Angsoka | |
---|---|
Sebatang angsoka (Pavetta indica) di Taman Tropika Nong Nooch, Thailand | |
Pengelasan saintifik | |
Domain: | Eukaryota |
Alam: | Plantae |
Klad: | Trakeofit |
Klad: | Eudikot |
Klad: | Asterid |
Order: | Gentianales |
Keluarga: | Rubiaceae |
Genus: | Pavetta |
Spesies: | P. indica
|
Nama binomial | |
Pavetta indica |
Angsoka (Jawi: اڠسوک ) atau jarum-jarum[1][2] adalah tanaman hiasan yang juga dapat berfungsi sebagai pagar, ubat dan baja hijau. Tumbuhan ini dikenal pula dengan sebutan kisoka atau kikopi leutik (Sund.).[3] Nama sainsnya Pavetta indica.
Menurut 'Kamus Bahasa Melayu Klasik - Bahasa Melayu Moden' terbitan Telaga Biru, angsoka merupakan pokok berbunga di mana Buddha dilahirkan.[4]
Tumbuhan ini renek yang tingginya berkisar antara 1.5 hngga 5 meter. Batangnya tegak, bulat, berkayu, halus, percabangannya simpodial, dan berwarna hijau-putih.[5] Daunnya melanset dengan panjang tangkai yang sedang; tanaman ini melancip seperti hujung tombak dan ada yang serupa bulat telur sungsang, saling berhadapan, dan pada permukaan daun bahagian atas berwarna hijau. Adapun bahagian bawahnya hijau pucat yang berbulu halus, pendek, dan lebat. Permukaannya berbintik, dan disokong oleh daun penumpu yang bulat-telur.[2][3][6] Daunnya ini kira-kira berukuran 15 cm × 5 cm, dengan bentuk pertulangan menyirip dan bertangkai silindris. Tepi daunnya rata.
Jambak bunganya berbentuk malai, menggumpal berwarna putih.[3] Tumbuh di ketiak daun atau di hujung cabang, bertangkai bulat panjang ± (lebih kurang) 1 cm, dan kelopaknya berbentuk corong. Bunganya tersusun seperti payung, dan sekali mekar, berkeluaran kuntum bunga dalam jumlah banyak. Benang sarinya juga bertangkai, panjang ± 1 cm, dengan warna putih; pada kepala sarinya, lonjong berwarna coklat muda. Mahkota bunganya tabung dan berhujung pecah, berwarna putih, dan permukaannya halus dengan tabung berukuran 2,3 cm. tangkai putiknya sedikit lebih panjang dari itu.[5][2][6] Buahnya bulat, berwarna hitam, dan mengandungi 2 biji. Kulitnya tipis.[2] Tergolong sebagai buah kotak, dengan diameter 0.5 cm - 1 cm. Akarnya tunjang, berwarna perang.[5]
Angsoka yang berpotensi sebagai tanaman hias ini hidup dari dataran rendah hingga ketinggian 1500 mdpl.[2] Di TNGGP, tanaman ini bisa didapati dari ketinggian 1000-1825 mdpl.[3] Menurut catatan J.J. Smith -seorang botanis Belanda yang pernah bekerja di Hindia Belanda (sekarang Indonesia)- tanaman ini punya penyebaran yang luas dari Hindia-Inggris (sekarang India), selatan China, melebar ke Semenanjung Malaya, hingga ke Australia. Tanaman ini punya berbagai 5 varietas, sebagaimana dipertelakan oleh J.D. Hooker.[6][7] Berikut ini varietas-varietas yang dipertelakan:[7]
Angsoka tergolong sebagai keluarga Rubiaceae. Tanaman ini dikenal multiguna. Tanaman ini bisa dipakai sebagai tanaman pagar dan juga tanaman hias, mengingat tanaman ini secantik soka jawa (Ixora javania (Blume) DC.). Sebagai tanaman hias, walaupun di hutan ada berbagai-bagai jenis lain dari tumbuhan ini, tanaman ini adalah yang terbaik dalam menyerap sinar matahari. Tanaman ini bisa dijadikan sebagai tanaman pagar tunggal yang ditanam sendiri di halaman; yang mempunyai daya tarik lain pada saat mekarnya. Selain itu, untuk mendukung fungsinya sebagai tanaman pagar, hendaknya tanaman ini sering dipangkas agar lebih padat dan kompak.[2][6]
Sebagai ubatan, tanaman ini bermanfaat sebagai kosmetik setelah mandi. Adapun kulit kayunya, apabila dihaluskan dan diramu, berkhasiat untuk mengubati visceral, terutama pada anak kecil pada saat mereka mengeluh mual dan muntah. Daunnya berkhasiat sebagai ubat buasir.[2][3] Kayunya dipakai untuk mengubati reumatisme. Menurut penemuan ilmiah, angsoka mengandung polifenol, saponin, dan flavonoid.[5] Tanaman ini juga mengandung selulosa, serat, dan protein. Adapun mineral yang terkandung di dalamnya adalah seperti sodium, kalsium, kalium, dan litium. Terkandung pula zat seperti zat besi, mangan, zink, dan kobalt.[8] Adapun menurut penelitian lain, ekstrak daun dari tanaman ini berfaedah sebagai pelawas air kencing dibandingkan dengan ubat kimia standar lain seperti furosemida. Ditemukan bahwa di sana, bahwa ditemukan peningkatan isipadu dan ketumpatan sodium, potasium, dan klorida.[9]
Di luar dari itu, buah dari tanaman ini terasa manis. Sejenis bakteria yang hidup isi daunnya membentuk bintil yang mampu menghasilkan tindak balas mengikat nitrogen, yang oleh karenanya, di India jarum-jarum ini dipakai sebagai baja hijau.[2]
|dead-url=
ignored (bantuan)