Hymenolepididae | |
---|---|
Hymenolepis diminuta | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | Hymenolepididae |
Genus | |
Lihat teks |
Hymenolepididae adalah sebuah keluarga cacing pita dalam ordo cyclophyllidea. Ciri khasnya adalah jumlah testis yang sedikit (satu sampai empat). Pori-pori genital unilateral dan vesikula seminalis eksternal yang besar membuat cacing ini mudah dikenali. Sebagian besar spesies berukuran kecil, transparan, dan mudah dipelajari. Keluarga ini memiliki lebih dari 90 genus dengan lebih dari 900 spesies, dengan burung sebagai inang definitifnya (700 spesies) atau mamalia (sekitar 250 spesies). Sebagian besar berada di usus inang definitifnya. Mayoritas spesies yang siklus hidupnya diketahui memilih artropoda sebagai inang perantara.[1]
Famili ini hanya mempunyai dua spesies yang menginfeksi manusia yakni Hymenolepis nana dan Hymenolepis diminuta, yang terkadang diklasifikasikan dalam genus Rodentolepis.
Sebagian besar kasus hymenolepiasis disebabkan oleh H. nana. Penyakit ini terjadi di seluruh dunia, namun di daerah beriklim sedang serta anak-anak dan orang yang tinggal di panti lebih mungkin tertular. Variasi yang identik secara morfologis dari H. nana yakni H. nana var. fraterna menginfeksi hewan pengerat, tetapi strain H. nana pada manusia pada dasarnya tidak menular terhadap hewan pengerat.[2] Berbeda dengan kebanyakan cacing pita termasuk H. diminuta dan H. nana yang dapat menyelesaikan siklus hidupnya tanpa inang perantara.[3] Efek patologis dari infeksi jarang terjadi dan terjadi pada infeksi masif melalui autoinfeksi, dimana parasit mampu menyelesaikan siklus hidupnya di dalam usus manusia tanpa melewati inang perantara di luar tubuh. Dengan meningkatnya beban cacing timbul gejala seperti kegelisahan, mudah tersinggung, diare, dan sakit perut.[4]
H. diminuta pada dasarnya adalah parasit pada tikus, namun infeksi pada manusia terjadi sebagai inang insidental. H. diminuta adalah spesies yang lebih besar dari H. nana dan tidak memiliki kait pada rostellum, ia memiliki tiga testis per proglottid. Spesies dari beragam taksa arthropoda, termasuk Dermaptera, kupu-kupu, dan kumbang dapat menjadi inang perantara bagi spesies ini, yang tidak biasa terjadi pada cacing pita.[5] Kumbang biji-bijian merupakan inang perantara yang umum karena mereka hidup di tumpukan biji-bijian dan dapat tertelan oleh tikus, yang merupakan inang definitif.[6]
Obat yang biasa digunakan untuk pengobatan hymenolepiasis adalah praziquantel, niklosamid, dan Paromomisin.