Sebahagian kandungan di laman rencana ini menggunakan istilah atau struktur ayat yang terlalu menyebelahi gaya bahasa negara tertentu hasil penggunaan semula kandungan sumber tanpa pengubahsuaian. Anda diminta mengolah semula gaya bahasa rencana ini supaya penggunaan istilah di rencana ini seimbang, selaras serta mudah difahami secara umum dalam kalangan pengguna-pengguna bahasa Melayu yang lain menggunakan laman Istilah MABBIM kelolaan Dewan Bahasa dan Pustaka. Silalah membantu. Kata nama khas dan petikan media tertentu (seperti daripada akhbar-akhbar atau dokumen rasmi) perlu dikekalkan untuk tujuan rujukan. Sumber perkamusan dari Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia juga disediakan. Anda boleh rujuk: Laman Perbincangannya • Dasar dan Garis Panduan Wikipedia • Manual Menyunting |
Nama | |
---|---|
Inggeris: | Kusu Island |
Mandarin: | 龟屿 |
(Pinyin: | guīyǔ |
Melayu: | Pulau Tembakul |
Tamil: | isikan |
Pulau Kusu terletak di selatan Singapura, selepas pantai Selat Singapura. Nama ini bermaksud "Pulau Kura-Kura"; pulau ini juga dikenal dengan nama Pulau Puncak atau Pulau Tembakul dalam bahasa Melayu. Dari 2 singkapan kecil pada sebuah batu karang, pulau ini diperbesar dan dimasukkan dalam resor wisata pulau seluas 85.000 m persegi. Pulau ini terletak 5,6 km di selatan Singapura.
Legenda menceritakan bahawa kura-kura sihir mengubah diri menjadi sebuah pulau untuk menyelamatkan 2 nakhoda kapal berkebangsaan Melayu dan Tionghoa-yang kapalnya mengalami kemalangan. Kedua lelaki ini bersyukur menurut kepercayaan masing-masing, yang Melayu membangun bangunan kramat Muslim, dan yang Tionghoa mendirikan kuil Tao. Tiap tahun selama bulan Qamariyah ke-9 (yang jatuh antara September dan November menurut Penanggalan Bulan), ribuan pecinta berkumpul di pulau ini untuk ziarah tahunan Kusu mereka untuk memberi penghormatan agar sehat, damai, bahagia, beruntung, dan makmur.
Di sini terletaklah kelenteng Tionghoa terkenal - Da Bo Gong atau Tua Pek Kong (Dewa Kemakmuran). Dibangun pada 1923 oleh seorang pebisnis kaya, kelenteng ini digunakan untuk menyembah Da Bo Gong dan Kuan Im (Dewi Keberuntungan). Bekasnya dihormati karena dianggap "memiliki" kekuatan untuk menganugerahi kemakmuran, obat, menenangkan laut dan menolak bala, sedangkan Kwan Im dikenal sebagai 'pemberi anak'.
Di puncak sebuah bukit kecil yang kasar di Pulau Kusu berdirilah 3 kramat untuk memperingati tokoh alim (Syed Abdul Rahman), ibunya (Nenek Ghalib) dan saudarinya (Puteri Fatimah) yang hidup pada abad ke-19. Banyak pecinta yang akan mendaki 152 langkah menuju kramat untuk berdoa agar makmur, pernikahan baik, sehat, dan harmonis. Kuil ini juga dikenal oleh pasangan yang belum punya anak yang berdoa supaya diberi anak. Walau begitu, mereka tidak berdoa untuk kramat itu.
Pulau ini terkenal karena laguna biru, pantai alami, dan tempatnya yang tenang. Orang biasa berkunjung untuk mengharap kebaikan dan Perlindungan Kura-Kura. Menginap semalam dilarang di pulau ini.
Wikimedia Commons mempunyai media berkaitan: Pulau Tembakul. |