Gimik (bahasa Inggris: gimmick) adalah istilah umum yang merujuk kepada pemanfaatan kemasan, tampilan, alat tiruan, serangkaian adegan untuk mengelabuhi, memberikan kejutan, menciptakan suatu suasana, atau meyakinkan orang lain. Lema ini, menurut KBBI, adalah gerak-gerik tipu daya aktor untuk mengelabui lawan peran.[1]
Dalam dunia markerting, gimik menjadi salah satu strategi pemasaran suatu produk dengan menggunakan cara-cara yang tidak biasa agar cepat dikenal dan banyak diminati. Gimik juga dapat merujuk pada fitur produk yang membuatnya lebih menarik tetapi tidak penting untuk fungsi produk. Hal ini juga dapat merujuk kepada jenis tertentu iklan dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk, yang disebut gimik iklan.
Di dunia hiburan di televisi, gimik merupakan cara untuk menarik perhatian penonton dengan beragam cara seperti membuat adegan khusus, dandanan yang khas, musik, yel-yel, nyanyian, atau aktivitas lainnya. Adanya agen penonton bayaran menunjukkan bahwa acara hiburan di televisi membutuhkan penonton dalam jumlah besar yang dapat disuruh-suruh berteriak, ikut bernyanyi, menari-nari, dan bertepuk tangan untuk meyakinkan pemasang iklan bahwa acara yang disokong sangat meriah.
Di ranah politik pun tak jarang ditemui gimik yang dilakukan seorang politik dalam sebuah peristiwa yang mengharukan, menyentuh perasaan, dengan harapan menarik simpati sebanyak-banyaknya dari konstituen, meskipun peristiwa itu sudah diatur sebelumnya.
Asal usul istilah "gimmick" tidak pasti. Etimolog menyarankan bahwa istilah tersebut muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. Oxford Dictionary menyarankan bahwa itu mungkin awalnya merupakan istilah slang untuk sesuatu yang dimanipulasi oleh penipu atau pesulap untuk membuat penampilan berbeda dari kenyataan, dan yang secara bertahap mengubah artinya untuk merujuk pada setiap 'potongan peralatan pesulap'. Kata itu sendiri mungkin merupakan anagram perkiraan dari kata magic.[2]
Istilah gimmick mungkin juga berasal dari perubahan kata gimcrack,[3] yang mengacu pada objek yang mencolok dengan sedikit kegunaan atau nilai.[4] Asal mula lainnya adalah mungkin telah digunakan di meja permainan, di mana ia mulai merujuk pada "perangkat yang digunakan untuk membuat permainan yang adil menjadi curang".[5] Istilah ini pertama kali muncul di surat kabar Amerika pada tahun 1910-an dan 1920-an.[6]
Gimik adalah teknik pemasaran yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan. Gimik dapat berupa desain produk yang unik, kemasan yang menarik, hadiah tambahan, atau promosi penjualan yang tidak biasa.
Sikat gigi yang berubah warna: Sikat gigi yang dirancang untuk mengubah warna saat bulu sikat mulai aus, sebagai tanda bahwa konsumen perlu menggantinya.
Kemasan yang dapat digunakan kembali: Kemasan produk yang memiliki nilai sisa setelah isinya habis dikonsumsi, seperti toples selai atau stoples kopi yang dapat digunakan kembali sebagai wadah minum atau penyimpanan.
Hadiah tambahan: Hadiah kecil yang disertakan dalam produk, seperti mainan dalam paket makanan cepat saji anak-anak, covermount pada majalah, atau mainan dalam kotak sereal.
Promosi penjualan yang tidak biasa: Setiap promosi penjualan yang unik atau tidak terduga, seperti kontes, undian, atau kupon diskon.
Promosi Olimpiade McDonald's (1984): McDonald's menawarkan makanan gratis kepada pelanggan AS jika AS memenangkan medali dalam acara-acara tertentu pada Olimpiade Musim Panas 1984. Karena banyak negara yang memboikot Olimpiade tersebut, tim AS memenangkan medali jauh lebih banyak daripada yang diharapkan McDonald's, menyebabkan kekurangan di beberapa restoran.[7]
Promosi tiket pesawat gratis dari Hoover (1992): Divisi Inggris dari The Hoover Company meluncurkan kampanye promosi yang gagal, yang menjanjikan tiket pesawat gratis kepada pembeli alat rumah tangganya. Divisi ini kehilangan £50 juta sebagai hasilnya dan akhirnya dijual.[8]
Promosi rokok Philip Morris (1997): Beberapa perusahaantembakau Polandia menggunakan perwakilan penjualan muda yang berkeliling dengan kendaraan bermerek perusahaan yang mencolok untuk bekerja di klub dan tempat-tempat di mana mereka memberikan rokok gratis kepada pelanggan sebagai bagian dari upaya promosi. Tim penjualan dan pemasaran di Phillip Morris memutuskan untuk menambahkan gimmick lain ke sampling dengan meminta perwakilan penjualan menggunakan pertandingan trik yang menyala dengan goresan sederhana pada celana jeans. Dalam satu kasus, stok korek api yang dibawa di dalam kendaraan terbakar, menewaskan dua perwakilan penjualan dan melukai serius yang lainnya. Insiden ini menciptakan masalah hubungan masyarakat bagi perusahaan.[9]