Nisbat (Arab: نسبة ) merupakan sebuah istilah onomastik dalam Islam khususnya penamaan dalam kalangan budaya masyarakat Arab menunjukkan tempat asal, suku, atau keturunan.[1]
Nama dalam tatabahasa Arab dibapakan atau "dibinkan", umumnya satu kata diikuti nama ayah, nama datuk, begitu seterusnya ke atas; bahkan pelanjutan ini boleh memanjang sehingga untuk membedakan satu orang dengan lainnya yang bernama sama, maka diberikan tambahan penjelasan spesifik, iaitu nisbat. Asalnya nisbat adalah istilah tatabahasa untuk membuat kata benda menjadi kata sifat dengan menambahkan akhiran -iy (-ii) atau -iyyah. Misalnya, kata ‘Arabii (عربي) ertinya "Arab, berhubungan dengan Arab, Orang Arab".
Ia difahamkan dalam konteks Nusantara kini bererti "perhubungan keluarga" atau suatu "nama yang menyatakan seketurunan"[2].
Nisbat ini menunjukkan tempat lahir, tempat asal, atau tempat menetap (jika pindah dari kota asalnya), atau tempat di mana dia terkenal di sana.
Nisbat yang menunjukkan suku yang menjadi garis keturunannya:
Nisbat ini digunakan untuk menjelaskan keterangan atau keadaan khusus dari seseorang. Misal; ideologinya, pekerjaan, hobi atau kelompoknya:
Seseorang dapat menggunakan lebih dari satu nisbah untuk lebih menjelaskan. Misal: menyebutkan kota asalnya, sukunya, profesinya sekaligus. Contohnya, Ibrahim bin Muhammad Al-Qurasyi, Al-Makki, Ash-Shabuni, Al-Maliki (Ibrahim anak Muhammad dari Suku Quraisy, asal kota Mekkah, pengusaha Sabun, pengikut mazhab Imam Malik).
|year=
(bantuan)