Hindu Rights Action Force | |
---|---|
Berkas:HINDRAF Logo.jpg | |
Nama dalam bahasa Melayu | Barisan Bertindak Hak Asasi Hindu |
Nama dalam bahasa Tamil | இந்து உரிமைகள் போராட்டக் குழு Intu urimaikaḷ pōrāṭṭak kuḻu |
Singkatan | HINDRAF |
Kepemimpinan | Waytha Moorthy Ponnusamy Uthayakumar Ponnusamy Manoharan Malayaram Vasantha Kumar Krishnan Ganabatirau Veraman |
Dibentuk | 19 Juli 2009 |
Disahkan | 8 Maret 2013 |
Keanggotaan | Koalisi LSM Hindu |
Ideologi | Hindutva Hak Asasi Manusia Gerakan Dravidian |
Afiliasi nasional | Pakatan Harapan (Mitra Strategis) |
Afiliasi internasional | Hindu Swayamsevak Sangh[1] |
Warna | Oranye dan putih |
Dewan Negara: | 1 / 70
|
Dewan Rakyat: | 43 0 / 222
|
Dewan Undangan Negeri: | 0 / 587
|
Situs web | |
HINDRAF di Facebook Templat:Blogspot | |
Hindu Rights Action Force, lebih dikenal dengan akronimnya HINDRAF (bahasa Melayu: Barisan Bertindak Hak Asasi Hindu, bahasa Tamil: இந்து உரிமைகள் போராட்டக் குழு); dengan slogan terkenal nya Kuasa Rakyat (மக்கள் சக்தி) diterjemahkan sebagai Kekuatan Rakyat, adalah koalisi dari 30 Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Hindu yang berkomitmen untuk memperjuangkan hak dan warisan masyarakat Hindu dalam multiras di Malaysia.[2][3] HINDRAF memiliki dampak besar pada lanskap politik Malaysia dengan menggelar Unjuk rasa HINDRAF 2007. Menyusul rapat umum besar-besaran yang diorganisir oleh HINDRAF pada November 2007, beberapa anggota penting organisasi ditangkap, beberapa di antaranya atas tuduhan penghasutan. Tuduhan tersebut dibatalkan oleh pengadilan. Lima orang telah ditahan tanpa pengadilan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri. Menjelang akhir tahun 2000-an, kelompok tersebut mengembangkan program politik yang lebih luas untuk memperjuangkan dan mendorong persamaan hak dan kesempatan bagi minoritas India. Mereka berhasil memusatkan perhatian pada aspek rasis dari kebijakan Pemerintah Malaysia.[4]
Antara April hingga Mei 2006, beberapa kuil Hindu resmi dihancurkan oleh otoritas balai kota di Malaysia.[5] Pada 21 April 2006, Kuil Malaimel Sri Selva Kaliamman di Kuala Lumpur hancur menjadi puing-puing. Balai kota mengirimkan buldoser.[6]
Pasukan Aksi Hak-Hak Hindu atau HINDRAF, sebuah koalisi dari beberapa LSM telah memprotes pembongkaran tersebut dengan mengajukan keluhan kepada Perdana Menteri Malaysia tetapi tidak mendapat tanggapan.[7] Banyak kelompok advokasi Hindu memprotes apa yang mereka duga sebagai rencana sistematis pembersihan kuil di Malaysia. Alasan resmi yang diberikan oleh pemerintah Malaysia adalah bahwa kuil tersebut dibangun secara ilegal. Namun, ada beberapa candi yang sudah berusia berabad-abad.[7] Menurut seorang pengacara HINDRAF, sebuah Kuil Hindu dihancurkan di Malaysia setiap tiga minggu.[8]