Bagian dari seri |
Sosialisme |
---|
Kepemilikan kolektif adalah kepemilikan alat produksi oleh semua anggota suatu kelompok untuk kepentingan semua anggota tersebut.[1][2] Lingkup dari kelompok ini secara luas dapat mencakup keseluruhan masyarakat dan secara sempit sampai dengan rekan kerja di perusahaan tertentu (seperti pertanian kolektif). Dalam istilah yang sempit, istilah ini dibedakan dari kepemilikan umum, artinya memiliki akses terbuka, pengendalian aset bersama, dan tidak adanya kepemilikan.
Kepemilikan kolektif alat produksi adalah karakteristik dari sosialisme,[3] ketika kepemilikan kolektif merujuk pada kepemilikan oleh semua anggota masyarakat atau kepemilikan koperatif oleh anggota organisasi. Lebih umumnya mengacu pada kepemilikan kelompok (seperti melalui organanisasi koperasi) sebagai kebalikan dari kepemilikan publik.[4]
There are three broad forms of property ownership – private, public, and collective (cooperative). Under private ownership, the three ownership rights ultimately belong to individuals, subject to limitations of disposition, use, and earnings. Under public ownership, these rights belong to the state. With collective ownership, property rights belong to the members of the collective.
Socialism is an economic system characterized by state or collective ownership of the means of production, land, and capital.
According to these definitions, socialism can be a theoretical or political idea that advocates a particular way of organizing economic and political life. It can be an actual economic system in which the state owns and controls resources, or it can be a system of collective or group ownership of property.