Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2022. |
Tempuh wiyang | |
---|---|
Pelat botani menurut Blanco | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Asterid |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | E. sonchifolia
|
Nama binomial | |
Emilia sonchifolia | |
Sinonim | |
Cacalia sonchifolia L. |
Tempuh wiyang atau jonghe adalah tanaman obat dari famili Asteraceae yang teaah banyak digunakan sebagai campuran anti racun dan anti biotik pada industri farmasi.[2] Tempuh wiyang banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara, tanaman ini juga telah disebarluaskan ke Amerika.[3]
Tempuh wiyang banyak dikenal di Jawa dengan sebutan jonghe, jombang (Sd.), kemondelan, dalgiu, centongan, tespog, serubung gelang, minyawon, ketiu, jawi rawa (Jw.) serta sarap atau sundilan (Mdr.).[2] Orang Maluku menyebutnya kaho mahiri (Hlmr.), gafu saru (Ternate), delo-delo (Tdr.), sedangkan orang Sulawesi menyebutnya linrapa dan halmah.[2]
Tanaman semusim ini tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya dengan tinggi 10 cm hingga 120 cm, tumbuhnya di tepi jalan atau selokan, tebing, kebun, padang rumput mulai dari dataran rendah sampai sekitar 1.750 m di atas permukaan laut.[2] Daunnya tunggal berbentuk segitiga memanjang, tersebar, bagian atas berwarna hijau, bagian bawah agak merah keunguan dan sering terkumpul pada pangakalnya.[2]
Daun tempuh wiyang sering disayur atau menjadi lalapan dengan rasa seperti rempah-rempah yang sedkit pahit, selain itu tanaman ini dapat dipakai untuk mengobati flu, infeksi saluran napas, radang paru-paru, serta infeksi akibat luka, bisul, memar maupun sariawan.[2]
Media tentang Emilia sonchifolia di Wikimedia Commons