Editor | Aung Zaw |
---|---|
Kategori | Majalah berita dan berita elektronik |
Didirikan | 1990 |
Terbitan terakhir Angka | September 2015 Vol 15, No.3 |
Perusahaan | Irrawaddy Publishing Group (IPG) |
Negara | Rangoon, Burma & Chiang Mai, Thailand |
Bahasa | Inggris, Myanmar |
Situs web | www.irrawaddy.org |
Bagian dari seri artikel mengenai |
Gerakan demokrasi di Myanmar |
---|
Latar belakang |
Pasca kemerdekaan Burma |
Konflik internal di Myanmar |
Jalan Burma Menuju Sosialisme |
Dewan Perdamaian dan Pembangunan Negara |
Unjuk rasa massa |
Pemberontakan 8888 · Revolusi Safron |
Konsesi dan reformasi |
Peta jalan menuju demokrasi Konstitusi baru Reformasi 2011 |
Pemilihan umum |
1990 · 2010 · 2012 · 2015 |
Organisasi |
Liga Nasional untuk Demokrasi · Kelompok Pelajar Generasi 88 · Burma Campaign UK · Koalisi Burma Bebas · U.S. Campaign for Burma · Gelombang Generasi · Front Demokratik Pelajar Seluruh Burma · Kekuatan Ketiga |
Tokoh |
U Nu · Aung Gyi · Tin Oo · Aung San Suu Kyi · Min Ko Naing · Thein Sein |
Topik terkait |
Hak asasi manusia di Myanmar · Politik Myanmar · Hubungan luar negeri Myanmar |
The Irrawaddy (bahasa Burma: ဧရာဝတီ; MLCTS: ei: ra wa. ti) adalah sebuah situs web yang dimiliki oleh Irrawaddy Publishing Group (IPG), didirikan pada tahun 1990[1] oleh eksil Myanmar yang tinggal di Thailand. Sejak awal, The Irrawaddy telah mengambil sikap independen terhadap politik Myanmar. Sebagai publikasi yang diterbitkan oleh mantan aktivis Myanmar yang melarikan diri dari tindakan keras terhadap demonstrasi anti-militer pada tahun 1988, hubungan tersebut selalu dikaitkan erat dengan gerakan pro-demokrasi, walaupun tetap tidak terafiliasi dengan kelompok politik manapun yang telah muncul sejak Pemberontakan 8888.
The Irrawaddy diterbitkan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Myanmar, dengan fokus utama pada Myanmar dan Asia Tenggara. Ini dianggap sebagai salah satu publikasi jurnalistik terkemuka yang membahas perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Myanmar. Selain berita juga memiliki analisis politik dan wawancara mendalam dengan berbagai pakar Myanmar, pemimpin bisnis, aktivis demokrasi dan tokoh berpengaruh lainnya.[2]