Wahab Akbar (16 April 1960 – 13 November 2007) adalah seorang politikus Filipina yang menjabat untuk kali ketiga sebagai gubernur Basilan. Kemudian terpilih sebagai salah satu anggota kongres untuk distrik satu-satunya di Basilan di DPR. Akbar merupakan salah satu dari 4 orang yang terbunuh dalam serangan bom di Batasang Pambansa yang dicurigai polisi diarahkan kepadanya.[1]
Wahab Akbar lahir di Lantawan, Basilan di mana ayahnya Hadji Mohtamad Salajin, menjabat sebagai wali kota pertama di sana.[2] Ia belajar pertanian di Universitas Gregorio Araneta (kini Universitas De La Salle Araneta),[2] namun tidak tamat.[3] Seorang anggota Partai Liberal, Akbar pertama kali dipilih sebagai gubernur Basilan dalam Pemilu 1998. Ia terpilih kembali dalam 2001 dan 2004.
Secara konstitusional Akbar dihalangi dari mencoba masa jabatan ke-4 sebagai gubernur. Sebagai gantinya, ia berhasil mencoba ikut pemilihan untuk Kongres, mewakili satu-satunya distrik di provinsi kampung halamannya. Salah satu isterinya memenangkan pemilihan untuk menggantikan sebagai gubernur.[4] Istrinya yang lain adalah wali kota ibu kota provinsi, Isabela City. Isteri ketiganya berpacu dan kalah untuk menjadi wali kota di kota lain di Basilan.[4]
Ia sering dituduh terkait dengan Abu Sayyaf, kelompok separatis di Filipina.
Pada tanggal 13 November 2007, Akbar tewas di Pusat Kesehatan Far Eastern University - Nicanor Reyes Medical Foundation[5][6] dari luka yang diderita menyusul peledakan di DPR di kompleks Batasang Pambansa.[7] Ledakan itu juga membunuh sopir legislator lain.[7]
Menurut kepala Kantor Polisi National Capital Region, Direktur Geary Barias, Akbar bisa jadi merupakan sasaran pengeboman, karena kendaraannyalah yang paling parah rusaknya akibat ledakan itu.[8]