Biawak pohon tutul biru | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Subgenus: | Euprepiosaurus
|
Spesies: | V. macraei
|
Nama binomial | |
Varanus macraei (Böhme & Jacobs 2001)
|
Biawak pohon tutul biru termasuk jenis heman seperti bima sakti (Varanus macraei) adalah spesies biawak yang terdapat di pulau Batanta, Papua Barat Daya.[1][2] Nama spesiesnya, macraei, diambil dari nama Duncan MacRae, pencetus taman reptil Rimba di Bali.[2] Biawak ini telah banyak ditangkap dan diimpor ke berbagai negara untuk dijadikan hewan peliharaan.[2][3] Oleh penduduk lokal, hewan ini disebut soa-soa.[3]
Biawak pohon tutul biru adalah satwa endemik yang kemungkinan hanya ditemukan di pulau Batanta, kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya.[1]
Biawak pohon tutul biru, sesuai dengan namanya, berwarna tutul-tutul biru yang terdapat pada bagian punggungnya.[1] Warna dasar punggunggnya adalah hitam dan dihiasi dengan tutul warna biru yang membentuk semacam pola gerigi di sekitar tengkuk.[1] Lubang hidungnya sangat dekat dengan ujung moncong.[1] Terdapat tiga sampai empat tonjolan sisik (sisik supraokular) di bagian atas matanya.[1] Warna kepala bagian atas hitam kebiru-biruan.[1] Terdapat belang putih-biru muda pada ujung moncong bagian atas.[1] Perutnya berwarna putih keabu-abuan dengan sedikit corak biru dengan intensitas rendah.[1] Panjang ekornya mencapai hampir dua kali panjang dari tubuh dan kepalanya, dan dihiasi oleh 22 hingga 23 buah belang biru.[1] Biawak yang masih muda mempunyai tutul biru tanpa corak hitam di punggung tengahnya.[1] Ekor dari biawak muda dihiasi dengan belang belang biru pucat dan kakinya dihiasi dengan banyak bintik-bintik pucat.[1] Tubuh biawak pohon tutul biru relatif panjang.[1] Biawak dewasa terbesar yang pernah ditemukan mempunyai panjang total sebesar 110 cm.[1] Panjang kepala hingga badan spesimen tersebut adalah 36 cm, sementara panjang ekornya adalah 75 cm.[1]
Biawak ini aktif di siang hari (diurnal) dan menghabiskan banyak waktunya di atas pohon.[1] Menurut keterangan penduduk lokal, biawak ini cukup sulit ditemukan di sore dan senja hari.[3] Hewan ini juga jarang ditemukan di daerah dataran rendah yang ketinggiannya dibawah 50 meter di atas permukaan laut.[3] Belalang merupakan makanan utama dari biawak ini.[3]
Biawak pohon tutul biru menelurkan tiga telur dalam sekali reproduksi.[1] Panjang telurnya mencapai 43 mm dengan diameter sebesar 21 mm.[1] Bobot rata-rata dari telur sekitar 9 gram.[1] Waktu pengeraman telur mencapai 159 hari dan diperlukan temperatur sekitar 28 hingga 30 °C.[1][4][4] Anakan kembar telur dari V. macraei juga pernah dilaporkan.[5]
|title=
pada posisi 30 (bantuan)