Triyaningsih | |
---|---|
Lahir | 15 Mei 1988 Semarang |
Tempat tinggal | Indonesia |
Warga negara | Indonesia |
Pekerjaan | Atletik |
Situs web | www |
Triyaningsih (lahir 15 Mei 1988) adalah atlet pelari Indonesia. Triyaningsih adalah pelari spesialis cabang atletik SEA Games atau Pesta Olahraga Asia Tenggara di tiga nomor lari yaitu 5.000 meter, 10.000 meter, dan maraton (42,195 kilometer).
Minat Triyaningsih pada atletik muncul setelah mendapat dorongan dari sang kakak, Ruwiyati, yang sudah menjadi pelari terkenal. Triyaningsih kemudian berlatih di klub atletik Lokomotif di Salatiga sejak 2002. Dia langsung di bawah pengawasan pelatih Alwi Mugiyanto, yang sejak awal sudah melihat bakat Triyaningsih sebagai pelari. Triyaningsih mengaku jatuh cinta pada atletik karena melihat kakaknya berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Dia juga melihat bahwa menjadi atlet bisa mengharumkan nama bangsa. Triyaningsih pertama kali ikut Pesta Olahraga Asia Tenggara 2003 atau SEA Games tahun 2003 di Vietnam, untuk nomor 5.000 meter. Ia finis pada urutan keempat, tetapi berhasil memecahkan rekor nasional yunior dengan waktu 16 menit 21 detik. Tahun 2005, Triyaningsih dicoret dari tim SEA Games karena ada permasalahan. Tahun 2007, Triyaningsih memperkuat tim SEA Games untuk nomor 5.000 meter dan 10.000 meter. Di sini, dia memecahkan rekor nomor 5.000 meter dengan waktu 15 menit 54,32 detik. Pada SEA Games 2009 Triyaningsih turun lagi di nomor 5.000 meter dan 10.000 meter. Triyaningsih adalah pelari yang berlari paling jauh dalam cabang atletik SEA Games XXVI/2011 di Jakabaring, Palembang,Sumatera Selatan. Ia ikut tiga nomor lari, yaitu 5.000 meter, 10.000 meter, dan maraton (42,195 kilometer). Jika dijumlah, dia berlari sejauh 57,195 kilometer. Ia sempat mewakili Indonesia di ajang Olimpiade London 2012 di nomor Marathon dan masuk finish di urutan 84. Di SEA Games XXVII di Nyapyidaw, Myanmar, tahun 2013, Ia kembali meraih satu medali emas di nomor 10.000 meter. Sesudah itu, Triyaningsih sempat dibekap cedera dan harus menjalani perawatan intensif selama hampir 6 bulan di bawah pantauan ahli asal Australia dan Inggris Declan Halpin dan Roberth Ashton yang mengharuskannya melewatkan kesempatan berlaga di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Namun, Juni 2015, atlet yang dijuluki 'Ratu Jalan Raya' Indonesia ini kembali meraih medali emas SEA Games XXVIII di SIngapura. dua medali emas dari nomor 5000 m dan 10000 m berhasil ia raih.