The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings

The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings (1951)[1] adalah rekonstruksi kronologi kerajaan Israel dan Yehuda oleh Edwin R. Thiele. Buku itu awalnya merupakan disertasi doktornya dan secara luas dianggap sebagai karya definitif tentang kronologi raja-raja Ibrani.[2] Buku ini dianggap karya klasik dan komprehensif dalam perhitungan masa pemerintahan raja, kalender, dan pemerintahan bersama, berdasarkan Alkitab dan sumber di luar Alkitab.

Kronologi Alkitab

[sunting | sunting sumber]
Masa hidup raja-raja Israel dan Yehuda menurut kronologi dari Edwin R. Thiele. Raja yang teridentifikasi dari sumber di luar Alkitab diberi warna kuning. Sementara raja-raja yang diidentifikasi secara tentatif diberi warna jingga.

Kronologi raja-raja Israel dan Yehuda bertumpu terutama pada serangkaian informasi panjang pemerintahan dan referensi silang dalam Kitab Raja-raja dan Tawarikh, di mana kenaikan tahta masing-masing raja diberi tanggal menurut pemerintahan kontemporer, baik Kerajaan Yehuda di bagian selatan atau Kerajaan Israel di utara, dan mencocokkan mereka ke dalam kronologi peradaban kuno lainnya. Namun, beberapa referensi silang tampaknya tidak cocok, sehingga pemerintahan yang dikatakan telah berlangsung selama 20 tahun dari hasil referensi silang hanya memberikan hasil baik 19 atau 21 tahun. Thiele melihat bahwa referensi silang yang diberikan selama pemerintahan Asa, raja Yehuda, memuat kesalahan kumulatif 1 tahun untuk tiap pemerintahan raja-raja Israel yang berurutan: lintas-referensi pertama mengakibatkan kesalahan 1 tahun, yang kedua memberikan kesalahan 2 tahun, yang ketiga 3 tahun dan seterusnya. Dia menjelaskan, pola ini adalah hasil penggunaan dua metode berbeda untuk perhitungan tahun regnal/pemerintahan: metode tahun naik tahta (accession year method) dan metode bukan-tahun-naik-tahta (non-accession year method). Selain itu, Thiele juga menyimpulkan bahwa Kerajaan Israel menghitung tahun dimulai pada bulan Nisan dalam musim semi, sedangkan Yehuda menghitung tahun yang dimulai pada bulan Tisyri dalam musim gugur.

Metode tahun naik tahta

[sunting | sunting sumber]

Menurut "metode tahun naik tahta", jika seorang raja meninggal di tengah-tengah tahun, periode sampai akhir tahun itu akan disebut "tahun naik tahta" raja yang baru, dan Tahun 1 akan dimulai pada tahun berikutnya. Menurut "metode bukan-tahun-naik-tahta", periode sampai akhir tahun ini akan menjadi Tahun 1 raja yang baru dan Tahun ke-2 akan dimulai pada awal tahun berikutnya. Kerajaan Israel tampaknya menggunakan metode bukan-tahun-naik-tahta, sedangkan Yehuda menggunakan metode tahun naik tahta sampai Atalya merebut kekuasaan di Yehuda, di mana setelahnya, metode bukan-tahun-naik-tahta Kerajaan Israel juga diadopsi di Yehuda.

Permulaan tahun kalender

[sunting | sunting sumber]

Dari data Alkitab, Thiele menyimpulkan bahwa Kerajaan Israel Utara menghitung tahun kalendernya dimulai pada musim semi, yaitu pada 'bulan Nisan (sekitar bulan April pada kalender Gregorian), sedangkan Yehuda menghitung tahun yang dimulai pada musim gugur, bulan Tisyri (sekitar bulan September pada kalender Gregorian).

Penegasan dari sumber lain

[sunting | sunting sumber]

Dampak kumulatif permulaan tahun baru dan metode yang berbeda untuk menghitung masa pemerintahan bagi Thiele dapat menjelaskan kebanyakan dari penampakan inkonsistensi dalam referensi silang. Thiele tidak tahu bahwa ketika ia pertama kali mempublikasikan penemuannya, kesimpulan yang sama, bahwa kerajaan utara menggunakan metode bukan-tahun-naik-tahta dan musim semi sebagai Tahun Baru sedangkan kerajaan selatan menggunakan metode tahun naik tahta dan Tahun Baru pada musim gugur, telah ditemukan oleh Valerius Coucke dari Belgia beberapa tahun sebelumnya, sebuah fakta yang diakui Thiele dalam buku terbitannya "Mysterious Numbers".[3]

Kesimpulan

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan kesimpulannya, Thiele menunjukkan bahwa jarak 14 tahun antara Ahab dan Yehu adalah sebenarnya hanya 12 tahun. Ini memungkinkannya untuk memberi tarikh pemerintahan mereka secara tepat, karena Ahab disebutkan dalam Prasasti Kurkh yang mencatat serangan Asyur terhadap Suriah/Israel pada Perang Qarqar tahun 853 SM, dan Yehu disebutkan pada Obelisk Hitam Salmaneser III membayar upeti pada tahun 841 SM. Kedua peristiwa ini dalam kronologi Asyur dicatat terpisah 12 tahun, Ahab tentunya berperang melawan Asyur pada tahun terakhirnya dan Yehu membayar upeti dalam tahun pertamanya.

Thiele mampu mencocokkan data kronologis Alkitab dari Kitab Raja-raja dan Tawarikh dengan pengecualian sinkronisme (synchronism) antara Hosea raja Israel dan Hizkia raja Yehuda menjelang akhir kerajaan Israel Utara dan dengan enggan menyimpulkan bahwa pada titik itu penulis kuno telah membuat kesalahan. Anehnya, justru pada titik itu Thiele sendiri yang membuat kesalahan, karena gagal menyadari bahwa, untuk beberapa tahun, Hizkia menjalankan pemerintahan bersama ayahnya, Ahas, yang dapat menjelaskan sinkronisme Hosea/Hizkia. Koreksi ini telah diberikan oleh para penulis kronologi berikutnya yang bekerja berdasarkan karya Thiele, termasuk rekan Thiele, Siegfried Horn,[4] TC Mitchell dan Kenneth Kitchen[5] dan Leslie McFall.[6]

Metode penentuan kronologi Thiele untuk raja-raja Ibrani didasarkan pada induksi, sehingga prioritas pertama adalah menentukan metode yang sebenarnya digunakan oleh para juru tulis kuno dan pencatat sejarah istana dalam mencatat tahun-tahun pemerintahan, seperti yang dijelaskan di atas. Metode induktif Thiele, kemudian, didasarkan pada bukti tulisan-tulisan Timur Dekat kuno, dan bukan pada pengandaian diikuti oleh para sarjana liberal. Metode Thiele inilah yang menghasilkan studi penentuan kronologi periode kerajaan, bukan metode berbasis anggapan (deduksi), sehingga bahkan para penafsir teori kepenulisan Kitab Suci telah mengakui kredibilitas kesarjanaan Thiele dalam menentukan tanggal terbaginya kerajaan setelah kematian Salomo, seperti yang dikutip di atas. Pekerjaan Thiele dan para sarjana tekstual lain yang mengikuti pendekatan induktif (berbasis bukti) karenanya signifikan dalam memberikan metode alternatif untuk hipotesis dokumenter, dan keberhasilan pendekatan itu telah dilihat signifikan secara teologis dalam mendukung kepercayaan tentang inspirasi Alkitab, khususnya mengenai integritas dalam banyak data historis kompleks yang berkaitan dengan periode kerajaan.

Jika data kronologis dari MT [Masoretic Text/Teks Masoret ]tidak otentik—tanggal yang sebenarnya dan sinkronisme pada sejumlah raja—maka baik Thiele atau McFall maupun orang lain tidak akan bisa menyusun kronologinya yang dalam setiap hal setia kepada teks asli dan setiap kali terbukti konsisten dengan kronologi Asyur dan Babilonia. Demonstrasi matematika ini harus digunakan untuk menguji berbagai teori pembentukan teks: Jika teori pembentukan teks tidak bisa menjelaskan bagaimana data kronologis MT telah menghasilkan suatu kronologi yang dalam segala hal tampaknya otentik untuk empat abad periode kerajaan, maka teori itu harus ditolak sebagai contoh lain pendekatan berdasarkan presuposisi (anggapan) yang tidak memenuhi kriteria rasional bagi kredibilitas.[7]

Kronologi raja-raja Ibrani menurut karya Thiele

[sunting | sunting sumber]
ISRAEL YEHUDA
Raja Pemerintahan Periode
(tahun)
Raja Usia naik
tahta sebagai
Pemerintahan Periode
(tahun)
Usia
bersama sendiri pemerintahan
bersama
raja
sendiri
bersama sendiri kelahiran
putra
pemerintahan
bersama anak
kematian
Yerobeam'
bin Nebat
931/0-910/9 22 Rehabeam
bin Salomo
41 931/0-
913
17 59
Abia
bin Rehabeam
913-
911/0
3
Nadab
bin Yerobeam
910/9-909/8 2 Asa
bin Abia
911/0-
870/9
41
Baesa 909/8-886/5 24
Ela
bin Baesa
886/5-885/4 2
Zimri 885/4 7 hari
Tibni 885/4-880
Omri 885/4-880 880-874/3 12
Ahab
bin Omri
874/3-853 22 Yosafat
bin Asa
35 38 872/1-
870/9
870/9-
848
25 23 54 59
Ahazia 853-852 2 Yoram
bin Yosafat
32 37 853-
848
848-
841
8 23 44
Yoram 852-841 12 Ahazia
bin Yoram
22 (42) 841 1 22 22
Yehu 841-814/3 28 Ratu Atalya
putri Ahab
841-
835
7
Yoahas 814/3-798 17 Yoas
bin Ahazia
7 835-
796
40 22 46
Yoas 798-782/1 16 Amazia
bin Yoas
25 796-
767
29 15 30 54
Yerobeam II 793/2-782/1 782/1-753 41 Azarya (Uzia)
bin Amazia
16 39 792/1-
767
767-
740/9
52 33 57 68
Zakharia 753-752 6 bulan
Salum 752 1 bulan
Menahem 752-742/1 10 Yotam
bin Azarya
25 36 750-
740/9
740/9-
732/1
16 21 44
Pekahya 742/1-740/9 2
Pekah 752-740/9 740/9-732/1 20 Ahas
son of Jotham
20 735-
732/1
732/1-
716/5
16 16 40
Hosea 732/1-723/2 9
Hizkia
bin Ahas
25 716/5-
687/6
29 33 44 54
Manasye
bin Hizkia
12 22 697/6-
687/6
687/6-
643/2
55 45 66
Amon
bin Manasye
22 643/2-
641/0
2 17 24
Yosia
bin Amon
8 641/0-
609
31 16 Yoyakim
17 Yoahas
21 Zedekia
39
Yoahas
bin Yosia
23 609 3 bulan
Yoyakim
bin Yosia
25 609-
598
11 19 36
Yoyakhin
bin Yoyakim
18 (8) 598-
597
3 bulan 10 hari
Zedekia
bin Yosia
21 597-
586
11

Penerimaan

[sunting | sunting sumber]

Rekonstruksi kronologi Thiele tidak seluruhnya diterima oleh para sarjana,[8][9] demikian pula pendapat para sarjana lain dalam bidang kronologi ini. Namun, karya Thiele dan penerus jejaknya telah mendapatkan penerimaan lintas spektrum dibandingkan kronologi serupa yang lain, sehingga ahli mengenai Asyur (Assyriologist), DJ Wiseman, menulis “Kronologi yang paling banyak diterima hari ini adalah yang berdasarkan studi cermat oleh Thiele,”[10] dan, juga menurut Leslie McFall: “Kronologi Thiele dengan cepat menjadi pandangan konsensus di antara sarjana Perjanjian Lama, malah mungkin sudah mencapai titik itu.”[11] Meskipun mendapat berbagai kritikan, karyanya telah mendapatkan pujian bahkan dari mereka yang tidak menerima kesimpulan akhirnya.[12]

Meskipun ada kritik-kritik ini penanganan metodologi Thiele tetap menjadi titik awal umum dari penanganan ilmiah untuk subjek ini,[13] dan karyanya dianggap telah menetapkan tahun perpecahan Kerajaan Israel bersatu.[14][15][16][17][18][19] Kesimpulan ini telah mendapat dukungan independen dari hasil karya J. Liver,[20] Frank M. Cross,[21] dan orang-orang lain yang mempelajari kronologi raja-raja Tirus.[22] Karya Thiele telah mendapatkan pengakuan meluas dan digunakan lintas disiplin ilmu. Tahun 931 SM hasil perhitungannya, terkait dengan sinkronisme antara Rehabeam dan Firaun Sisak dalam 1 Raja-raja 14:25, digunakan oleh para ahli Egyptology untuk menetapkan tanggal absolut bagi Dinasti ke-22 Mesir, dan karyanya juga telah digunakan oleh para sarjana dalam disiplin-disiplin ilmu lain untuk menetapkan tanggal-tanggal Asyur dan Babel.[23] Kritik-kritik terhadap rekonstruksi Thiele mengarahkan kepada penelitian lebih lanjut yang lebih menyempurnakan atau bahkan berangkat dari sintesisnya, antara lain oleh Tadmor[24] dan McFall.[25] Para sarjana pada akhir abad ke-19 sampai pertengahan abad ke-20 terutama bersikap menghina terhadap catatan alkitabiah raja-raja Israel, memperlakukan catatan-catatan itu sebagai tulisan khayalan dan meremehkan nilai sinkronisasi pemerintahan raja-raja.[26] Sebaliknya, para sarjana modern saat ini bersikap jauh lebih positif terhadap kronologi dan sinkronisme raja-raja dalam Kitab 1 dan 2 Raja-raja setelah munculnya karya Thiele dan mereka yang meneruskan pengembangan tesisnya lebih lanjut,[27] suatu perubahan sikap yang didukung oleh arkeologi termutakhir.[28]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Edwin Thiele, The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings, (1st ed.; New York: Macmillan, 1951; 2d ed.; Grand Rapids: Eerdmans, 1965; 3rd ed.; Grand Rapids: Zondervan/Kregel, 1983). ISBN 0-8254-3825-X, 9780825438257
  2. ^ Kronologi Thiele diterima dalam sejumlah Alkitab Pembelajaran termutakhir, dan merupakan kronologi raja-raja Ibrani yang digunakan dalam Cambridge Ancient History (T. C. Mitchell, "Israel and Judah until the Revolt of Jehu (931-841 B.C.)" CAH 3, Part 1, p. 445). Kronologi Thiele dengan sedikit modifikasi oleh Leslie McFall, ("A Translation Guide to the Chronological Data in Kings and Chronicles," Bibliotheca Sacra 148 [1991], pp. 3-45) diterima dalam karya Jack Finegan yang berpengaruh Handbook of Biblical Chronology, rev. ed. (Peabody, MA: Hendrickson, 1998), p. 249. Lihat pula dalam catatan di bawah, daftar sarjana yang menerima tarikh permulaan perpecahan kerajaan yang diajukan oleh Thiele.
  3. ^ Mysterious Numbers, 3rd ed., p. 59, n. 17, citing V. Coucke, "Chronique biblique," in Supplément au Dictionnaire de la Bible, ed. Louis Pirot, vol. 1, 1928.
  4. ^ Siegfried H. Horn, "The Chronology of King Hezekiah’s Reign," Andrews University Seminary Studies 2 (1964) pp. 48–49.
  5. ^ New Bible Dictionary, 1st ed., JD Douglas, editor; Grand Rapids: Eerdmans, 1962, p. 217.
  6. ^ McFall, Leslie, Translation Guide (PDF), hlm. 12, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2010-07-19 .
  7. ^ Rodger C. Young, review of Christine Tetley's The Reconstructed Chronology of the Divided Kingdom (Winona Lake, IN: Eisenbrauns, 2005), in Andrews University Seminary Studies 45:2 (2007), pp. 282-283.
  8. ^ 'Tidak semua sarjana diyakinkan oleh pemecahan ini, dan para komentator mengenai kitab-kitab nabi-nabi sering menerima bahwa tanggal-tanggal ini hanya perkiraan.', McConville, G (2002). Exploring the Old Testament, Volume 4: The Prophets (viii). London: Society for Promoting Christian Knowledge.
  9. ^ 'Meskipun ada fakta dedikasi kesarjanaan, disertasi Thiele di University of Chicago yang diajukan dengan cermat, ataupun pendapat orang lain, belum mendapat penerimaan universal.', Kaiser, WC (1998). A history of Israel: From the bronze age through the Jewish Wars (293). Nashville, TN: Broadman & Holman Publishers.
  10. ^ Donald J Wiseman, 1 and 2 Kings dalam Tyndale Old Testament Commentaries (Leicester: Intervarsity, 1993), 27.
  11. ^ Leslie McFall, “The Chronology of Saul and David,” Journal of the Evangelical Theological Society 53 (2010) 215, n. 101.
  12. ^ 'Driver menggambarkan sistem Thiele sebagai suatu “karya penting, yang mencapat sangat dekat, malah mungkin sudah mencapai, pemecahan akhir dari problem penanggalan raja-raja Israel dan Yehuda.” Bahkan kritikus sistem Thiele, yang menuduhnya memanipulasi faktor-faktor variabel untuk mencapai sasaran mencocokkan bukti alkitabiah ke dalam sejarah Timur Dekat, harus mengakui admit bahwa “asumsi Thiele divalidasi oleh hasil-hasil yang dicapainya: konsistensi internal dan harmonisasi dan konformitas dengan tarikh-tarikh tetap dalam sejarah Timur Dekat kuno.”', McFall, Leslie, 'A Translation Guide to the Chronological Data in Kings and Chronicles', Bibliotheca Sacra. Volume 148. 1991 (589) (4). Dallas, TX: Dallas Theological Seminary.
  13. ^ 'Karya Thiele telah menjadi suatu batu penjuru bagi diskusi kronologi termutakhir (cf. De Vries IDB 1: 580–99; IDBSup: 161–66);', Freedman, D. N. (1996). Vol. 1: The Anchor Yale Bible Dictionary (1006). New York: Doubleday.
  14. ^ 'Mengikuti karya revolusioner Thiele, The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings, suatu konsensus telah muncul bahwa kerajaan di bawah Salomo terbagi sesaat setelah kematiannya pada tahun 931 SM. Tahun ini harus menjadi titik awal semua rekonstruksi kronologi dari peristiwa-peristiwa sebelumnya.', Merrill, Eugene H, ‘Fixed Dates in Patriarchal Chronology’, Bibliotheca Sacra Volume 137. 1980 (547) (237). Dallas, TX: Dallas Theological Seminary.
  15. ^ Finegan, Handbook p. 249.
  16. ^ Gershon Galil, The Chronology of the Kings of Israel and Judah (Leiden: Brill, 1996), p. 14.
  17. ^ McFall, "Translation Guide," p. 33-34.
  18. ^ T. C. Mitchell in Cambridge Ancient History, "Israel and Judah until the Revolt of Jehu," pp. 445-446.
  19. ^ Israel Finkelstein and Neil Asher Silberman, The Bible Unearthed (New York: Free Press, 2001), p. 131 (Link).
  20. ^ J. Liver, "The Chronology of Tyre at the Beginning of the First Millennium B.C.," Israel Exploration Journal 3 (1953), p. 113-120
  21. ^ Frank M. Cross, "An Interpretation of the Nora Stone," Bulletin of the American School of Oriental Research 208 (1972) p. 17, n. 11.
  22. ^ Ikhtisar studi-studi ini terdapat dalam William H. Barnes, Studies in the Chronology of the Divided Monarchy of Israel (Atlanta: Scholars Press, 1991), pp. 29-55, and also in Rodger C. Young, "Three Verifications of Thiele's Date for the Beginning of the Divided Kingdom," Andrews University Seminary Studies 45 (2007), pp. 179-187.
  23. ^ 'Dalam sebuah artikel tahun 1996, Kenneth Strand menulis, “Apa yang umumnya tidak diberikan perhatian sepatutnya adalah dampak penjelasan Thiele terhadap kronologi Ibrani untuk periode sejarah ini dalam menyediakan suatu koreksi bagi berbagai tanggal dalam sejarah Asyur dan Babel kuno.”28 Tujuan artikel Strand ini adalah untuk menunjukkan bahwa metodologi Thiele telah mencapai prestasi lebih dari sekadar menghasilkan kronologi koheren dari suatu data alkitabiah. Kronologinya, begitu diproduksi, terbukti berguna dalam membereskan sejumlah problem besar dalam sejarah Asyur dan Babel. Sebagaimana ditunjukkan oleh Strand, hasil ini sangat bertentangan dengan yang disampaikan oleh sejumlah kritikus Thiele, yaitu bahwa Thiele sekadar mengocok data alkitabiah sampai sesuai dengan tanggal yang secara umum diterima dari bangsa-bangsa sekitarnya.', Young, Roger, 'Inductive And Deductive Methods As Applied To OT Chronology', Master's Seminary Journal Volume 18. 2007 (1) (112–113). Sun Valley, CA: The Master's Seminary.
  24. ^ 'H. Tadmor (EncMiqr 4: 245–310) mendasarkan kronologinya pada pertimbangan yang mirip dengan Begrich dan Thiele, tetapi berasumsi lebih sedikit fluktuasi sistemik.', Freedman, D. N. (1996). Vol. 1: The Anchor Yale Bible Dictionary (1006). New York: Doubleday.
  25. ^ 'Maka terserah pada yang lain untuk melengkapi aplikasi prinsip-prinsip yang telah digunakan oleh Thiele, dengan demikian memberikan suatu kronologi untuk raja-raja Yehuda abad ke-8 [SM] yang dalam harmoni penuh dengan lama pemerintahan dan sinkronisme yang diberikan pada Kitab 2 Raja-raja dan Kitab 2 Tawarikh. Karya yang paling terperinci dalam hal ini adalah yang dilakukan oleh Leslie McFall pada artikel tahun 1991 dalam Bibliotheca Sacra.22 McFall menelurusi lama pemerintahan dan sinkronisme Kitab Raja-raja dan Tawarikh, dan menggunakan catatan tepat yang mengindikasikan apakah tahun-tahun itu dihitung menurut kalender Yehuda yang dimulai pada bulan Tisyri atau kalender Israel yang dimulai pada bulan Nisan, ia mampu menghasilkan suatu kronologi untuk kerajaan terbagi yang konsisten untuk semua teks yang dipilih.', Young, Roger, 'Inductive And Deductive Methods As Applied To OT Chronology', Master's Seminary Journal Volume 18. 2007 (1) (105–106). Sun Valley, CA: The Master's Seminary.
  26. ^ 'R. Kittel: “Wellhausen menunjukkan dengan berbagai alasan bahwa sinkronisme di dalam Kitab Raja-raja tidak mungkin berasal dari tradisi kuno, tetapi sebaliknya hanya hasil perhitungan artifisial atau buatan...”5 Theodore H. Robinson: “Wellhausen percaya bahwa sinkronisme dalam Kitab Raja-raja itu tidak berharga, hanya kompilasi akhir dari angka-angka yang tersedia.”6 S. R. and G. R. Driver: “Karena diyakini berdasarkan berbagai alasan bahwa sinkronisme ini tidak asli, dan upaya apapun untuk mendasarkan suatu skema kronologi akan diabaikan.”7 Karl Marti: “Hampir pada semua lini, diskrepansi antara sinkronisme dan tahun-tahun pemerintahan tidak dapat diperbaiki.”8 TMSJ 18:1 (Spring 2007) p. 102 Cyrus Gordon: “Kesalahan numerikal dalam Kitab Raja-raja menggagalkan setiap upaya untuk menjelaskannya. Kesalahan-kesalahan ini terutama adalah buatan para penyunting... [P]ara editor tidak melakukan sinkronisme secara cermat.”9', Young, Roger C, 'Inductive And Deductive Methods As Applied To OT Chronology', Journal of the Evangelical Theological Society Volume 48. 2005 (2) (233). Lynchburg, VA: The Evangelical Theological Society.
  27. ^ 'Pekerjaan paling cermat dalam hal ini dilakukan oleh Leslie McFall dalam artikel tahun 1991 dalam Bibliotheca Sacra.22 McFall mengerjakan secara menyeluruh lama pemerintahan dan sinkronisme Kitab Raja-raja dan Tawarikh, dan menggunakan notasi persis yang mengindikasikan apakah tahun-tahun itu diukur menurut kalender Yehuda yang dimulai pada bulan Tisyri atau kalender Israel yang dimulai pada bulan Nisan, ia mampu menghasilkan suatu kronologi kerajaan terbagi itu secara konsisten dengan teks-teks sejarah manapun. Ini merupakan perkembangan logis dari karya Thiele, dan mencapai "sasaran utama" (holy grail) yang telah dicari-cari selama 22 abad, yaitu penjelasan rasional mengenai data kronologi raja-raja Israel yang konsisten dengan teks-teks alkitabiah yang digunakan untuk menyusun kronologi, dan juga konsisten dengan sejumlah tarikh yang sudah ditetapkan dari sejarah Asyur dan Babel.', Young, Roger, 'Inductive And Deductive Methods As Applied To OT Chronology', Master's Seminary Journal Volume 18. 2007 (1) (105–106). Sun Valley, CA: The Master's Seminary.
  28. ^ 'Grabbe melihat bahwa nama-nama dan urutan raja-raja Israel dan Yehuda, serta perkiraan penempatan kronologinya, bersesuasian dengan apa yang dapat dilihat dari sumber-sumber di luar Alkitab. Sampai rentang ini, kerangka alkitabiah (artinya terutama Kitab 1 dan 2 Raja-raja) dapat dipercaya: bahkan jika kita tidak memiliki sumber-sumber luar, kita mempunyai keyakinan yang beralasan terhadap urutan alkitabiah Yerobeam I, Nadab, Baesa, Ela, Omri, Ahab, Yehu, dst. di Samaria, serta Daud, Salomo, Rehabeam, Abiam, Asa, Yosafat, dst. di Yerusalem, beserta keterkaitan satu sama lain. Di luar itu, menjadi lebih sukar, dengan tingkat kepercayaan yang menurun terhadap narasi alkitabiah dengan bertambahnya perincian (ini merupakan pernyataan umum, dan kadang kala ada sejumlah perkecualian pada hal-hal tertentu).', Grabbe, L. L. (2007). Reflections on the Discussion. In L. L. Grabbe (Ed.), Ahab Agonistes: The Rise and Fall of the Omri Dynasty (L. L. Grabbe, Ed.) (337). London: T&T Clark.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]