Jembatan Nasional Suramadu

Jembatan Nasional Suramadu
ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦠꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦱꦸꦫꦩꦢꦸ
Jembatan Suramadu
Koordinat7°11′3″S 112°46′48″E / 7.18417°S 112.78000°E / -7.18417; 112.78000
Moda transportasi8 lajur
MelintasiSelat Madura
LokalJawa Timur (Surabaya-Bangkalan
Nama resmiJembatan Nasional Suramadu
PengelolaPT Jasa Marga (2009–2018)
Karakteristik
DesainJembatan kabel pancang
Panjang total5.438 m (17.841 ft 2+12 in)
Lebar30 meter (98 ft)
Tinggi146 meter (479 ft)
Bentang terpanjang434 meter (1.424 ft)
Jumlah bentangan2 (jembatan utama)
6 (keseluruhan)
Tinggi maksimum35 meter (115 ft)
Sejarah
PerancangBPPT[1]
Dibangun olehSisi Surabaya
Hutama Wijaya Agrabudi, JO, Joint Operation antara PT Hutama Karya, PT Wijaya Karya dan PT Agrabudi Karyamarga
Bentang tengah
Main Span (Cable Stayed)
Consortium of Chinesse Contractors (CCC) terdiri dari China Road and Bridge Corporation (CRBC) dan China Harbour Engineering Consultant (CHEC).
Approach bridge
BUMN Indonesia, Consortium of Indonesia Contractors (CIC) terdiri PT Adhi Karya, PT Hutama Karya, PT Waskita Karya dan PT Wijaya Karya dan CCC
Sisi Madura
Adhi - Waskita, JO, Joint Operation antara PT Adhi Karya dan PT Waskita Karya
Mulai dibangun20 Agustus 2003; 21 tahun lalu (2003-August-20)
Selesai dibangun1 Maret 2009; 15 tahun lalu (2009-March-01)
Dibuka11 Juni 2009; 15 tahun lalu (2009-June-11)
Diresmikan11 Juni 2009; 15 tahun lalu (2009-June-11)
Lokasi
PetaKoordinat: 7°11′0″S 112°46′49″E / 7.18333°S 112.78028°E / -7.18333; 112.78028

Jembatan Nasional Suramadu, atau Jembatan Suramadu (Suramadu merupakan singkatan dari Surabaya Madura), adalah sebuah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama. Jalan yang melintasi jembatan ini sebelumnya merupakan jalan tol sejak peresmiannya pada Juni 2009 hingga Oktober 2018.

Ground Breaking pembangunan jembatan ini dilakukan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan dibangun serta diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Juni 2009.[2] Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Provinsi Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah.

Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari jembatan utama dan jembatan penghubung. Jembatan ini diresmikan bersama diresmikannya Jalan Raya Bogor yang berstatus Jalan Nasional.

Jembatan ini memiliki kecantikan yang dapat Anda nikmati saat melintas di Jembatan Suramadu, yaitu Anda akan dibuat kagum karena saat berada di tengah jembatan, Anda dapat melihat adanya laut yang indah dan juga apabila Anda datang pada saat yang tepat seperti sunset/sunrise akan sangat lebih bagus lagi pemandangannya.

Konstruksi

[sunting | sunting sumber]

Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor di setiap sisi luar jembatan.

Jalan layang

[sunting | sunting sumber]

Jalan layang pada Jembatan Suramadu dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.

Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga fondasi pipa baja berdiameter 60 cm.

Jembatan penghubung

[sunting | sunting sumber]

Jembatan penghubung pada Jembatan Suramadu menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter.

Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang fondasi penopang berdiameter 180 cm.

Jembatan utama

[sunting | sunting sumber]

Jembatan utama pada Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.

Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.

Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut.

Pada bagian inilah yang menyebabkan pembangunannya menjadi sulit dan terhambat, dan juga menyebabkan biaya pembangunannya membengkak.

Tim Pakar Pembangunan Jembatan Suramadu

[sunting | sunting sumber]

Jembatan Suramadu menjadi salah satu bukti nyata kemampuan Indonesia dalam bidang konstruksi infrastruktur dengan melibatkan beberapa ahli anak bangsa dari berbagai institusi, berikut adalah pakar yang berkontribusi dalam pembangunan Jembatan Suramadu

  • Prof. Ir. Indrasurya B. Mochtar, MSc, Phd (ITS) - Rekayasa Geologi Teknik
  • Dr. Ir. Heydi Rahadian. MSc (Litbang Trans) - Geoteknik
  • Prof. Dr. Ir. Gusti Putu Raka (ITS) - Teknologi Beton
  • Dr. Ir. Bambang Suhendro MSc, Phd (UGM) - Struktur Bangunan di Lingk.Laut
  • Dr. Ir. Jodi Firmasyah (UI) - Struktur Jembatan
  • Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES, DEA (UGM) - Rekayasa Jembatan
  • Prof. Said Djenie, ScD (TIM Pakar BPPT) - T.I.R.B.B
  • Dr. Ir Johny Wahyudi Soedarsono, DEA (UI) - Metalurgi
  • Dr. Ir Isdiriayani M. Nurdin (ITB) - Korosi
  • Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum , M App Sc (ITS) - Lingkungan
  • Dr. Ir Masyur Irsyam MSE, Phd (ITB) - Geologi Teknik
  • Dr. Ir. Suripin, M Eng (UNDIP) - Abrasi Pantai & Konservasi Lingk.
  • Dr. Dunat Indratmo, MT (ITS) - Lingkungan
  • Drs. Musta'in Mas'ud Msi (UNAIR) - Budaya & Antropologi
  • Prof. Dr. Ir. M. Iksan Semacen, MSc (UNJOYO) - Sosial Ekonomi Pertanian
  • KH. Abdullah Schaal - TOKOH Sosial Budaya Madura
  • Drs. KH. Nurmuddin A. Achman SH - TOKOH Sosial Budaya Madura

Dampak ekonomi dan kependudukan

[sunting | sunting sumber]

Dengan adanya pembangunan jembatan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dan pembangunan di wilayah Surabaya ke wilayah Madura, begitu pula dengan kependudukan, mengingat wilayah Surabaya yang semakin padat dengan penduduk yang melakukan urbanisasi yang sebagian besar berasal dari wilayah Madura, pemerintah berharap dengan adanya pemerataan ekonomi ini dapat menekan laju urbanisasi tersebut.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Perencanaan Oleh BPPT Pekerjaan desain dan perencanaan Jembatan Suramadu pertama kali dilaksanakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 1993. https://bpws.go.id/index.php?option=com_k2&view=item&id=172:perencanaan-oleh-bppt&Itemid=755 Diarsipkan 2021-08-08 di Wayback Machine.
  2. ^ http://surabaya.detik.com/read/2009/06/10/102911/1145299/466/resmikan-suramadu-sby-disambut-tarian-buang-sial