Hari Sumpah (Afrikaans: Geloftedag) adalah hari libur umum keagamaan di Afrika Selatan. Ini merupakan hari penting bagi orang Afrikaner, bermula dari Pertempuran Sungai Darah pada 16 Desember 1838, di mana sekitar 400 Pionir Voortrek membuat janji kepada Tuhan bahwa jika Dia menyelamatkan mereka dari tangan sekitar 20.000 prajurit Zulu yang mereka hadapi, mereka akan menghormati hari itu sebagai hari Sabat untuk mengenang apa yang Tuhan lakukan bagi mereka.
Awalnya disebut sebagai Hari Dingane atau Dingaan (Afrikaans: Dingaansdag), 16 Desember dijadikan hari libur nasional tahunan pada 1910, sebelum kemudian berganti nama menjadi Hari Janji pada tahun 1982.
Pada tahun 1994, setelah berakhirnya Apartheid, Hari Janji resmi digantikan oleh Hari Rekonsiliasi, sebuah hari libur tahunan juga pada tanggal 16 Desember. Namun, banyak keturunan masih merayakannya sesuai dengan janji tersebut.
- "Apartheid Mythology and Symbolism. Desegregated and reinvented in the service of nation building in the new South Africa : The covenant and the battle of Blood River/Ncome," Anton Ehlers. Revué Alizés No. 24, ca. 2003.[1]
- "The Beginnings of Afrikaner Ethnic Consciousness, 1850–1915," Hermann Gilliomee in Leroy Vail (ed.) The Creation of Tribalism in Southern Africa. London/ Berkeley: Currey University of California Press, 1989. [11]
- "Die Gelofte van 16 Desember 1838: Dié herdenking en betekenis daarvan, 1838 tot 1910." [Afrikaans: The Vow of 16 December: Its Commemoration and Meaning, 1838-1910] Alana Bailey. MA dissertation, Dept. of Historical and Heritage Studies, University of Pretoria, 2003.[2]
- Leonard Thompson (1986) The Political Mythology of Apartheid, Yale University Press, Reprint edition ISBN 0300035128
- "Geloftedag: Christusfees of Baalfees?" [Afrikaans: Day of the Vow: Christian festival or festival of Baal?], Roelf Meyer, Pro Veritate, Vol. 10, No. 8.[3]