan muatan 4 orang penumpang ini adalah 545 Kilogram.[3]

Pemberhentian produksi

[sunting | sunting sumber]

Dalam masa edarnya yang singkat, tidak banyak Suzuki Fronte yang muncul di jalanan. Sekarang mobil ini sudah tergolong sangat langka dan menjadi incaran para kolektor mobil antik di Indonesia. Karena kelangkaannya, harga jual mobil ini sangat tinggi. Sama seperti jumlah unitnya, suku cadang mobil Suzuki Fronte juga sudah tergolong langka. Penggantian mesin biasanya dengan menggunakan suku cadang mesin motor 2 tak, walaupun kadang tidak persis sama dengan ukuran aslinya.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Fakta Suzuki Fronte". twitter.com. 20 Maret 2018. Diakses tanggal 25 Desember 2019. 
  2. ^ a b "Sejarah Suzuki Di Indonesia". garasi.id. 15 Juni 2019. Diakses tanggal 25 Desember 2019. 
  3. ^ a b c d Alfan, Charis (14 Agustus 2016). "Suzuki Fronte LC20 SS20". mobilmotorlama.com. Diakses tanggal 25 Desember 2019. 
  4. ^ Momot, Ivan Casagrande (26 Oktober 2017). "Lihat Langsung Nenek Moyang Suzuki Ignis di Jepang. Ini Lho Ciri Khususnya!". gridoto.com. Diakses tanggal 25 Desember 2019. 
  5. ^ Arya, Amos (20 Oktober 2017). "Desain Eksterior Suzuki Ignis Sudah Turun Temurun". otospirit.com. Diakses tanggal 25 Desember 2019.