The Syrian Bride | |
---|---|
Sutradara | Eran Riklis |
Produser | Bettina Brokemper |
Ditulis oleh | Suha Arraf Eran Riklis |
Pemeran | Hiam Abbass Makram Khoury Clara Khoury |
Distributor | Koch-Lorber Films |
Tanggal rilis |
|
Durasi | 97 menit |
Negara | Israel Prancis Jerman |
Bahasa | Arab Inggris Ibrani Rusia Prancis |
The Syrian Bride (bahasa Ibrani: הכלה הסורית) adalah film Israel tahun 2004 yang disutradari oleh Eran Riklis. Film ini bercerita tentang pernikahan Druze dan berbagai masalah politik tak terselesaikan yang membentuk kehidupan pribadi orang-orang dalam desa. Alur cerita film ini menggambarkan Konflik Arab-Israel melalui kisah kehidupan keluarga yang akibat terpisah dan retak oleh batasan politik.[1][2]
Film The Syrian Bride telah meraih berbagai nominasi dan memenangkan beberapa penghargaan internasional.
Berlatar musim panas tahun 2000, Mona (Clara Khoury), seorang pemeluk Druze muda yang tinggal di Dataran Tinggi Golan akan menikahi seorang aktor sukses Suriah. Setelah peperangan antara Israel dan Suriah, muncul sebuah daerah demiliterisasi UNDOF di antara Dataran Tinggi Golan dan Suriah yang dipantau oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Menyebrang zona demiliterisasi merupakan sebuah kesempatan yang langka karena hanya dapat disetujui oleh kedua belah pihak dalam kondisi khusus. Mona membutuhkan waktu sekitar 6 bulan untuk mendapatkan izin melintas dari pemerintah Israel. Saat ia menyebrang, ia tidak dapat kembali ke Dataran Tinggi Golan, bahkan hanya untuk kunjungan sesaat. Mona menjadi sedikit ragu karena ia juga tidak mengetahui calon suaminya kelak.
Ayah Mona, Hammed (Makram Khoury), sangat mendukung reunifikasi Suriah dan baru saja dibebaskan dengan jaminan dari penjara Israel. Demi pengorbanan pribadinya, ia dihormati oleh tetua desa. Namun di saat yang sama, pernikahan antara seorang dokter Rusia bernama Evelyna (Evelyn Kaplun) dan Hattem (Eyad Sheety), melanggar tradisi Druze. Mereka, tetua desa mendatangi Mona dan menjelaskan mereka akan mengucilkan ayahnya jika ia memperbolehkan Hattem datang ke acara pernikahannya.
Adik Mona, Amal (Hiam Abbass) telah memiliki dua anak setelah pernikahannya yang tidak bahagia. Ia merasa dirinya bebas karena ia dan putrinya mengenakan celana. Bahkan, ia juga mempertimbangkan dirinya untuk mengikuti pelatihan pekerja sosial. Anak tertuanya ingin menikahi seorang pria pro-Israel. Suami Amal merasa berada pada posisi yang tanggung, karena tradisi desa menuntut kepala keluarga laki-laki mengontrol perilaku anggota keluarganya agar berlaku seperti norma pada masyarakat. Amal sering menasihati putrinya untuk tidak menyerah dalam sekolahnya, terlepas dari tekanan yang diberikan keluarga ataupun masyarakat. Hal ini memberikan wawasan mengenai sifat dari Amal. Saudara lelaki Mona, Marwan (Ashraf Barhom) adalah seorang pedagang gelap yang berdagang di Italia. Gaya hidupnya yang meresahkan tidak diketahui siapapun.
|website=
(bantuan)