Populasi Sarawak sangat beragam, yang terdiri dari beberapa ras dan kelompok etnis. Sarawak memiliki lebih dari 40 grup sub-etnis, yang masing-masing memiliki bahasa, budaya dan gaya hidup mereka sendiri. Ini membuat demografi Sarawak sangat khas dan unik dibandingkan dengan negara-negara bagian di Semenanjung.
Sarawak memiliki lebih dari 40 kelompok sub-etnis, yang masing-masing memiliki bahasa, budaya dan gaya hidup khas mereka sendiri. Kota-kota besar umumnya diduduki oleh orang-orang Melayu, Melanau, Tionghoa, India dan persentase kecil dari Iban dan Bidayuh yang bermigrasi dari kampung halaman mereka untuk alasan pekerjaan.
Pada umumnya, terdapat enam kelompok etnis besar di Sarawak: Iban, Tionghoa, Melayu, Bidayuh, Orang Ulu, Melanau dan beberapa kelompok etnis kecil yang dikelompokkan di bawah sebutan 'Lain-Lain', seperti India, Eurasia, Kedayan, Jawa, Bugis, Murut dan lain-lain. Tak seperti Indonesia, istilah Dayak tidak secara resmi digunakan untuk menyebut etnisitas asli Sarawak.
Orang-orang Sarawak mempraktikan berbagai agama, yang meliputi Islam, Kristen, [[agama tradisional Tionghoa (percampuran Buddha, Tao, Konghucu dan penghormatan leluhur) dan animisme. Kristen merupakan agama terbesar dalam keragaman budaya dan agama di Sarawak.[2] Agama memainkan peran penting dalam menuntun budaya dan kehidupan masyarakat Sarawak. Hal ini juga merefleksikan dan memperkuat identitas berbagai etnis. Contohnya, Islam merefleksikan identitas Melayu, agama-agama Tionghoa dan Buddha merefleksikan identitas Tionghoa dan Kristen merefleksikan identitas sebagian besar Dayak, sementara beberapa masih mempraktikan animisme.[3]
Kekristenan meliputi agama terbesar di Sarawak. Sarawak adalah negara bagian dengan persentase Kristen tertinggi di Malaysia dan satu-satunya negara bagian dengan mayoritas Kristen. Menurut sensus 2010, Kristen meliputi 46.2% total populasi Sarawak. Denominasi Kristen besar di Sarawak adalah Katolik Roma, Anglikan, Methodis, Sidang Injil Borneo (S.I.B.) dan Baptis. Beberapa Kristen Sarawak adalah Bumiputera non-Melayu, yang meliputi Iban, Bidayuh, Orang Ulu, Murut dan Melanau.
Kristen di Sarawak merayakan perayaan-perayaan Kristen seperti sesama meeka di bagian lainnya di dunia, yakni Natal, Jumat Agung, Senin Paskah dan Hari Kenaikan. Namun, hanya Natal dan Jumat Agung yang menjadi hari libur di Sarawak.[4]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Museum of Learning