Tiberius Julius Abdes Pantera (/pænˈtɛrə/; s. 22 SM – 40 M) adalah seorang prajurit Romawi yang makamnya ditemukan di Bingerbrück, Jerman, pada 1859. Hubungan sejarah dari prajurit tersebut dengan Yesus telah lama menjadi hipotesis dari sejumlah cendekiawan, berdasarkan pada klaim filsuf Yunani kuno Celsus, yang, menurut penulis Kristen Origenes dalam Contra Celsum ("Melawan Celsus") (Yunani: Κατὰ Κέλσου, Kata Kelsou; Latin Contra Celsum), adalah pengarang dari sebuah karya berjudul The True Word (Yunani: Λόγος Ἀληθής, Logos Alēthēs).
Karya Celsus tersebut sekarang telah hilang, namun dalam catatan Origenes, karya tersebut menyatakan bahwa Yesus adalah anak dari hasil hubungan antara Maria dan seorang prajurit Romawi. Ia berkata bahwa Maria "didakwa berzina dan memiliki anak dari seorang prajurit bernama Pantera".[1] Tiberius Pantera bisa saja bertugas di wilayah tersebut pada masa kelahiran Yesus.[1] Talmud kuno dan tulisan-tulisan Yahudi abad pertengahan menyebutkan anggapan tersebut, dengan menyebut "Yeshu ben Pantera", yang beberapa cendekiawan yakini memiliki arti "Yesus, putra Pantera". Hipotesis tersebut tak diterima oleh para cendekiawan arus utama karena sangat sedikit bukti yang mendukung soal anggapan hubungan darah Pantera di luar teks-teks Yahudi.[2][3] Dalam sejarah, nama Pantera adalah nama yang tak lazim dan dipakai di kalangan prajurit Romawi.[2][4]
Hubungan antara dua Pantera dihipotesiskan oleh James Tabor. Teori Tabor memajukan anggapan bahwa informasi Celsus tentang hubungan darah Yesus tersebut adalah benar, dan seorang prajurit dengan nama tersebut, yang hidup pada periode yang sama, adalah ayah biologis Yesus. Karier Tiberius Julius Abdes Pantera akan menempatkannya di Yudea (sekarang Tepi Barat, Palestina) sebagai pria muda pada masa kelahiran Yesus.[1]
Teolog Kristen Maurice Casey menolak hipotesis Tabor dan menyatakan bahwa Tabor tak menghadirkan bukti.[3]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama page15
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Evans