Penggolongan | Protestan |
---|---|
Teologi | Calvinis |
Bentuk pemerintahan | Presbiterial Sinodal |
Administrasi | Majelis Sinode |
Ketua | Pdt. Samuel Benyamin Pandie, S.Th |
Sekretaris | Pdt. Lay Abdi Karya Wenyi, M.Si |
Perhimpunan | |
Wilayah | Nusa Tenggara Timur (kecuali Pulau Sumba), dan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Kantor pusat | Jl. S. K. Lerik, Kelurahan / Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur 8°35′25″S 106°23′00″E / 8.5902885°S 106.3832638°E |
Didirikan | 31 Oktober 1947 GMIT Syalom Airnona |
Terpisah dari | Gereja Protestan Indonesia |
Rohaniwan | 1606 (per 2023) |
Tempat ibadat | 2.504[1] |
Rumah sakit | RSIA Ume Manekan Soe |
Panti jompo | Panti Asuhan Petra |
Organisasi kemanusiaan | Alfa Omega |
Komunitas pemuda | Pemuda GMIT |
Sekolah dasar | SD GMIT (Yapenkris, jumlah sekolah GMIT: 598 (2019))[2] |
Sekolah menengah | SMP Kristen (Yapenkris, jumlah sekolah GMIT: 598 (2019))[2] |
Perguruan tinggi | Universitas Kristen Artha Wacana Universitas Tribuana Kalabahi |
Situs web resmi | http://sinodegmit.or.id/ |
Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah salah satu Gereja Bagian Mandiri dari Gereja Protestan di Indonesia (GBM GPI).[3] Gereja ini terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).[3] Gereja ini berdiri pada 31 Oktober 1947.[3] Pada tahun 1948, gereja ini bergabung dengan World Christian Conference (WCC).[3] Selain itu Gereja ini juga ikut mendirikan dan tergabung dalam Gereja Protestan Indonesia (GPI), Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI), yang sekarang disebut Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) pada tahun 1950.[3]
GMIT adalah salah satu dari 3 GBM pertama (Gereja Bagian Mandiri) dari Indische Kerk yang disetujui pada 1933 untuk mewakili wilayah Minahasa (keresidenan Minahasa), Maluku (Keresidenan Maluku), dan Timor (Keresidenan Timor & Pulau2), namun peresmiannya terjadi yang paling akhir pada tahun 1947, 2 gereja saudara yang telah mandiri adalah GMIM (1934) dan GPM (1935), GMIT yang akan menyusul pada 1937 Diarsipkan 2023-06-02 di Wayback Machine. tertunda akibat pergolakan politik daerah dan nasional, diikuti pecahnya perang dunia ke 2 (1939 - 1945), lalu masuknya jepang ke nusa tenggara 1942, dan pergerakan kemerdekaan (NIT/RIS 1946 - 1950).
Pada Maret 1947 walaupun belum resmi menjadi Gereja Bagian Mandiri, GMIT termasuk dalam "Majelis Usaha bersama Gereja-Gereja di Indonesia bagian Timur" yang merumuskan DGI (Dewan Gereja2 Indonesia) di Makassar.
kemandirian GMIT dipercepat segera dalam 3 bulan setelah rapat 1947 di Makassar dan akhirnya pada oktober 1947 diresmikan. hal ini ini agar tidak didahului GBM baru yaitu GIPB sebagai GBM saudara bagian barat dari ke 3 GBM awal, GPIB sudah dipersiapkan Indische kerk dan diresmikan pada desember 1948 sekaligus Indische Kerk berganti nama menjadi GPI (Gereja Protestan Indonesia) -yang mana penamaan GPI-B menandai sejarah pergantian nama ini.
Alkitab, pada masa awal berdirinya gereja ini, belum tersedia.[4] Maka dari itu, Pdt. J. Huandao dan M. R. Pello menerjemahkan Alkitab dari bahasa Melayu ke dalam bahasa Timor.[4] Mereka menggunakan kata uis neno mnanu, yang berarti 'tuan langit yang tinggi', sebagai kata penunjuk TUHAN.[4]
Gereja ini memiliki 57 klasis per November 2023 berdasarkan hasil Sidang Sinode ke XXXV di Kabupaten Sabu Raijua, meliputi wilayah eks keresidenan Timor (Sumbawa, Flores, Alor, Timor, Rote, Sabu - kecuali Sumba). Klasis-klasis tersebut antara lain:[5]
|title=
(bantuan)