Permaisuri Zhangsun 長孫皇后 | |||||
---|---|---|---|---|---|
Permaisuri Dinasti Tang | |||||
Periode | 4 September 626 – 28 Juli 636 | ||||
Penerus | Permaisuri Wang | ||||
Kelahiran | 601 Chang'an | ||||
Kematian | 28 Juli 636 (34/35 tahun) Chang'an | ||||
Pemakaman | Zhaoling | ||||
Pasangan | Kaisar Taizong | ||||
Keturunan | Li Chengqian, Pangeran Min dari Hengshan Li Tai, Pangeran Gong dari Pu Li Zhi, Kaisar Gaozong Li Lize, Putri Changle Putri Chengyang Li Mingda, Putri Jinyang Putri Xincheng | ||||
| |||||
Ayah | Zhangsun Sheng | ||||
Ibu | Nonya Gao |
Permaisuri Zhangsun (長孫皇后, Zhǎngsūn huánghòu) (601 – 28 juli 636[1]), secara resmi Permaisuri Wendeshunsheng (文德順聖皇后, Wén dé shùn shèng huánghòu) atau singkatnya Permaisuri Wende (文德皇后, Wén dé huánghòu), adalah wanita pertama yang menjadi permaisuri dari Kaisar Dinasti Tang Tiongkok. Dia adalah istri dari Kaisar Taizong dan ibu dari Kaisar Gaozong. Dia berasal dari Xianbei dan berpendidikan tinggi.[2]
Permaisuri Zhangsun lahir pada tahun 601. Ayahnya adalah Zhangsun Sheng (長孫晟), jenderal pada masa Dinasti Sui .
Ibunya, Nyonya Gao, merupakan putri dari seorang pejabat bernama Gao Jingde (高敬德). Dia setidaknya memiliki empat kakak. Kakak tertuanya, Zhangsun Xingbu (長孫行布, tewas pada 604 saat melawan pemberontakan dari saudara Kaisar Yang, Yang Liang Pangeran dari Han. Kakaknya yang lain bernama Zhangsun Heng'an (長孫恆安), Zhangsun Anye (長孫安業), dan Zhangsun Wuji.
(Zhangsun Wuji adalah saudara seayah-seibu dari permaisuri, Zhangsun Anye berbeda ibu; sedangkan ibu dari Zhangsun Xingbu dan Zhangsun Heng'an tidak tercatat dalam sejarah.)
Zhangsun Sheng meninggal di 609 dan Zhangsun Anye mengusir adik-adiknya beserta ibu tirinya ke kediaman Gao Shilian, paman permaisuri dari pihak ibu. Pada tahun 614, dia menikah dengan Li Shimin, putra kedua dari jenderal Li Yuan. Saat itu Li Shimin berusia 15 tahun dan Zhangsun baru 13 tahun.
Pada tahun 618, Li Yuan menyatakan diri sebagai kaisar dan mendirikan Dinasti Tang, yang kemudian dianugerahi gelar Kaisar Gaozu. Kemudian kaisar baru menunjuk putranya, Li Shimin, sebagai Pangeran Qin, dan istrinya sebagai Putri dari Qin. Pasangan itu akhirnya memiliki tiga anak laki – Li Chengqian, Li Tai, dan Li Zhi – dan setidaknya tiga anak perempuan, yang kemudian dinamai Putri Changle, Jinyang, dan Xincheng.
Pada keberjalanannya, Li Shimin menjadi jenderal yang paling handal pada upaya menyatukan tanah Tiongkok setelah kejatuhan Dinasti Sui, seperti mengalahkan Xue Rengao sang Kaisar Qin, Liu Wuzhou sang Khan Dingyang, Wang Shichong sang Kaisar Zheng, dan Dou Jiande Pangeran Xia. Capaian itu membuat pengaruhnya mengungguli kakaknya, Li Jiancheng sang putra mahkota. Pada gilirannya, hal ini membuat perselisihan di antara keduanya dan usaha Putri Zhangsun untuk meredam ketegangan di antara mereka tidak berhasil.
Hubungan kedua saudara tersebut semakin memburuk. Puncaknya, pada tahun 626, Putra Mahkota Li Jiancheng dan saudaranya yang lain, Li Yuanji Pangeran Qi, mengatur siasat untuk menyergap Li Shimin. Tapi Li Shimin mendengar tentang perangkap ini dan berusaha melawan dengan mengerahkan pasukan pribadinya di kediamannya. Dikatakan bahwa Putri Zhangsun bertemu secara pribadi di hadapan para pasukan guna menyemangati mereka. Kakak Putri Zhangsun, Zhangsun Wuji adalah salah satu ahli siasat utama Li Shimin dalam masalah ini. Li Shimin yang mampu untuk menangkal Li Jiancheng dan Li Yuanji di Gerbang Xuanwu kemudian membunuh mereka, dan lantas memaksa Kaisar Gaozu untuk menunjuk dia menjadi putra mahkota dan Putri Zhangsun ditetapkan sebagai putri mahkota. Dua bulan kemudian, Kaisar Gaozu turun tahta dan Li Shimin naik tahta (kelak dianugerahi nama kuil "Taizong"). Hal ini menjadikan Putri Zhangsun dinobatkan sebagai permaisuri dan putra tertua mereka, Li Chengqian, menjadi putra mahkota.
Sebagai permaisuri, kehidupan Permaisuri Zhangsun dikatakan terbilang sederhana, hanya mengambil persediaan yang dibutuhkan tanpa bermewah-mewahan. Ketika ibu susu dari Li Chengqian, Nyonya Sui'an, mengatakan bahwa istana tidak memiliki cukup barang dan meminta tambahan, permaisuri menjawab, "Semua putra mahkota harus khawatir tidak cukup memiliki kebajikan dan kemasyhuran. Mengapa khawatir tidak cukup memiliki barang-barang?" Juga dikatakan bahwa permaisuri jarang marah terhadap para dayang atau kasim yang melayaninya. Dia sering memberi Kaisar Taizong contoh-contoh dari sejarah yang mengilhami untuk memerintah lebih baik. Jika Kaisar Taizong marah pada dayang atau kasim tanpa alasan, permaisuri akan berpura-pura menjadi marah juga dan meminta untuk secara pribadi menginterogasi mereka dan menahan mereka di dalam tahanan. Bila kemarahan sang kaisar telah reda, permaisuri mulai memohon pengampunan atas nama mereka, menjadikan berkurangnya hukuman yang tak layak dalam istana. Dikatakan bahwa setiap kali para selir Taizong atau para dayang jatuh sakit, dia akan secara pribadi mengunjungi mereka dan mengurangi pengeluarannya sendiri untuk merawat mereka.
Kaisar Taizong kerap berdiskusi dengan permaisuri mengenai masalah hadiah dan hukuman untuk melihat pendapatnya, tetapi permaisuri selalu menolak dengan alasan bahwa itu bukan tempatnya. Dia juga tidak menyetujui saudaranya, Zhangsun Wuji, yang telah berjasa besar terhadap Taizong diangkat menjadi menteri, guna mencegah hal buruk terjadi sebagaimana yang terjadi pada Permaisuri Lü Zhi dan Huo Guang pada masa Dinasti Han.
Pada tahun 627, saudara permaisuri yang lain, Zhangsun Anye, terlibat dalam upaya pemberontakan bersama beberapa jenderal. Sebagaimana hukum yang berlaku, para pemberontak harus dihukum mati. Tetapi permaisuri menengahi masalah ini dan beralasan bahwa meski saudaranya pantas mati, orang-orang akan mulai berpikir kalau ini adalah upaya balas dendam permaisuri atas perlakuan saudaranya di masa kecil. Taizong mengampuni jiwa Zhangsun Anye dan menggantinya dengan hukuman pengasingan.
Pada tahun 632, Taizong hendak menikahkan Putri Cangle dengan Zhangsun Chong, putra Zhangsun Wuji. Sebagai putri kesayangannya, Taizong memerintahkan mahar pernikahannya melebihi saudarinya, Putri Yongjia. Menteri Wei Zheng memberi nasihat penolakan karena bersebarangan dengan pengamatan Kaisar Ming bahwa anak tidak seharusnya dihormati layaknya saudara. Permaisuri terkesan dengan kejujuran Wei dan, atas persetujuan kaisar, memberinya uang dan sutra.
Permaisuri Zhangsun menderita asma dan keadaan ini semakin memburuk pada tahun 634 saat sakit. Pada tahun 636, keadaan permaisuri semakin bertambah parah dan tabib telah melakukan segala yang mereka bisa. Taizong mendorong orang kasta biasa untuk menjadi rahib Buddha dan Tao untuk mendapat rahmat dari langit, tetapi permaisuri menolak upaya itu. Di detik-detik menjelang kematiannya (saat itu salah satu menteri, Fang Xuanling, membuat kaisar murka), permaisuri mengucapkan kata-kata perpisahan:
Permaisuri Zhangsun meninggal pada tahun 636. Taizong mengembalikan kedudukan Fan sebagai menteri dan memberikan permaisuri pemakaman selayaknya para permaisuri, tetapi dengan menekan biaya sesedikit mungkin seperti wasiatnya. Taizong sendiri dikebumikan di makam yang sama setelah mangkatnya pada tahun 649.