Tindik frenum adalah suatu tindikan yang terletak di bawah ujung penis.[1] Disebut demikian karena tindikan ini menembus frenulum kulup (disingkat frenum) yang menghubungkan batang dengan kepala penis.[2] Suatu barisan tindik frenum dikenal sebagai frenum ladder, yang bisa mencakup tindik lorum, hafada dan guiche.
Catatan sejarah pertama yang menyebutkan adanya tindik frenum yaitu pada buku Zeitschrift für Ethnologie tahun 1884 yang menulis bahwa: "Di kalangan suku Timor di Indonesia, frenulum kulup ditindik dengan anting-anting logam ... fungsi anting-anting tersebut untuk menambah rangsangan saat berhubungan seksual."[3]
Dalam masyarakat masa kini, tindik frenum awalnya dilakukan di kalangan anggota subkultur BDSM gay, hingga akhirnya tren tindik tubuh diperkenalkan kembali ke masyarakat umum pada akhir 1970-an dan awal 1980-an.
Tindik frenum biasanya dimaksudkan untuk menambah kenikmatan seksual bagi pemakainya dan orang yang diajak berhubungan seksual.[4] Tindikan tersebut juga dapat dipakai untuk memasang chastity belt, sehingga mencegah pemakainya untuk melakukan hubungan seksual.
Baik anting barbel maupun simpai dapat dipakai untuk tindik frenum, sebagai aksesoris permulaan atau untuk dipakai seterusnya. Kadangkala, saat memutuskan untuk memakai aksesoris berbentuk seperti gelang, diameternya dipilih secara spesifik sehingga dapat mengitari kepala penis.[5]