Jona Senilagakali | |
---|---|
Perdana Menteri Fiji | |
Masa jabatan 5 Desember 2006 – 4 Januari 2007 | |
Presiden | Frank Bainimarama |
Informasi pribadi | |
Lahir | Lakeba, Fiji | 8 November 1929
Meninggal | 26 Oktober 2011 Suva, Fiji[butuh rujukan] | (umur 81)
Partai politik | Independen |
Anak | 5 |
Sunting kotak info • L • B |
Dr. Jona Baravilala Senilagakali (8 November 1929 – 26 Oktober 2011)[1] adalah seorang dokter yang ditunjuk menjadi Perdana Menteri Fiji sementara oleh Frank Bainimarama pada tanggal 5 Desember 2006, setelah kudeta militer di Fiji.
Senilagakali dianggap oleh sebagian orang sebagai dokter yang paling terkenal dan dihormati di seluruh Fiji, karena sebelumnya ia pernah menjadi presiden Perhimpunan Dokter Fiji, sebelum menjadi dokter untuk Angkatan Bersenjata Fiji. Baru-baru ini ia mendapat kehormatan dari International Biographical Centre, di Cambridge, Inggris, yang menganugerahinya dengan IBC Achievement Award sebagai pengakuan atas sumbangannya yang menonjol terhadap pelayanan kesehatan di Fiji. IBC mengatakan bahwa penghargaan itu diberikan setelah penyelidikan yang mendalam atas kualifikasi masing-masing kandidat oleh anggota-anggota penelitian IBC dan dewan penasihatnya.[2]
Pada hari pertama tugasnya sebagai perdana menteri, Senilagakali mengalami penolakan dalam upacara wisuda Sekolah Kedokteran Fiji. Surat kabar Fiji Times melaporkan bahwa seorang dosen yang tidak disebutkan namanya, yang juga seorang ketua suku, berkata kepadanya bahwa kesediaannya untuk mengepalai sebuah pemerintahan boneka militer adalah tindakan yang memalukan dan tidak layak bagi sekolah itu. Ia meninggalkan tempat itu sebelum upacara dimulai.[3]
Senilagakali menikah dan mempunyai lima anak dan lima cucu. Ia adalah seorang pengkhotbah awam di Gereja Methodis Fiji dan Rotuma, denominiasi Kristen terbesar di Fiji. Namun ia berbenturan dengan perlawanan dari Gerejanya terhadap perebutan kekuasaan oleh militer. Katanya, ia sangat aktif di gereja sebagai seorang pengkhotbah awam dan sebagai penerjemah konstitusi Gereja. Ia mengatakan kepada kantor berita Fiji Live bahwa ia menerjemahkan konstitusi itu sendirian, antara 1987 dan 1989.[4]
Setelah menjadi perdana menteri, Senilagakali mengakui bahwa kudeta itu ilegal tetapi dapat dibenarkan dengan mengklaim bahwa pemerintah Laisenia Qarase, yang digulingkan Bainimarama, itu lebih buruk. Ia berkata bahwa ia telah diperintahkan oleh Bainimarama untuk mengambil jabatan pertdana menteri, dan bahwa pengangkatannya itu merupakan sebuah kejutan baginya. Ia juga berkata bahwa pemilihan umum yang baru dapat diselenggarakan sekitar dua tahun lagi.[5]