Penggolongan | Protestan |
---|---|
Orientasi | Reformed Kontinental |
Teologi | Reformed |
Bentuk pemerintahan | Presbiterian |
Perhimpunan |
|
Wilayah | Hungaria, diaspora Hungaria |
Didirikan | 1567 |
Terpisah dari | Gereja Katolik Roma |
Pecahan | Gereja Presbiterian Reformed Eropa Tengah dan Timur (1998) |
Jemaat | 1,249[1] |
Umat | 2,500,000 |
Rohaniwan | 1,550 |
Situs web resmi | http://www.reformatus.hu/english/ |
Gereja Reformed di Hungaria (bahasa Hungaria: Magyarországi Református Egyház, MRE) adalah gereja Protestan terbesar di Hungaria, dengan paroki-paroki yang juga terdapat di antara diaspora Hungaria di luar negeri. Gereja ini terdiri dari 1.249 jemaat dalam 27 presbiteri dan empat distrik gereja serta memiliki lebih dari 1,6 juta jemaat, menjadikannya gereja terbesar kedua di Hungaria, setelah Gereja Katolik. Sebagai gereja Reformed Kontinental, doktrin dan praktiknya mencerminkan teologi Calvinis, yang dalam bahasa Hongaria disebut református.
Gereja Reformed Hungaria menjadi simbol budaya nasional Hungaria, karena gereja ini telah memberikan jalan bagi penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Hungaria dan berkontribusi pada pendidikan penduduk melalui sistem sekolahnya.[2]
Reformasi menyebar ke Hungaria selama abad ke-16. Di Jenewa, Swiss, John Calvin merumuskan doktrin-doktrin Gereja Reformed, dan para pengikutnya menyebarkan ajaran Reformed (Calvinis) ke seluruh Eropa.
Sebagai hasil dari penaklukan Utsmaniyah atas Hungaria, Hungaria dibagi menjadi tiga bagian. Bagian barat laut berada di bawah kekuasaan Habsburg; bagian timur kerajaan dan Transilvania (negara vasal) berada di bawah Kesultanan Utsmaniyah. Ketika Utsmaniyah mendesak untuk memeluk Islam, Reformasi justru menyebar ke seluruh wilayah Hungaria yang diduduki Turki. Hanya di Hungaria bagian barat yang dikuasai Habsburg, proses ini dicegah oleh kebijakan kontra-Reformasi yang didorong oleh Raja.
Sebuah Sinode Konstitusional Calvinis diadakan pada tahun 1567 di Debrecen, pusat utama Calvinisme Hungaria, di mana Pengakuan Iman Helvetik Kedua diadopsi sebagai pengakuan resmi Calvinis Hungaria.
Pada tahun 1683-1699, Kesultanan Utsmaniyah dikalahkan oleh aliansi Kristen yang dipimpin oleh Habsburg. Setelah itu, Kaisar Habsburg mulai memperkenalkan kontra-Reformasi ke wilayah-wilayah yang telah dibebaskan. Akibatnya, hampir sepanjang abad ke-18, umat Protestan Hungaria menjadi warga negara kelas dua. Dekrit kekaisaran seperti Resolutio Carolina tahun 1731, menetapkan status gereja-gereja Protestan.
Baru pada akhir abad ke-18, Gereja Reformed Hungaria merasa lebih tenang. Akhirnya, pendirian Monarki Ganda Austria-Hungaria pada tahun 1867 memberikan jalan yang bebas bagi emansipasi legal bagi kaum Protestan Hungaria. Pada tahun 1881, untuk pertama kalinya dalam sejarah selama hampir 400 tahun, empat Distrik Gereja Reformed Hongaria bersama dengan Gereja Reformed Transilvania mengadakan Sinode yang bersatu di kota Debrecen. Gereja Reformasi Hungaria yang modern lahir di sana pada Sinode Debrecen tahun 1881. Hierarki internal dan sistem sinodal-presbiterian dari Gereja Reformed hampir tidak berubah sejak saat itu.
Setelah Perang Dunia I, Perjanjian Trianon pada tahun 1920 mengubah Gereja Reformed Hungaria secara besar-besaran. Perjanjian ini membuat dua pertiga rakyat Hungaria dan sejumlah besar Sinode dan jemaat Reformed tiba-tiba berada di luar negeri. Akan tetapi, persentase Protestan di Hungaria telah stabil selama abad terakhir (1938-2010), berkisar antara 10% dan 20% dari populasi.
Ujian lain datang kepada Gereja dengan berdirinya Republik Rakyat Hungaria setelah Perang Dunia II. Setelah penyitaan tanah-tanah gereja, sekolah-sekolah dan institusi-institusi, pada tanggal 7 Oktober 1948, Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Mátyás Rákosi, memaksa Gereja Reformed untuk menandatangani sebuah perjanjian yang membawa seluruh pekerjaan dan personil dari denominasi ini ke dalam kendali polisi rahasia, ÁVH dan MIA III, serta Partai Komunis Hungaria yang sedang berkuasa. Empat puluh tahun pemerintahan Komunis membawa ateisme negara dan penganiayaan agama kepada para anggota semua denominasi Kristen, dan hanya dengan berakhirnya komunisme di Hungaria, keadaan menjadi lebih baik. Setelah itu, model "gereja bebas dalam negara bebas" telah diadopsi.[3]
|title=
(bantuan)