Toxocaridae | |
---|---|
Telur Toxocara berembrio | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | Toxocaridae Hartwich, 1954
|
Genus[1][2] | |
Toxocaridae adalah keluarga nematoda zoonosis yang menginfeksi canidae dan felidae dan menyebabkan toksokariasis pada manusia (visceral larva migrans dan okular larva migrans).[3] Cacing ini tidak dapat bereproduksi pada manusia.
Infeksi T. canis atau T. cati dapat menimbulkan berbagai manifestasi klinis. Salah satunya adalah larva migrans visceral, dimana larva tidak dapat berkembang pada manusia seperti pada kucing dan anjing selaku inang alaminya. Perkembangan yang terhenti menyebabkan larva berkeliaran tanpa tujuan di dalam tubuh dan menyebabkan peradangan, paling sering di hati dan paru-paru.
Telur cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi. Hal ini dapat terjadi jika telur menempel di tangan atau wajah, setelah menangani anjing atau kucing yang terinfeksi. Dalam beberapa kasus, mereka juga bisa mendapatkannya dari daging yang kurang matang. Pada anak-anak yang tidak terpapar hewan, telur dapat diperkenalkan dengan cara langsung menelan tanah yang terkontaminasi telur saat bermain di halaman atau taman bermain. Biasanya, skenarionya melibatkan seorang anak kecil dengan anak anjing baru. Sayangnya banyak anak kecil yang terinfeksi larva ini, yang menyebabkan larva migrans okular di mata, salah didiagnosis menderita kanker retina mata dan matanya salah dihilangkan.
Identifikasi langsung larva pada penyakit manusia tidak mungkin dilakukan, sehingga diagnosis bergantung pada riwayat yang didukung oleh uji serologis ELISA. Uji yang paling sensitif disebut ekskretoris/sekretori (E/S), mengandung 96 antigen imunogenik yang diisolasi dari larva T. canis yang dikultur.
Sejumlah produk yang dipasok oleh dokter hewan dapat mencegah atau mengobati infeksi parasit ini. Banyak informasi mengenai hal ini yang dapat ditemukan di situs komputer yang dikelola oleh Dewan Parasit Hewan Pendamping.[butuh rujukan]
Toksokariasis visceral pada manusia atau anjing dapat diobati dengan obat antiparasit seperti albendazol atau mebendazol, biasanya dikombinasikan dengan obat antiinflamasi. Perawatan untuk larva migrans okular adalah dengan membunuh larva menggunakan laser untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, meskipun beberapa kehilangan penglihatan pada mata yang terkena tidak dapat diperbaiki.
Infeksi Toxocara telah terbukti merangsang penyakit atopik, khususnya asma.[4] Infeksi parasit ini menyebabkan gejala mirip asma seperti akumulasi eosinofil, respons inflamasi, dan produksi IgE (imunoglobulin yang terkait dengan respons alergi).[5] Penderita asma terbukti memiliki prevalensi seropositif Toxocara yang lebih tinggi.[6] Penelitian menunjukkan bahwa produksi IgE yang dirangsang oleh infeksi Toxocara dapat berkontribusi terhadap timbulnya asma alergi pada anak-anak.[4] Pengaruh muatan parasit, frekuensi paparan, dan pengaruh genetika terhadap hubungan antara infeksi Toxocara dan asma alergi masih belum diketahui, namun penting dalam memahami cara mencegah asma dan penyakit atopik lainnya di seluruh dunia.[4]