Suntiang yang dipakai perempuan dalam Pernikahan Minangkabau, melambangkan beratnya tanggungjawab yang akan diemban seorang wanita setelah menikah.Pakaian tradisional perempuan di Minangkabau yang longgar dipadukan dengan tudung dan perhiasan kepala: Suntiang (kiri) dan Tikuluak (kanan).
Suntiang [sun.tiang] adalah perhiasan kepala bertingkat berwarna keemasan yang dipakai oleh perempuan Minangkabau. Hiasan ini berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari susunan ornamen bermotif flora dan fauna, di antaranya diambil dari bentuk bunga mawar, pisang, burung merak, kupu-kupu, dan ikan. Ukuran Suntiang berbeda-beda menurut pemakaiannya: Suntiang yang dipakai pengantin perempuan dan memiliki ukuran yang besar disebut Suntiang Gadang. Sementara Suntiang yang memiliki ukuran yang kecil atau disebut Suntiang Ketek dipakai oleh pendamping pengantin (Pasumandan) atau penari tradisional. Berat suntiang yang dipakai boleh dikira antara 3 sampai 5 kg.[1]Namun, belakangan Suntiang dibuat dengan ukuran lebih kecil dan bahan yang lebih ringan untuk memudahkan proses pembuatan dan pemakaian.