Invasi Rusia ke Manchuria | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Pemberontakan Boxer | |||||||
Pasukan Rusia menyerbu gerbang Beijing pada tahun 1900 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kekaisaran Rusia |
Dinasti Qing Yìhéquán | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Pavel Mishchenko | Templat:Country data Qing dynasty Tidak diketahui | ||||||
Kekuatan | |||||||
100.000 pasukan Rusia dan Cossack | Pasukan Manchu, Boxer, bandit Honghuzi |
Invasi Rusia ke Manchuria berlangsung pada tahun 1900 pada masa Pemberontakan Boxer. Invasi ini dilancarkan lima tahun setelah berakhirnya Perang Tiongkok-Jepang Pertama (1894–1895). Kemenangan Jepang telah membuat khawatir Rusia, sehingga mereka mencoba mewujudkan ambisi mereka di Timur Jauh dengan menyerang wilayah Manchuria. Seratus ribu pasukan Rusia turut serta dalam penyerangan ini. Wilayah Manchuria sendiri dipertahankan oleh pasukan-pasukan Manchu, dan mereka berjuang sampai mati, tetapi mereka tetap tidak dapat menghentikan pasukan Rusia. Antropolog Rusia Sergeĭ Mikhaĭlovich Shirokogorov melaporkan bahwa pasukan Rusia membunuh banyak orang Manchu, sehingga ribuan orang melarikan diri ke selatan. Para Cossack menjarah desa-desa mereka dan membakarnya.[1][2] Seluruh wilayah Manchuria pada akhirnya diduduki oleh Rusia.[3]
Pasukan Rusia juga turut serta dalam Aliansi Delapan Negara yang membantu menyelamatkan orang-orang asing yang dikepung di kota Beijing dan Tianjin, tetapi pasukan ini tidak sama dengan pasukan Rusia yang menyerbu Manchuria.