Rencana ini memerlukan kemas kini dalam Bahasa Melayu piawai Dewan Bahasa dan Pustaka. Silalah membantu. Anda boleh rujuk: Laman Perbincangannya • Dasar dan Garis Panduan Wikipedia • Manual Menyunting |
Sebahagian daripada siri tentang
|
---|
Yesus Kristus |
Yesus Kristus · Kelahiran · Penyaliban · Wafat · Kebangkitan |
Asas |
Gereja · Kerajaan · Pegangan · Perjanjian Baru |
Alkitab |
Wasiat Lama · Wasiat Baru · Injil · Kanun · Kitab · Apokrifa |
Teologi |
Tuhan (Bapa · Anak · Roh Kudus) · Apologetik · Katolikisme · Kristologi · Misi · Pembaptisan · Sejarah teologi · Penyelamatan · Tritunggal |
Sejarah dan tradisi |
Pengikut · Bunda Maria · Santo Petrus · Paulus si Hawari · Bapa Gereja · Awal · Konstantinus Agung · Persidangan · Thomas Aquinas · Perpecahan Timur-Barat · Perang Salib · Reformasi Protestan |
Tajuk umum |
Agama lain · Kesarwabangsaan · Kesenian · Khutbah · Kritikan · Liturgi · Muzik · Simbolik · Sembahyang · Tahun gereja |
Denominasi dan gerakan |
Adventisme · Anabaptis · Anglikan · Baptis · Calvinisme · Evangelikalisme · Kesucian · Katolik Bebas · Luteran · Metodis · Katolik Lama · Roman Katolik · Protestan · Pentekosta
|
Portal Kristian |
Kata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), bermaksud "universal".[1] Dalam konteks eklesiologi Kristian, kata Katolik memiliki sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah "Gereja Katolik" bermakna Gereja yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Rom, terdiri atas Ritus Latin dan 22 Gereja Katolik Timur; makna inilah yang difahami di kebanyakan negara. Bagi umat Protestan, "Gereja Katolik" atau yang sering diterjemahkan menjadi "Gereja Am" bermakna segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan sepanjang masa, tanpa memandang "denominasi". Umat Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan beberapa Gereja Metodis percaya bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik, iaitu kesinambungan dari Gereja universal mula-mula yang didirikan oleh para rasul. Baik Gereja Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks percaya bahwa Gerejanya masing-masing adalah satu-satunya Gereja yang asli dan universal. Dalam "Kekristianan Katolik" (Termasuk Komuni Anglikan), para uskup dipandang sebagai pejabat tertinggi dalam agama Kristian, sebagai gembala-gembala keesaan dalam persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam persekutuan satu sama lain.[2] Katolik dianggap sebagai salah satu dari Empat Ciri Gereja. Ketiga ciri lainnya adalah Satu, Kudus, dan Apostolik,[3] sesuai Kredo Nicea tahun 381: "Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik."
Gereja Katolik Merupakan Gereja Pertama Yang Didirikan Oleh Kristus Dimana Dimulai Oleh Orang-Orang Dalam Sebuah Gereja Mula-Mula, Iaitu 12 Para Rasul (Murid-Murid Yesus) Gereja Katolik Seterusnya Diteruskan Oleh Rasul Petrus Sebagai Pengganti Yesus Selepas Yesus Diangkat Ke Syurga, Rasul Petrus Menjadi Sri Paus Pertama Katolik Di Negara Vatican Sekaligus Menjadi Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Suatu Ketika Dahulu, Menurut Kitab Suci Rasul Petrus telah dipilih menjadi Pemegang Kunci Kerajaan Syurga Berdasarkan Petikan Ayat Kitab Suci Berikut : Matius 16:18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Yang Timbul Adakah Gereja Katolik Menyembah Patung? Jawapannya Adalah : TIDAK Dari Sudut Pandangan Katolik Patung Hanyalah Dijadikan Sebagai Ikon Yang Melambangkan Tuhan Kita Yesus Kristus, Namun Dari Segi Iman Hanya Tertuju Kepada Tuhan Yesus, Gereja Katolik Juga Menghormati Bonda Maria Bonda Allah Sebagai Wanita Suci Dan Para Orang-Orang Kudus. Gereja Katolik Merupakan Gereja Yang Satu, Kudus dan Apostolik Kerana Hanya Satu Dan Tidak Didominasikan Dengan Banyak Cabang Apabila Satu Gereja Maka Iman Pun Satu, Gereja Katolik juga Satu-Satunya Gereja Yang Taat Berdoa Rosario Dimana Doa Tersebut Sangat Kuat dan Disertai Oleh Mukjizat-Mukjizat Tuhan.
Sepucuk surat yang ditulis oleh Ignatius kepada umat Kristiani di Smyrna[4] sekitar tahun 106 adalah bukti tertua yang masih ada mengenai penggunaan istilah Gereja Katolik (Surat kepada jemaat di Smyrna, 8). Gereja Katolik digunakan Ignatius untuk menyebut Gereja universal dalam persekutuan dengan Uskup Roma (Sri Paus). Kaum bidaah tertentu pada masa itu, yang menyangkal bahwa Yesus adalah insan jasmaniah yang benar-benar menderita sengsara dan wafat, dan justeru berkata bahawa "dia hanya tampak seolah-olah menderita sengsara" (Surat kepada jemaat di Smyrna, 2), bukanlah umat Kristian sejati dalam pandangan Ignatius.[5] Istilah Gereja Katolik juga digunakan dalam Kemartiran Polikarpus pada 155, dan dalam Canon Muratorianus, sekitar 177.
St. Kyril dari Yerusalem (sekitar 315-386) mengimbau orang-orang yang sedang menerima bimbingan iman Kristian darinya demikian: "Jika kalian berada di dalam kota-kota, jangan hanya bertanya di manakah Rumah Tuhan (karena sakti-sakti profan lainnya juga berusaha menyebut tempat-tempat mereka sendiri Rumah-Rumah Tuhan), jangan juga hanya bertanya di manakah Gereja, tetapi bertanyalah di manakah Gereja Katolik, kerana inilah nama khusus dari Gereja yang Kudus ini, bonda kita semua, yang adalah mempelai dari Tuhan kita Yesus Kristus, Putera Tunggal Allah" (Materi-materi Katekisasi, XVIII, 26).[6]
Istilah Kristian Katolik dirujuk dalam undang-undang kekaisaran Romawi tatkala Theodosius I, Kaisar Romawi dari 379 sampai 395, mengkhususkan nama tersebut bagi para penganut "agama yang diajarkan kepada orang-orang Romawi oleh Rasul Petrus yang suci, karena agama itu telah terpelihara berkat tradisi yang kuat dan yang kini dianut oleh Pontif (Paus) Damasus dan oleh Petrus, Uskup Aleksandria ...sedangkan bagi orang-orang lain, kerana menurut penilaian kami mereka adalah orang-orang gila yang bodoh, kami nyatakan bahawa mereka harus ditandai dengan sebutan nista sebagai kaum bidaah, dan tidak boleh menyebut tempat-tempat pertemuan mereka sebagai gereja-gereja." Undang-undang 27 Februari 380 ini termaktub dalam kitab 16 dari Codex Theodosianus.[7] Undang-undang ini mengukuhkan Kristian Katolik sebagai agama rasmi Kekaisaran Romawi.
Penggunaan istilah Katolik untuk membezakan Gereja "sejati" dari kelompok-kelompok bidaah juga dilakukan oleh Augustinus yang menulis demikian:
Awalnya, jemaat Kristian berada di bawah kepemimpinan besar lima daerah, iaitu Jerusalem, Antioch, Alexandria, Konstantinople, dan Rom. Uskup Rom dikenal oleh 5 daerah sebagai "yang pertama", permasalahan dengan doktrin dan prosedur banyak mengambil Roma sebagai masukan pendapat. Kerusi Roma merupakan kerusi dari yang terpilih Santo Petrus yang mendapat julukan "Pangeran Para Rasul" sebagai tanda persatuan Gereja[9].
Perpecahan-perpecahan besar dalam struktur Gereja sebagai lembaga tercatat sebagai berikut:
Seluruh cabang di atas kecuali Protestan masih menyebut persekutuan mereka sebagai Katolik. Dewasa ini, semakin banyak Gereja-Gereja Timur yang kembali ke dalam persekutuan penuh dengan Roma, namun dengan tetap mempertahankan tata cara beribadaht mereka. Kelompok ini dikenal dengan sebutan Gereja Katolik ritus Timur.
Secara umum, sebutan Gereja Katolik merujuk pada Gereja Katolik Roma. Kata Roma dikaitkan pada Gereja ini karena Gereja Katolik mengimani Paus yang berkedudukan di kota Roma, Italia sebagai ketua gereja yang kelihatan, wakil Yesus Kristus di bumi, yang merupakan pemimpin utama gereja yang tak kelihatan. Paus adalah penerus Petrus turun temurun yang tidak terputuskan. Menurut tradisi gereja, Petrus menjadi uskup Roma dan menjadi martir di sana. Gereja Katolik dengan penambahan kata Roma sendiri sebenarnya tidak pernah menjadi nama rasmi yang digunakan oleh Gereja Katolik.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Yesus Kristus menginstitusikan tujuh sakramen, tidak lebih dan tidak kurang, baik menurut Kitab Suci [10] maupun Tradisi Suci dan sejarah Gereja[11]. Adapun sakramen yang diakui oleh Gereja Katolik Roma sebagai berikut:
Dalam ajaran Katolik, sakramen adalah berkat penyelamatan khusus yang diwariskan oleh Yesus Kristus kepada gereja. Santo Agustinus menyebut sakramen sebagai "tanda kelihatan dari rahmat Allah yang tidak kelihatan"[12].
Bahagian ini tidak memetik apa-apa sumber atau rujukan. |
Penyebaran agama Katolik bermula sejak kedatangan paderi Portugis di Melaka pada tahun 1511. Semenjak itu, Melaka mula memainkan peranan sebagai pusat persinggahan beribu-ribu penginjil yang seterusnya bergerak ke Selatan dan Asia Timur.
Antara 1545 dan 1552, St. Francis Xavier mengajar di Melaka. Bermula pada tahun 1557, Melaka telah dinaikkan kepada suffragan See (timbalan keuskupan). Dalam tahun 1641, penaklukan Melaka oleh Belanda yang menindas Katolik. Para uskup dan imam melarikan diri ke Timor iaitu sebuah kepulauan di Indonesia.
Pada tahun 1786, Sir Francis Light mengambil alih Pulau Pinang daripada Sultan Kedah. Akhirnya pada tahun 1809, Kolej General di Pulau Pinang telah dibuka semula dan seminarians dari seluruh Asia datang untuk belajar di sana. Pada tahun 1819, Sir Stamford Raffles telah mendiami Singapura . Pada tahun 1824, Perjanjian Anglo-Belanda ditandatangani dan Belanda menukarkan Melaka dengan Indonesia. Kemudian, pada tahun 1826, Pulau Pinang, Seberang Perai, Melaka dan Singapura menjadi Negeri-negeri Selat di bawah pemerintahan British. Pada tahun 1852, Sisters St. Maur atau bayi Jesus dan Institusi Sekolah Kristian (La Salle Brothers) mengembangkan sekolah-sekolah Kristian di bandar-bandar utama Semenanjung Malaysia. Institusi turut menubuhkan rumah anak yatim.
Pada tahun 1874, Perjanjian Pangkor menandakan pemerintahan British bermula ke atas negeri-negeri Melayu. Pada tahun 1881, mubaligh Mill Hill dari Sarawak & Sabah tiba ke Tanah Melayu (Semennjung Malaysia) untuk berkhidmat kepada masyarakat Orang Asli.
Semasa Perang Dunia Kedua, Gereja Katolik mengalami banyak penganiayaan oleh pihak komunis, namun mereka terus bertahan.
Pada tahun 1955, kedua-dua keuskupan di Kuala Lumpur dan Pulau Pinang telah diwujudkan yang diselaras oleh biskop tempatan yang pertama iaitu Dominic Vendargon dan Francis Chan. Pada tahun 1957, pada 31 Ogos, Tanah Melayu mencapai kemerdekaan, Perdana Menteri pertama iaitu Tunku Abdul Rahman telah dilantik. Pada tahun 1962, Paus John XXIII dipanggil untuk pembaharuan Gereja dan membuka Majlis Vatican Kedua.
Wikimedia Commons mempunyai media berkaitan Katolik |
|month=
ignored (bantuan)