Dalam masakan Jepang, yōshoku (洋食 , makanan barat) merujuk kepada gaya masak gaya yang terpengaruh Barat yang bermula pada Restorasi Meiji. Masakan tersebut biasanya bentuk hidangan Eropa yang di-Jepang-kan, sering kali menampilkan nama Barat, dan biasanya ditulis dalam katakana.
Pada permulaan Restorasi Meiji (1868 to 1912), seklusi nasional dieliminasi, dan Kaisar Meiji mendeklarasikan gagasan-gagasan Barat untuk membantu perjuangan masa depan Jepang. Sebagai bagian dari reformasi, Kaisar mengangkat larangan daging merah dan mempromosikan masakan Barat, yang dipandang sebagai penyebab orang-orang Barat bertubuh besar. Yōshoku kemudian menyajikan daging sebagai bahannya, tak seperti masakan Jepang khas pada waktu itu. Pada masa lampau, istilah "yōshoku" adalah untuk masakan Barat, tanpa memandang negara asalnya (contoh Prancis, Inggris, Italia, dll), namun rakyat menjadi menyadari perbedaan antara masakan Eropa dan yōshoku karena pembukaan beberapa restoran Barat yang menyajikan makanan Eropa yang lebih otentik (tidak di-Jepang-kan) pada 1980an.[1]