Indonesia |
Liberia |
---|
Hubungan Indonesia dengan Liberia resmi terjalin pada 1965[1] walaupun begitu, baru pada tahun 2013, hubungan bilateral antara Indonesia dan Liberia mulai terjadi secara intensif. Hal ini ditandai dengan kunjungan resmi dari dua kepala negara. Kedutaan Besar Indonesia di Abuja memiliki kewenangan di Liberia, sementara itu Kedutaan Besar Liberia di New Delhi memiliki kewenangan untuk Indonesia.
Hubungan antara dua negara diawali dengan partisipasi delegasi Liberia dalam Konferensi Asia–Afrika di Bandung pada 1955.[2] Hubungan bilateral diresmikan pada 1965. Setelah itu hubungan bilateral antara kedua negara terbengkalai, sampai dengan 2013 ketika Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Monrovia pada 31 Januari 2013 sampai dengan 2 Februari 2013. Kunjungan kenegaraan balasan dilakukan pada 24 Maret sampai dengan 27 Maret 2013 oleh Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf ke Indonesia. Selain mengunjungi Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral, Presiden Liberia juga mengunjungi Bali untuk menghadiri Adegan Keempat dari United Nations High Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama untuk kedua kepala negara.
Kerja sama yang terjalin difokuskan kepada program pengembangan, terutama melalui skema Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Indonesia sepakat untuk membantu Liberia melalui kerja sama teknik dan pembangunan kapasitas di beragam sektor, terutama di bidang industri, pertanian, perikanan, edukasi, dan pengembangan sumber daya manusia.[1] Kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan promosi perdagangan dan juga bantuan teknis untuk meningkatkan produksi beras di Liberia.[3]
Volume perdagangan antara kedua negara secara signifikan meningkat dari US$30,9 juta di 2011 menjadi US$39,5 juta di 2012.[4]