Talchum atau talnori (탈춤;탈놀이) adalah pertunjukkan tradisional Korea yang dipertunjukkan oleh beberapa orang yang mengenakan topeng dan kostum untuk memainkan sebuah lakon lewat tarian, dialog dan lagu.[1][2]
Pertunjukkan kesenian ini dianggap sebagai bentuk representatif teater tradisional dan dipentaskan di seluruh Korea.[1] Asal mula talchum diperkirakan berawal dari gut yang diselenggarakan di tingkat desa (burakgut) untuk memohon panen yang baik dan kesejahteraan rakyat desa.[3][4] Namun, serupa dengan sebagian besar kesenian rakyat Korea yang lain, tidak ada catatan tertulis mengenai sejarah dan asal pertunjukkan ini.[1] Tulisan yang menuliskan tentang talchum baru dimulai pada abad ke-20, karena beragamnya improvisasi sehingga sulit untuk membuat catatan yang jelas atau tepat.[1]
Karena tidak adanya catatan resmi yang akurat, asal dan sejarah talchum dapat ditelusuri dari dialog para tokoh dan lakon yang mereka mainkan.[1] Sejarawan meyakini asal talchum adalah dari kesenian yang berkaitan dengan Shamanisme, gisaeng (penghibur), kelompok musik petani ataupun kombinasi ketiganya. Namun, kemungkinan kesenian ini telah dimainkan sejak abad ke-13.[1] Talchum mulai berkembang pesat pada abad ke-17 – 19 periode Dinasti Joseon yang memfokuskan cerita pada tema rakyat dan kemanusiaan yang digemari oleh rakyat jelata.[2]
Penelitian data karbon menunjukkan bahwa topeng Hahoe, salah satu jenis topeng dalam pementasan talchum dari Gyeongsang, dibuat pada abad ke-13. Sebagian besar tari topeng yang terkenal berasal dari kota-kota seperti Yangju, Bongsan, Tongyeong dan Suyeong.[1]
Sendratari topeng Korea memiliki istilah yang berbeda-beda berdasarkan daerahnya masing-masing.
Nama | Asal | Variasi |
---|---|---|
Talchum | Korea Utara | Gangnyeong Talchum, Bongsan Talchum, Eunyul Talchum |
Sandaenori | Korea bagian tengah | Yangju Sandaenori, Songpa Sandaenori, Andong Hahoe Byeolsingut Talnori, Gangneung Gwanno Gamyeongeuk |
Ogwangdae | Bagian barat Sungai Nakdong | Tongyeong Ogwangdae, Goseong Ogwangdae, Gasan Ogwangdae |
Yayu | Sebelah timur Sungai Nakdong | Dongnae Yayu, Suyeong Yayu |
Orang Korea menyukai pertunjukkan ini karena sering menyampaikan pesan-pesan moral dan menceritakan tentang kehidupan dan permasalahan sehari-hari.[1] Tari topeng memperlihatkan berbagai bentuk emosi seperti kesedihan, kebahagiaan dan kecaman terhadap kaum penguasa.[3] Tema-tema tari topeng antara lain mengenai ritual upacara, biksu yang murtad, kaum bangsawan yang ditimpa kemisikinan, cinta segitiga dan kehidupan sehari-hari rakyat jelata.[3] Pada masa lalu, hiburan ini dipentaskan di halaman sebuah rumah besar atau di pasar untuk menarik perhatian warga.[2]
Menari adalah bagian penting dalam talchum.[1] Musik dimainkan selama pertunjukkan oleh kelompok musik petani dengan 9 jenis alat musik yakni geomungo (kecapi 6 senar), gayageum (kecapi 12 senar), hyangbipa (mandolin), genderang besar, genderang panjang, haegeum (rebab bersenar 2), piri (suling) dan 2 taepyeongso (terompet).[1]
Topeng Korea dinamakan Tal, tetapi juga dikenal dengan nama-nama lain seperti gamyeon, gwangdae, chorani, talbak dan talbagaji.[5] Topeng Korea memiliki kain hitam yang tersambung dibelakangnya yang dibuat untuk melapisi kepala atau sebagai rambut hitam.[5]
Sendratari topeng yang berasal dari Korea Utara diisebut talchum yang juga digunakan sebagai nama umum untuk keseluruhan jenis tari topeng di Korea.[4] Sendratari topeng pesisir barat dari provinsi Hwanghae memiliki sedikit perbedaan dengan sendratari dari daerah lain.[4] Tokoh yang dimainkan antara lain delapan biksu berwajah hitam, biksu kepala, orang muda dan orang tua, bangsawan dan nenek Miyal.[4] Ciri khas tari topeng Korea Utara adalah gerakannya yang lincah dan cepat serta mengenakan selendang panjang di tangan.[4]
Yayu (sendratari topeng lapangan) dan Ogwangdae (sendratari topeng lima badut) adalah jenis tari topeng yang berasal dari wilayah selatan Semenanjung Korea, masing-masing dipertunjukkan di sebelah timur dan barat aliran Sungai Nakdong.[4] Kedua jenis pementasan sendratari ini kurang berkaitan dengan praktik gut karena memang bertujuan untuk menghibur.[4] Kelompok yang mempertunjukkan sendratari ini dinamakan Daegwangdaepae yang menghibur rakyat di sepanjang aliran Sungai Nakdong.[4] Kelompok ini menghibur dalam berbagai festival desa dan menyerap banyak karakter lokal.[4]
|publisher=
pada posisi 81 (bantuan)