Rencana ini memerlukan kemas kini dalam Bahasa Melayu piawai Dewan Bahasa dan Pustaka. Silalah membantu. Anda boleh rujuk: Laman Perbincangannya • Dasar dan Garis Panduan Wikipedia • Manual Menyunting |
![]() | |
![]() | |
Intisari agensi | |
---|---|
Dibentuk | 19 Ogos 1945 |
Bidang kuasa | Pertahanan |
Ibu pejabat | Jalan Medan Merdeka Barat No. 13-14 Jakarta Pusat 10110 DKI Jakarta, Indonesia |
Menteri bertanggungjawab |
|
Eksekutif agensi |
|
Laman sesawang | www |
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (disingkatkan kepada Kemhan RI) atau dahulunya Departemen Pertahanan Republik Indonesia (disingkatkan kepada Dephan RI) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan pertahanan.
Kementerian ini merupakan salah satu dari tiga kementerian (bersama Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Dalam Negeri) yang disebutkan secara eksplisit dalam Undang-undang Dasar Republik digubal saat Indonesia merdeka tahun 1945 di mana ia tidak dapat diubah atau dibubarkan oleh Presiden Republik Indonesia.; malah Menteri Pertahanan secara bersama-sama dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri bertindak sebagai pelaksana tugas kepresidenan jika kedua-dua Presiden dan Naib Presiden meninggal dunia, berhenti atau diberhentikan mahupun tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya pada masa serentak.[1]
Kementerian ini dipimpin oleh seorang Menteri Pertahanan yang dijawat Sjafrie Sjamsoeddin sejak 21 Oktober 2024.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dirasmikan pada 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia segera menyusun kabinet pertama iaitu Kabinet Presidensial di mana Kementerian Keamanan Rakyat menguruskan hal pertahanan Republik dipimpin Supriyadi sebagai menteri abalila dilantik pada 6 Oktober 1945. Supriyadi kemudiannya digantikan oleh Imam Muhammad Suliyoadikusumo sebagai pengganti interim pada tanggal 20 Oktober.[2]
Pada masa Kabinet Sjahrir I fungsi pertahanan negara juga masih berada di bawah wewenang Menteri Keamanan Rakyat pimpinam oleh Mr. Amir Sjarifuddin. Namun pada Kabinet Sjahrir II, Menteri Keamanan Rakyat berganti nama menjadi Menteri Pertahanan yang tetap dijabat oleh Mr. Amir Sjarifuddin. Pada saat Mr. Amir Sjarifuddin menjadi Perdana Menteri, jabatan Menteri Pertahanan dijabat rangkap oleh Perdana Menteri. Pada periode Kabinet Hatta I, saat Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam keadaan darurat akibat tekanan tentara Belanda, Naib Presiden Drs. Mohammad. Hatta merangkap sebagai Menteri Pertahanan ad interim.
Pada Kabinet Pembangunan I jabatan Menteri Pertahanan Keamanan dirangkap Persiden RI Jenderal TNI Soeharto. Baru kemudian pada Kabinet Pembangunan II dan selanjutnya, fungsi pertahanan negara selalu disatukan dengan fungsi keamanan dan berada di bawah Departemen Pertahanan Keamanan di mana Menteri Pertahanan Keamanan sekaligus menjadi Panglima ABRI.
Pada 1 Julai 2000 Departemen Pertahanan Keamanan mereformasi diri dengan pemisahan TNI - Polri[3] dan juga dilakukan pemisahan jabatan di mana Menteri Pertahanan sebagai jabatan yang jabat oleh kalangan sipil, tidak lagi dirangkap jabatan oleh Panglima TNI. Peraturan melalui pertahanan diatur melalui UU no. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan UU no. 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
UU no. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 16 mengatur lebih lanjut tentang tanggungjawab Menteri Pertahanan, yaitu
Berdasarkan Pasal 18 Ayat (4) Panglima TNI bertanggung jawab kepada Presiden dalam penggunaan komponen pertahanan negara dan bekerja sama dengan Menteri dalam pemenuhan kebutuhan Tentara Nasional Indonesia.
![]() |
Wikisumber bahasa Melayu mempunyai teks asal berkaitan rencana ini: |
Kementerian Pertahanan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
Struktur organisasi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia[4][5][6] adalah sebagai berikut:
![]() |
Wikisumber bahasa Melayu mempunyai teks asal berkaitan rencana ini: |